Menaklukkan Picky Eater

Oleh dhira rahman pada Selasa, 02 Februari 2010
Seputar Tips

Picky eater adalah ketakutan terbesar dari orang tua (terutama ibu). Bayangkan jika anak anda hanya mau makan karbohidrat saja, atau segala makanan yang berwarna hijau ditolaknya, bisa juga anything with cheese on top!



*model: Kenzie Maliq Nayzuko, dikirim oleh Nandra Janniata



Mama sibuk memasak aneka menu mulai dari yang makan waktu 3 menit membuatnya sampai yang 3 jam memasaknya. Mulai dari yang berbumbu seadanya sampai bumbu sekomplit-komplitnya. Anak tetap mingkem ngga mau makan, atau makan sih, sesendok, lalu sudah. Jangan keburu bersedih. It’s not your cooking. It’s your genes.

Studi terbaru menunjukkan, bahwa picky eater sangat MUNGKIN diturunkan dari orang tua kepada anak. Dari link ini saya kutipkan:



The study, led by Dr. Lucy Cooke of the department of epidemiology and public health at University College London, was published in the American Journal of Clinical Nutrition in August. Dr. Cooke and others in the field believe it is the first to use a standard scale to investigate the contribution of genetics and environment to childhood neophobia. According to the report, 78 percent is genetic and the other 22 percent environmental.



Umumnya anak belum mulai menjadi picky eater sampai kurang lebih usia 2 tahunan. Mereka masih dengan mudah menerima aneka macam makanan yang disediakan. Setelah menginjak usia 2 tahun, barulah "kegemparan saat makan" umumnya dimulai. Fase ini umumnya akan bertahan hingga usia 4-5 tahun.


Menurut Ellyn Satter, ahli nutrisi anak sekaligus penulis "Child of Mine: Feeding With Love and Good Sense" (Bull Publishing, 2000) Tiap anak memiliki kesukaan dan ketidak sukaan yang berbeda-beda. Hal ini juga dipengaruhi secara genetis, anak laki-laki juga cenderung lebih picky daripada anak perempuan.


Okay, cukup untuk picky-eater-comes-from-genes’s thing. Permasalahannya adalah bagaimana menangani picky eater? berikut ada beberapa tips yang saya kumpulkan dari beberapa sumber, yang dirangkaikan dengan pengalaman pribadi saya. Semoga membantu para urban Mama dan urban Papa.


Diterjemahkan bebas dari askdrsears.com ; mayoclinic.com ; babycenter.com dan kidscooking.about.com



  1. Tawarkan makanan dalam porsi kecil.

  2. Celup (saus keju, jus buah kental, yoghurt).

  3. Oles (selai kacang, mayo buatan sendiri, cheese spread).

  4. Topping (bubuhi dengan topping kesukaannya).

  5. Minum (buatlah smoothie, shakes).

  6. Tampilkan semenarik mungkin, hias dan tatalah seatraktif mungkin.

  7. Sembunyikan makanan yang tidak disukai anak anda dalam makanan lain yang disukainya. Saya membuat spinach raviolli with cheese sauce untuk Zua ketika dia tidak mau makan bayam.

  8. Ajak anak untuk terlibat dalam proses pembuatan makanannya, cobalah mengikuti resep-resep mudah di majalah, atau di website kita tercinta, www.theurbanmama.com

  9. Rileks. Jangan tegang, sebisa mungkin berilah makan anak anda dalam keadaan anda sendiri kenyang, amat membantu meminimalisir stress.

  10. Jangan memaksa anak untuk makan. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan untuk anak, ceritakan dongeng tentang makanannya, jangan buat anak merasa waktu makan adalah "waktu teror".

  11. Kurangilah hal-hal yang bisa mengalihkan perhatiannya untuk makan. Matikan televisi, hindarkan teriakan-teriakan dari kakak atau adik.

