Kelas Ibu Hamil #TUMMeTime: 'Siap Tempur' Berikan ASI Ekslusif

Oleh Febi pada Senin, 31 Oktober 2016
Seputar Activities
Kelas Ibu Hamil #TUMMeTime: 'Siap Tempur' Berikan ASI Ekslusif

Kehamilan kedua tak lantas membuat saya berhenti belajar. Ketika The Urban Mama mengadakan #TUMMeTime kelas ibu hamil bersama Konselor Menyusui Fatimah Berliana Monika, saya langsung mendaftar. Soalnya hanya 10 orang beruntung yang bisa berpartisipasi dalam kelas gratis ini. Dan Alhamdulillah, saya salah satu orang yang beruntung.

Saya sudah membaca buku Mbak Monika sejak awal-awal menyusui anak pertama. Sedikit menyesal karena baru beli bukunya pascamelahirkan. Persiapan dan bekal ilmu menyusui seharusnya sudah mantap saat masih mengandung sang buah hati, bahkan lebih bagus lagi sejak merencanakan kehamilan. Jadi, beruntung sekali Urban Mamas yang mengikuti acara ini saat hamil anak pertama.

Pada acara ini, seakan-akan saya menyegarkan kembali ragam wawasan seputar menyusui. Pada sesi tanya jawab, saya juga berkesempatan untuk mengonfirmasi hal-hal yang menjadi tanda tanya besar selama ini. Mulai dari menyusui saat hamil, tandem nursing, keberhasilan inisiasi menyusu dini, sampai birth plan, akhirnya terjawab sudah lewat kelas ini. Kebetulan saat ini usia kandungan saya menginjak 7 bulan dan si calon kakak berusia 13 bulan.

 Nah, berikut poin-poin menarik dari kelas ibu hamil #TUMMeTime berdasarkan catatan kecil saya. 

1. Apa saja yang dipersiapkan untuk persalinan nanti? Beberapa di antaranya ‘belanja; rumah sakit yang pro-ASI dan pronormal, pengajuan rencana kelahiran (birth plan), pendamping persalinan, dan perlengkapan menyusui. Tapi, Mba Monik menekankan “bekal ilmu” sebagai persiapan terpenting. Bekal ilmu inilah yang akan membuat sang ibu percaya diri dan kritis dalam menyukseskan pemberian ASI eksklusif sejak bayi di rumah sakit. Jadi, penting banget bagi para bumil untuk mengikuti kelas-kelas edukasi seperti ini. 

2. Calon ibu perlu tahu indikasi C-section yang semestinya, misal plasenta previa (plasenta menutupi jalan lahir) dan posisi bayi sungsang. Kalaupun terpaksa C-section, pastikan sang ibu mengenali tipe-tipe bius yang tersedia. Mama disarankan memilih bius epidural atau lokal ketimbang bius total agar dapat segera melakukan inisiasi menyusu dini setelah melahirkan. Jika memilih bius total, mustahil IMD dapat dijalankan. Dari kelas ini saya pun jadi tahu, mama sudah harus mulai memerah ASI 6 jam setelah pulih dari persalinan. Tujuannya agar tubuh semakin terpacu memproduksi ASI. Selalu ingat prinsip supply and demand

3. Persiapkan birth plan dalam bentuk surat persetujuan antara pihak ibu dan rumah sakit agar 10 Langkah Keberhasilan Menyusui (LMKM) tercapai. Seperti pelaksaan IMD, rawat gabung, larangan pemberian susu formula, dot, maupun empeng, membantu ibu menerapkan teknik menyusui yang benar, dan lainnya.  

Jika berniat mengajukan birth plan, mama bisa menyampaikannya melalui dokter kandungan yang akan menangani persalinan kita. Bisa juga mama menyerahkan surat tersebut langsung ke bagian manajemen RS. Jangan lupa, bayi baru lahir berhak mendapat suntikan vaksin Hepatitis B dan vitamin K serta salep antibiotik untuk mata. Prosedur seperti inilah yang bisa mama cantumkan juga dalam surat persetujuan. Tahukah mama, birth plan ini menjadi bagian dari SOP banyak rumah sakit di Amerika Serikat? Bedanya, pasien mengisinya dalam bentuk check list

4. Formula ASI adalah yang terbaik bagi bayi manusia. Misal, kandungan laktosanya tinggi karena Tuhan menginginkan otak bayi manusia berkembang dengan optimal lebih dahulu. Kadar kalsiumnya pun rendah sehingga ginjal bayi yang belum sempurna dapat mencernanya dengan mudah. Berbeda dengan susu sapi yang lebih kaya akan kalsium karena ‘dirancang’ untuk menunjang kemampuan bayi sapi untuk belajar berdiri dan berjalan lebih dahulu. Kira-kira begitu analoginya.

ASI juga mengandung komponen yang tak ada dalam susu formula seperti antiinfeksi. Bahkan pemberian ASI dalam jangka panjang bisa memberikan antikanker pada bayi. Perpaduan zat besi dan vitamin C yang tinggi dalam ASI juga membuat penyerapan besi pada bayi lebih optimal ketimbang susu formula. Melalui ASI, bayi terlindungi dari penyakit seperti pneumonia, diare, otitis media/infeksi telinga, karies gigi, asma, dan sepsis (infeksi berat pada aliran darah yang berpengaruh terhadap organ tubuh). Begitupun manfaatnya dalam mencegah stunting (tubuh pendek) yang ternyata dapat mengganggu perkembangan otak.

