Anak-anak saya, Galuna dan Sheva, lahir dengan jarak waktu 15 bulan. Ya, saya mulai mengandung Sheva tepat ketika Galuna berusia enam bulan selesai ASI eksklusif dan mulai makan MPASI. Ada yang bilang kalau ASI adalah KB alami sehingga saat kita memberikan ASI eksklusif, kehamilan tidak akan terjadi (walaupun ternyata tidak juga). Ketika Galuna memasuki usia enam bulan, banyak yang menyarankan agar saya segera memasang alat kontrasepsi agar tidak 'kebobolan'. Namun karena saya dan suami tidak berencana untuk KB, akhirnya memang langsung diberi rezeki berupa kehamilan kedua.
Walaupun senang, tentunya banyak tantangan hamil di saat anak pertama masih bayi. Salah satu hal yang membuat saya stress di awal kehamilan adalah masalah pemberian ASI untuk Galuna. Banyak yang bilang bahwa ASI ibu hamil itu tidak boleh diberikan karena kandungan gizinya sudah berkurang, bahkan ada mitos yang bilang beracun dan ada darah janin di situ. Sementara Galuna masih enam bulan, saya ingin asupan susunya hanya dari ASI sampai umur setahun, baru setelah itu berencana menambahkan UHT. Setelah berkonsultasi ke dokter spesialis anak dan dokter spesialis kandungan, syukurnya mereka menyatakan bahwa aman-aman saja untuk memberikan ASI di saat hamil dengan syarat kesehatan saya baik dan saya harus mengonsumsi nutrisi yang cukup untuk memberikan ASI maupun untuk pertumbuhan janin.
Akhirnya saya mantap menyusui seperti biasa. Memang, kuantitas ASI menurun namun hal ini terbantu dengan stok ASIP berlimpah yang saya siapkan sebelum hamil kembali. Kenaikan berat badan Galuna tetap sesuai dengan growth chart ideal, sehingga hati saya lega. Namun seperti biasa, tetap banyak yang tidak mendukung pemberian ASI saat hamil ini, baik dari keluarga, teman-teman dan ibu-ibu lain. Ketika saya bilang Galuna sehat-sehat saja, mereka bertanya balik, "Lalu gizi adiknya bagaimana?". Bahkan ada yang mengatakan menyusui saat hamil akan menggugurkan kandungan. Hal ini sempat membuat saya merasa down dan berpengaruh ke produksi ASI. Saya pun meningkatkan kunjungan ke dokter kandungan untuk memastikan perkembangan janin normal, baik dari segi berat dan ukuran maupun perkembangan organ tubuhnya. Ketika semuanya ternyata normal, saya menguatkan diri untuk terus menyusui Galuna hingga adiknya lahir. Suami pun sangat mendukung keputusan ini. Dukungan suami merupakan hal yang membuat saya sangat bersyukur, karena tanpanya tidak mungkin rasanya saya berhasil melewati kehamilan sambil terus menyusui.
[caption id="attachment_109938" align="aligncenter" width="400" caption="(gambar: www.freedigitalphotos.net)"][/caption]
Berdasarkan pengalaman saya menyusui ketika hamil, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila mama bertekad tetap menyusui selama hamil:
- Selalu konsultasikan dengan dokter spesialis anak, dokter spesialis kandungan, dan bila perlu ke konselor ASI. Saya beruntung ketika hamil anak kedua dengan kondisi tubuh prima dan memungkinkan untuk menyusui. Namun apabila urban mama memiliki riwayat kesehatan khusus atau kondisi kehamilan tidak memungkinkan untuk tetap menyusui, selalu utamakanlah kesehatan urban mama, si kecil, dan calon adiknya.
- Konsumsi nutrisi yang cukup. Kalau ibu hamil atau ibu menyusui katanya 'makan untuk dua orang', maka ibu hamil sambil menyusui 'makan untuk tiga orang'. Singkatnya, saya selalu makan dengan frekuensi sering dan jumlah yang cukup selama menyusui saat hamil. Untuk memastikan asupan gizi mama terjaga, konsultasikan juga hal ini dengan dokter.
- Jika tidak berselera atau mual karena hamil, makanlah yang mama sukai. Tidak bisa dipungkiri saat trimester awal kehamilan bawaannya malas makan karena mual. Makan sayur bayam dengan jagung kukus? Ugh, rasanya saya mual sekali membayangkannya. Ketika malas makan seperti ini, biasanya saya makan apa saja yang sedang ingin dimakan, daripada perut tidak terisi sama sekali. Saat sudah tidak mual lagi, saya menambah asupan nutrisinya dengan makan buah banyak-banyak.