  12. Buat orang tua, carilah teman sependeritaan! Bergabunglah di milis, di forum, siapa tahu bila anda bertukar pikiran masalah anda akan ada jalan keluarnya.


 


Sekali lagi, banyak sekali anak-anak didunia ini yang menjadi picky eater. Kadang kala anak hanya sedang malas makan, tapi kita menjudge-nya picky eater, kalau memang begitu, rilekslah urban Mama! Tarik napas panjang, alihkan perhatian anda sampai anda merasa siap lagi untuk menghadapi anak anda.


Picky eater adalah ketakutan terbesar dari orang tua (terutama ibu). Bayangkan jika anak anda hanya mau makan karbohidrat saja, atau segala makanan yang berwarna hijau ditolaknya, bisa juga anything with cheese on top!

Mama sibuk memasak aneka menu mulai dari yang makan waktu 3 menit membuatnya sampai yang 3 jam memasaknya. Mulai dari yang berbumbu seadanya sampai bumbu sekomplit-komplitnya. Anak tetap mingkem ngga mau makan, atau makan sih, sesendok, lalu sudah. Jangan keburu bersedih. It’s not your cooking. It’s your genes.

Studi terbaru menunjukkan, bahwa picky eater sangat MUNGKIN diturunkan dari orang tua kepada anak. Dari link http://www.nytimes.com/2007/10/10/dining/10pick.html?pagewanted=1&_r=1 saya kutipkan :

    The study, led by Dr. Lucy Cooke of the department of epidemiology and public health at University College London, was published in the American Journal of Clinical Nutrition in August. Dr. Cooke and others in the field believe it is the first to use a standard scale to investigate the contribution of genetics and environment to childhood neophobia. According to the report, 78 percent is genetic and the other 22 percent environmental.

Umumnya anak belum mulai menjadi picky eater sampai kurang lebih usia 2 tahunan. Mereka masih dengan mudah menerima aneka macam makanan yang disediakan. Setelah menginjak usia 2 tahun, barulah "kegemparan saat makan" umumnya dimulai. Fase ini umumnya akan bertahan hingga usia 4-5 tahun.

Menurut Ellyn Satter, ahli nutrisi anak sekaligus penulis "Child of Mine: Feeding With Love and Good Sense" (Bull Publishing, 2000) Tiap anak memiliki kesukaan dan ketidak sukaan yang berbeda-beda. Hal ini juga dipengaruhi secara genetis, anak laki-laki juga cenderung lebih picky daripada anak perempuan.

Okay, cukup untuk picky-eater-comes-from-genes’s thing. Permasalahannya adalah bagaimana menangani picky eater? berikut ada beberapa tips yang saya kumpulkan dari beberapa sumber, yang dirangkaikan dengan pengalaman pribadi saya. Semoga membantu para urbanmama dan urbanpapa.

Diterjemahkan bebas dari askdrsears.com ; mayoclinic.com ; babycenter.com dan kidscooking.about.com

   1. Tawarkan makanan dalam porsi kecil
   2. Celup (saus keju, jus buah kental, yoghurt)
         1. Oles (selai kacang,mayo buatan sendiri, cheese spread)
         2. Topping (bubuhi dengan topping kesukaannya)
         3. Minum (buatlah smoothie, shakes)
         4. Tampilkan semenarik mungkin, hias dan tatalah seatraktif mungkin.
         5. Sembunyikan makanan yang tidak disukai anak anda dalam makanan lain yang disukainya. Saya membuat spinach raviolli with cheese sauce buat Zua ketika dia ogah makan bayam.
         6. Ajak anak untuk terlibat dalam proses pembuatan makanannya, cobalah mengikuti resep-resep mudah di majalah, atau di website kita tercinta, www.theurbanmama.com
         7. Rileks.Jangan tegang, sebisa mungkin berilah makan anak anda dalam keadaan anda sendiri kenyang, amat membantu meminimalisir stress.
         8. Jangan memaksa anak untuk makan. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan untuk anak, ceritakan dongeng tentang makanannya, jangan buat anak merasa waktu makan adalah ”waktu teror”.
         9. Kurangilah hal-hal yang bisa mengalihkan perhatiannya untuk makan. Matikan televisi, hindarkan teriakan-teriakan dari kakak atau adik.
        10. Buat orang tua, carilah teman sependeritaan!! Bergabunglah dimilis, diforum, siapa tahu bila anda bertukar pikiran masalah anda akan ada jalan keluarnya.