Sementara Urban Mama juga perlu waspada dengan efek samping pemberian susu formula sejak dini. Salah satunya diare karena kadar caseinnya yang tinggi. Peredaran susu formula di Indonesia minim regulasi. Padahal di negara-negara maju, pemberian susu formula harus berdasarkan resep dokter. 

5. Dari sisi ibu, ragam manfaat menyusui langsung jangka pendek, di antaranya menyelamatkan nyawa ibu karena mengurangi pendarahan dan memulihkan rahim. Jangka panjangnya, mencegah kanker payudara dan ovarium juga diabetes.

6. Ibu harus menjaga asupan gizi buah hati bahkan sejak hamil. Dua yang terpenting adalah zat besi dan asam folat. Lebih dari 48 persen bayi di Indonesia menderita anemia defisiensi besi karena sang ibu kekurangan zat besi. Sementara asam folat penting, di antaranya untuk pembentukan tempurung kepala bayi. 

7. Idealnya, MPASI diberikan saat bayi berusia 6 bulan. Ini berdasarkan riset puluhan tahun lembaga kesehatan dunia. MPASI dini dapat menyebabkan mulai dari gagal tumbuh sampai gangguan saluran pencernaan akut. Sementara menunda MPASI dapat menyebabkan anak malnutrisi karrna ASI tak lagi menjadi sumber utama asupan gizi.

8. Apakah bayiku memperoleh cukup ASI? Bayi sebaiknya menyusu sekehendaknya, namun rata-rata berlangsung 15 menit per sesi. Waspada jika bayi menyusu sampai 1 jam yang menunjukkan kurang efektifnya proses menyusui.

Ciri-ciri pelekatan yang tepat:

  • Aerola bawah tidak terlihat dan hanya sedikit bagian yang terlihat dari aerola bagian atas
  • Dagu bayi menempel pada payudara
  • Bibir bawah bayi terputar keluar
  • Tidak ada bunyi mengecap saat menyusu
  • Pipi bayi membulat dan ada suara menelan
  • Hidung menghadap putting, namun tidak menempel pada payudara (bayi bisa bernafas dengan baik)

9. Bagaimana jika bayi memiliki tongue tie atau tali lidah? Dengan bantuan dokter atau konselor laktasi, parah atau tidaknya tongue tie pada bayi bisa diukur berdasarkan penilaian Hazelbaker Score. Tidak semua tongue tie memerlukan insisi.

10. Bagaimana dengan ibu yang akan melakukan tandem nursing seperti saya? Utamakan si adik terpenuhi nutrisinya terlebih dahulu, tak terkecuali kolostrum saat hari-hari pertama kelahiran. Setelah si adik puas, barulah tiba giliran si kakak untuk menyusu. Pasalnya, pada anak di atas setahun, menyusui lebih untuk mempertahankan ikatan ibu dan anak (bonding) ketimbang memenuhi kebutuhan nutrisinya.

 

Masih banyak lagi wawasan yang dibahas di kelas ini. Mbak Monik juga mengingatkan kondisi psikologis ibu pascapersalinan tak kalah penting untuk diperhatikan karena kadar hormon progesteron yang menurun drastis. Di sinilah support group seperti suami, ibu kandung, ibu mertua, dan lainnya berperan dalam menjaga suasana hati sang ibu. 

Last but not least, saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada The Urban Mama yang memberikan kesempatan kepada kami, para bumil, untuk membekali diri lebih mantap lagi lewat #TUMMeTime. Masih terekam jelas keramahan The Ninit dan pengurus TUM lainnya dalam menyambut kami. Begitupun teruntuk Mbak Monik yang tak kenal lelah membuka wawasan tentang sejuta manfaat ASI dan menyusui. Terima kasih banyak atas bekal ilmu yang begitu bermanfaat.

Saya pun menjadi lebih siap tempur memberikan ASI eksklusif kepada anak kedua nanti. Doakan ya, Urban Mama! 

Kategori Terkait


Tag Terkait

9 Komentar
half of Me May 17, 2017 12:10 am

WAHHH INI KAPAN LAGIII KAHH? Huhuhuhu mau bangettt.. Apalagi aku yang lagi tandem nursing hehehe.. Wlaaupun udh pernah melalui masa hamil melahirkan dan menyusui, tapi teteeepppp.. Masih mau belajar dan cari tauuuu terus :)


Semoga diadakan lagi acaranya.. Aminnn

suria riza
suria riza October 31, 2016 5:51 pm

aku sedihhhh telaaaah daftar huhuhu

Febi
Febi October 31, 2016 3:37 pm

Terima kasih banyak sudah berbagi ilmu dengan kami, Mbak Monik. May Allah bless you and your family. Amin :)

Yuuk (hamil lagi), Mba Rian. Hahahaha :D Aku juga nggak sukses berikan ASIX untuk anak pertama, semoga yang kedua nanti lebih baik.

@Teh Ninit: terima kasih atas waktu dan kesempatannya. Terima kasih juga telah sediakan ruang untuk berbagi hasil belajar kemarin :)

Fatimah Berliana Monika
Fatimah Berliana Monika October 31, 2016 11:56 am

Mama Maherani,

Wah senangnya sudah mau lulus S3 ASI :)

Next kapan lagi? Organizer nya TUM, saya tinggal diundang aja :)

-Monik

mahareni October 31, 2016 11:52 am

next acara kapan lg mba monik.. ?aku alhamdulillah sdh mau 2thn lulus asiX .. mau buat adik ipar dan sepupu yg lg hamidun...