- Pompalah ASI lebih sering dari biasanya. Ini tips untuk berjaga-jaga seandainya di bulan-bulan mendatang produksi ASI berkurang atau malahan terhenti. Ketika ada waktu luang sedikit di kantor, saya langsung pumping walaupun hasilnya sedikit. Sewaktu produksi ASI masih banyak dan ketika belum hamil kembali, stok ASI yang di freezer sering saya buang karena hasil pompa hari ini sudah lebih dari cukup untuk diminum Galuna. Saat itu saya bisa memompa 9 botol isi 150 ml sementara Galuna rata-rata hanya minum 4-5 botol (saat istirahat siang saya pulang untuk menyusui sehingga Galuna tidak banyak minum ASIP).
- Buat manajemen ASIP yang paling pas untuk mama. Ketika mulai hamil, saya sadar bahwa stok ASIP di freezer harus diberdayakan agar Galuna bisa minum ASIP selama mungkin. Kalau sebelum saya hamil kembali Galuna selalu minum ASIP segar yang baru dipompa hari itu, maka ketika hamil saya pakai metode first in first out. Tujuannya agar saat nanti ASI saya sedikit atau sudah tidak keluar, ASIP yang ada di freezer belum kadaluwarsa.
- Jaga kesehatan. Ini sangat penting, karena ada dua orang yang sekarang kelangsungan hidupnya bergantung pada mama. Selain cukup makan, urban mama juga harus cukup bergerak dan cukup istirahat.
- Bekali diri dengan pengetahuan yang cukup. Hal ini penting untuk membuat kita tetap bisa berpikir positif dan mengabaikan komentar negatif sekitar. Penting sekali untuk tetap tenang di saat banyak orang di sekitar meragukan keputusan mama untuk menyusui di saat hamil.
- Terakhir, percaya bahwa kita mampu. Kekuatan sugesti itu luar biasa lho, mama. Saya selalu berusaha mensugesti diri dengan pikiran positif bahwa saya mampu membesarkan kandungan dengan baik dan mampu menyusui si kakak dengan baik.
Thx banget moms kisahnya. Lebih kurang sama denganku, kesundulan di aat bayiku umur 8 bulan. Saya jg ga KB, tp berencana jeda 2 th. Tapi, wallahualam alhamdulillah masih diizinkan untuk hamil lagi. Cuma permasalahan saya adalah dari hamil anak pertama sampai menyusui saya sangat suah makan. Alhamdulillah stok ASIP banyak bahkan sampai sebelum tau saya hamil masih jadi donor asip tetap teman suami. Dan pertumbuhan anak saya ukuran BBnya termasuk di atas rata2.
Tapi, entah sugesti atau memang kebetulan, setelah tau hamil semua berubah. Biasa bawa pulang asip dari 6-8 botol, setelah tau menjadi 3 botol bahkan sekarang (kandungan 10 minggu) 2x pumping di kantor hanya menghasilkan 150ml. Dan anak saya pun beberapa kali sakit, terakhir karena virus. Apa memang hanya kebetulan atau ada korelasi dengan kesundulan itu?
mama friska, makasih yaa... mudah2an sheva bisa lulus ASI sampai genap 2 tahun nih... udah setengah jalan... :)
awwww...keren banget mama galuna. emang banyak banget yg komen spt itu, dan mama2 perlu punya pengetahuan ekstra ya untuk menempis komen orang2...
happy breastfeeding buat sheva :)
mama amayas... tosss...
oiya, bener mama... aku kok baru keingat yah, dokterku pernah mengingatkan juga ttg kemungkinan itu, cuma aku sendiri kemarin alhamdulillah ga ngerasain.... sayang ya aku lupa tulis, trims tambahan poinnya mama...
anak pertama dan kedua saya pun bedanya 15 bulan, percis sama.. awalnya saya juga melakukan NWP, tidak ada keluhan sama sekali, sampai saat usia kandungan 27w saya mengalami KPD, ternyata beberapa hal penyebab KPD salah satunya muncul kontraksi saat saya menyusui, walau saya tidak merasakannya sama sekali. Dokter bilang toleransi sakit saya tinggi. Sedikit point tambahan tentang kontraksi itu ya mama Wulan, peluk buat Galuna & Sheva ;)