Sekali lagi, banyak sekali anak-anak didunia ini yang menjadi picky eater. Kadang kala anak hanya sedang malas makan, tapi kita menjudge-nya picky eater, kalau memang begitu, rilekslah mama!! Tarik nafas panjang, alihkan perhatian anda sampai anda merasa siap lagi untuk menghadapi anak anda. Ingatlah, ini lelucon saya dan beberapa mama ”kalau belum lolos ngadepin anak susah makan,belum resmi jadi mama”. Tenang, anda tak sendiri :)

Kategori Terkait


Tag Terkait

27 Komentar
Yenny Apriani September 20, 2010 4:55 pm

hiks..hiks.. anakku dr mulai MPASI 6bln sampe skrg 2 thn tetep ga mau makan, dr makanan yg "bagus" sampe akirnya modelan nugget di tolak smua, padahal neneknya punya catering and willing bikin apa aja klo cucunya mau makan :(

klo lihat kita bawa makannya dia aja udah jejeritan duluan and teriak kenyang, sampe ganti bbrp dokter and vitamin, ga ada kmajuan, wess akirnya cuma bisa pasrah and tetep berusaha

tp emang bener genetic kali ya, soalnya aku dulu juga terkenal begitu, kmrn adiknya mulai MPASI, lihat adiknya makan dia minta makan juga, tp ya cuma bbrp suap, abis itu balik lagi k habitnya..

nanti aku coba tips diatas deh, mungkin dia mau klo colak colek :)

TFS ya mom

Kristina February 10, 2010 3:22 pm

picky eater starts at 2? i hope my son will break the statement. amen.

Fariella
Fariella February 9, 2010 8:07 am

oohhh ternyata...every mama merasakan hal yang sama :) kirain aku aja..feels great then, ternyata ini bagian episode jadi mama, masaknya lamaaaaa, dimakan aja nggak..qiqiqi

Ade Kumalasari
Ade Kumalasari February 4, 2010 7:02 am

Jadi ingat suami saya bilang, "Mamanya aja susah makan kok maksa anaknya makan." Sampai saat ini Ayesha (19 bulan) hanya lahap kalau makan buah (apel, pear, anggur, mangga, pisang, jeruk, semangka, melon). Asupan karbohidrat dan proteinnya sedikit banget. Untung dia suka minum susu banyak.

Melati Suryaningtyas Lahamuddin
Melati Suryaningtyas Lahamuddin February 3, 2010 10:50 am

Percaya bgt tuh yg namanya picky eater keturunan. Soalnya sejak kecil saya sendiri ngga doyan nasi, maunya kentang terus. Pas hamil Nevan (now 13m) juga sebel banget klo liat nasi, doyannya pasta, kentang dan semua makanan kecuali nasi. Pas Nevan umurnya 7 bulanan, saya suka bikin mashed potato atau puree kabocha, ubi dan lain2, lahap banget. Begitu mulai dikenalin bubur saring dari beras, makannya males2an. Klo engga diemut2 ya disembur2, pokoknya susaaahhh bgt. Akhirnya, saya ikutin aja makanan kesukaannya, misalnya kentang. Berbagai variasi kentang, mulai di mashed, dibikin pastel tutup sampai perkedel saya coba dan Alhamdulillah selalu dihabiskan. Lama-lama saya tambahin dikit2 nasi setiap dia makan, prosentasenya tetep banyakan kentangnya sih, tapi bertahap lama2 dia jd terbiasa. sekarang dia udah makan table food dan nggak ada masalah.