Ini sebenernya catatan jalan-jalan saya yang terlupakan. Baru ketika saya buka-buka folder foto lama, saya ingat pernah berkunjung ke lokasi wisata unik ini. Bagaimana tidak unik, selama tinggal di Bandung dan beberapa kali main ke Tangkuban Parahu, saya belum pernah nyambangi Kawah Domas. Padahal letaknya tidak begitu jauh dari Kawah Ratu yang merupakan kawasan wisata utama komplek gunung Tangkuban Parahu.
Waktu itu teman-teman Papadino yang dari Belanda datang berkunjung, dan kami memang sengaja mencari kawasan wisata alam yang "Bandung banget." Jadilah di awal Januari, kami sekeluarga bersama tiga temannya berangkat ke Tangkuban Parahu. Karena hari itu jalanan cukup padat, kami baru tiba di Tangkuban Parahu sekitar jam 1 siang. Setelah puas melihat-lihat Kawah Ratu, kita tidak ingin langsung pulang. Kami bergerilya tanya sana-sini kawah mana lagi yang oke dikunjungi. Ternyata, gunung Tangkuban Parahu terdiri dari belasan kawah, dengan Kawah Ratu jadi yang paling besar. Di seberang Kawah Ratu juga ada kawah yang bisa dikunjungi, tapi untuk ke sana makan waktu sekitar 3 jam jalan kaki. Waah, tidak dulu deh.
Akhirnya, kami diarahkan pada Kawah Domas yang berlokasi di kanan Kawah Ratu. Kawah ini posisinya di bawah, jadi untuk sampai ke sana kami harus jalan kaki menuruni undakan-undakan sejauh kurang lebih 1,5km. Di awal perjalanan kami cukup takjub karena trail-nya mirip hutan-hutan di buku dongeng. Tapi separuhnya lagi mulai deh terasa pegal sekali di kaki.
Untungnya susah payah tadi terbayar begitu kita sampai di kawah. Genangan-genangan air panas alami menyembul dari bukitan batu di sana. Beberapa cukup hangat untuk berendam, sedang yang lainnya asik dipakai merebus telur. Lho? Telur? Iyaa...jadi sebelum kami sampai, kami membeli telur ayam beberapa buah, lengkap dengan gagangnya. Memang harganya jadi kemahalan sih tapi sepadan demi pengalaman wisata komplit di Kawah ini. Air panas yang bergolak dari dasar kawah membuat telur cepat matang. Rencananya kami mau makan telur rebus sambil luluran lumpur vulkanis, baru rendaman kaki. Eh apa mau dikata, tiba-tiba hujan besar turun menyapu seluruh kawasan, kami pun terpaksa berlindung di satu-satunya kios di situ. Karena hujan tak kunjung berhenti, akhirnya kita paksakan berangkat lagi supaya sampai di atas tidak terlalu malam.
Rupanya ada jalan altenatif menuju/dari Kawah Domas ke pintu masuk Tangkuban Parahu. Jalan ini tidak terlalu curam seperti jalan yang barusan kami lewati. Meskipun sisi kiri-nya jurang. Di jalan ini pula kita ketemu beberapa ojek yang menawarkan jasa mengantar sampai pintu. Berhubung kaki rasanya sudah pegal sekali ditambah hujan kian deras, kami masing-masing sepakat untuk naik ojek sampai pintu gerbang. Tarif ojeknya memang agak mahal, dari semula 40 ribu rupiah, berhasil kita tawar jadi 25 ribu per ojek.
Overall perjalanan kali ini cukup menyenangkan. Kami semua mendapat pengalaman baru, dan Anipchan juga dapet kebanggan baru karena berhasil menaklukkan jalur hiking yang cukup panjang, padahal 4 hari sebelumnya dia baru selesai di sunat!
Hanya ada beberapa hal yang dirasa cukup mengganggu, misalnya penjual yang heboh mengikuti kami, harga-harga yang dinaikkan berlipat sampai informasi yang kurang lengkap terkait tempat wisata. Buat wisatawan mancanegara juga harus ekstra hati-hati, karena kami sempat melihat beberapa wisatawan yang terus dibuntuti penjual di sana, dan harus membayar jualan dengan harga sangat mahal. Berikut tips & trick bila urban Mama Papa akan jalan-jalan ke Kawah Domas:
- Siapkan uang kecil, paling tidak pecahan puluhan. Biasakan menawar barang/jasa yang dijual
- Kalau memang tidak perlu sekali, disarankan tidak menyewa guide. Kalaupun perlu sekali, tawar dulu
- Bawa telur dan makanan/minuman kecil sendiri, karena harga jual di sana cukup tinggi
- Kalau bisa, bawa jas hujan/payung dari rumah. Biasanya mulai pukul 3 sore, kawasan Tangkuban Parahu akan dipenuhi kabut dan hujan rintik-rintik. Kalau lupa bawa mau tidak mau kita harus beli jas hujan di sana, yang lagi-lagi overpriced
- Hati-hati bagi yang tidak kuat jalan jauh, kondisi jalur di sana cukup licin. Sebaiknya ambil jalan alternatif dari gerbang Tangkuban Parahu, atau naik ojek kalau perlu
- Jangan lupa bawa baju hangat ya :)
Kawah Domas memang tempat wisata yang menarik. Perjalanan dari Kawah Ratu sampai ke bawah pun bisa jadi pengalaman yang penuh cerita dan tak terlupakan. Makin asik lagi kalau setelah dari Kawah Domas kita lanjutkan jalan-jalan ke pemandian air panas Sari Ater yang menenangkan. Pas untuk mengistirahatkan kaki sekaligus menikmati hangatnya air alami pegunungan.
Kawah DomasKawasan wisata Gunung Tangkuban ParahuJam buka: pkl. 7.00 - 17.00 HTM Gunung Tangkuban Parahu:Tiket Pengunjung Domestik:
Pengunjung Nusantara Rp. 13,000/orang
Kendaraan Roda Dua Rp. 5,000/kendaraan
Kendaraan Roda Empat Rp. 10,000/kendaraan
Kendaraan Roda Enam Rp. 20,000/kendaraan
Tiket Pengunjung Mancanegara:
Tiket Perorang Rp. 50,000/orang
Tiket Roda Dua Rp. 7,500/kendaraan
Kendaraan Roda Empat Rp. 15,000/kendaraan
Kendaraan Roda Enam Rp. 25,000/kendaraan
Udah beberapakali ke tangkuban parahu, tp baru tau nih info kawah domas.
makasi ya nggi, bener deh tipsnya lengkap beut!
Seru banget ini! Catet ah, kapan-kapan pengen ajak Albert ke situ... TFS Angie!
:(( dari dulu pengen ke bandung, tapi belum kesampaian. Semoga kalo kesampaian bisa maen ke eyang di Bandung, bisa maen ke kawah domas.. Baguss banget hutannya :)
Waah, makasih mama-mama semuanya. Senaang kalo jadi menginspirasi buat main ke sana juga, soalnya memang bagus & berasa bertualang jadinya hihi :p
Angie..seru banget jalan2 ke kawah domas ya? jadi pengen ngajak ken, caca, sabil ke sana. apalagi si abang dan kakak seneng sama jalan-jalan yang bertema 'petualangan' kaya gitu alias jalan2 outdoor, nggak nge-mol terus hehehe..
makasih ya, jadi terinspirasi banget nih..