Dari seluruh stok bahan makanan di rumah, yang jadi salah satu favorit kami sekeluarga adalah keju. Ya, produk olahan dari susu yang satu ini terkenal lezat sekaligus kaya gizi. Nutrisi dalam keju bisa dikatakan setara dengan beberapa gelas susu; untuk menghasilkan 1 kg keju saja dibutuhkan sekitar 10 liter susu. Keju dikenal sebagai salah satu sumber terbaik protein, lemak, vitamin D, E, dan K. Kalsium dan fosfor yang banyak terkandung dalam keju bagus untuk pertumbuhan gigi dan tulang anak. Mengkombinasikan keju dengan sumber protein lain seperti telur dan ikan mampu mencukupi kebutuhan protein harian anak, bagus untuk pembentukan massa otot.
Putri saya, Alma, dikenalkan dengan keju sejak berusia 12 bulan. Saat itu Alma sudah melahap makanan padat dan mulai dikenalkan dengan rasa asin alami dari makanan, bukan dari penambahan garam secara langsung. Salah satu bahan makanan yang asinnya alami ya keju ini. Biasanya keju tersebut saya tambahkan pada nugget, nasi tim, atau saus 'sakti' yang disiram ke pasta dan sayuran kukus. Sebelumnya Alma sempat bosan dan pilih-pilih makanan, tetapi sejak ditambahkan keju, saya perhatikan nafsu makannya membaik. Tahukah Urban mama bahwa keju adalah salah satu penguat rasa alami? Ya, rasa khas keju yang hadir dari kandungan protein memberikan rasa gurih (umami) pada makanan.
Saat memilih keju untuk Alma, saya selalu menggunakan keju yang dibuat dari susu yang sudah dipasteurisasi. Kenapa? Pasteurisasi pada susu menghentikan pertumbuhan bakteri patogen berbahaya (E. Coli, Salmonella, Listeria) dalam raw milk, sehingga mencegah terjadinya infeksi pada saluran pencernaan akibat kontaminasi bakteri. Awalnya untuk mengenalkan keju kepada Alma, saya beri keju lembut (soft cheese) seperti cream cheese dan mozzarella. Keju lembut memiliki citarasa yang mild dan kandungan garamnya relatif rendah. Cream cheese biasanya saya pakai untuk nasi tim & risotto, sementara mozzarella untuk pasta panggang. Setelah terbiasa (dan ternyata anaknya suka!), mulai deh naik tingkat dikenalkan ke keju yang rasanya lebih kuat. Pilihan saya adalah keju cheddar. Keju cheddar ini bentuknya lebih padat, bisa disajikan dalam bentuk lembaran untuk roti isi, diparut untuk topping muffin dan cake, serta dicampur bersama soft cheese untuk isi pasta panggang dan omelet. Jenis hard cheese ini yang relatif sering saya pakai karena mudah ditemukan di supermarket. Untuk saus-saus pasta dan cookies yang membutuhkan citarasa keju lebih kuat, saya lebih suka menggunakan hard cheese seperti parmesan dan edam. Alma suka sekali melahap pasta aglio oilo yang diberi sedikit taburan parmesan, dan tebak cookies kesukaannya apa? Nastar keju. Pemakaian hard cheese ini memang tidak perlu sebanyak processed cheese karena cukup asin dan aromanya kuat.
Saat Alma mulai sekolah, bisa saya akui kalau menyiapkan bekal makanan dan snack untuk Alma menjadi lebih mudah karena ada keju ini. Alma suka saya bawakan bekal makanan berupa roti isi keju-telur-ikan dan sayuran kukus atau buah-buahan segar yang diberi cocolan krim keju. Karena padat kalori serta relatif rendah gula, keju menyediakan energi yang cukup untuk anak dengan banyak aktivitas tanpa harus diintai bahaya kegemukan atau kecanduan makanan manis-manis.
Biasanya untuk makanan sepinggan, paling banyak saya menggunakan keju sebanyak 1 cup (250 ml) saja. Untuk sarapan, favorit kami adalah pancake-waffle topping keju atau roti isi selembar cheddar atau hard cheese yang diberi potongan tomat dan telur rebus atau pisang-cokelat. Untuk omelet, biasanya saya mencampurkan keju parut setelah telurnya matang lalu dilipat sehingga tidak ada keju yang mengerak lengket di penggorengan. Untuk melelehkan keju, saya suka mencampurkan keju parut dengan susu dengan perbandingan 1:1; untuk fondue saya tambahkan lagi 1/4 cup apple cider juice atau kaldu sapi. Satu lagi, selalu simpan keju di kulkas dan setelah dikeluarkan dari kemasan karton, keju tersebut segera dipindahkan ke wadah plastik dengan tutup yang kedap udara. Untuk mencegah permukaan keju menjadi kering susah diparut, saya mengoleskan secolek mentega/margarin ke permukaan bekas parutan.
Urban mama ada yang anak-anaknya suka keju? Punya masakan favorit andalan yang menggunakan keju? Atau trik-trik khusus mengenalkan keju dan susu untuk si kecil? Yuk berbagi ceritanya di sini
Terima kasih sharingnya Bu Ainii ... :)
Aii, menggoda banget ih makanannya..jadi pingin dimasakin juga hihi. Anip waktu masih balita juga doyan banget keju, apa-apa harus di-keju-in. Mungkin karena dari bayi dibiasain kalo bikin bubur pasti ditabur keju :p
Kalo sekarang keju-nya suka dibikin saus keju aja. TFS ya Ai :D
Wah ini juga favnya ayana. Kalo kliatan bosen sama sayur n lauknya, langsung ngacir ke dapur bikin telor dadar isi keju. Lanjut deh mo makan lagi ditemenin sayur n lauknya.
love cheese so much:* nice sharing mba aini:)
aiiii, jadi laper lihat makanannya, bagi ga? hehe. Emang keju itu pasti jadi rebutan di rumah hehe