Pulang kampung ke Indonesia tahun ini, saya menyempatkan diri berlibur di Bali bersama Alyssa, suami, Uti (nenek Alyssa) dan kedua tante saya. Saat bermain di Pantai Double Six Legian, Alyssa melihat banyak orang termasuk beberapa anak sedang belajar surfing. Alyssa pun merengek minta ikut les privat.
Pada awalnya kami menolak, tapi si Neng terus meminta dan meminta. Lama-lama, saya tidak tega juga. Akhirnya saya mulai cari-cari info. Kebetulan, tidak lama kemudian datang seorang instruktur yang menawarkan jasa. Saya langsung sreg dengan keramahan dan caranya membawakan diri. Tak lama kemudian, Alyssa pun mulai berlatih!
Pertama-tama, instruktur mengajarkan gerakan-gerakan dasar surfing di pantai, di atas pasir dengan bahasa Inggris. Saya sedikit was-was karena Al belum belajar bahasa Inggris secara formal, tapi ternyata ia paham semua instruksi yang diberikan.Al mendengarkan dengan tekun sambil mencontoh gaya instrukturnya. Setelah itu mereka segera terjun ke air.
Wah, saya langsung deg-degan! Hahaha. Padahal Al sendiri excited sekali! Pertama mencoba, Al langsung bisa berdiri di atas surfing board! Wow... bangga sekali rasanya saya! Kalau saya yang mencoba, pasti langsung terjungkal! Cukup lama juga Al bisa berdiri menjaga keseimbangan sampai akhirnya ia tercebur! Hati saya langsung berdetak kencang lagi. Ngeri kalau Al ngambek dan memutuskan untuk berhenti. Saya tahu dia benci kalau matanya kemasukan air! Apalagi air laut yang asin itu... pasti perih! Tapi ternyata tidak... begitu kepalanya nongol ke permukaan... saya disambut dengan wajah sumringah dan cengiran lebar!!! Dengan penuh semangat dia langsung menggiring papan selancarnya ke arah si instruktur lagi! Binar bangga terpancar dari mukanya!
Singkat cerita, pengalaman pertama belajar surfing sukses berat! Alyssa langsung ketagihan dan minta diizinkan untuk belajar surfing setiap hari selama ia di Bali.
Keesokan harinya, dengan penuh semangat Neng bangun, sarapan, dan langsung lari ke pantai lagi! Ia sudah ada "kencan" dengan Edy, instruktur surfing-nya. Setelah bermain air sebentar dan melakukan pemanasan, Al langsung mulai berlatih. Tapi kali ini, tidak semulus kemarin. Air sedikit surut sehingga arus lebih kencang dan lebih sulit menjaga keseimbangan. Belum lagi Al terlihat masih sedikit mengantuk ditambah mungkin ia terlalu excited sehingga justru jadi nervous! Berkali-kali Al tercebur karena gagal menyeimbangkan diri. Tak lama ia berhenti dengan mata berkaca-kaca. Edy menyarankan agar Al istirahat dulu.
Al cemberut, menangis lalu mogok main surfing. Ia tidak mau melanjutkan les-nya. Kami membujuk, mendorong bahkan sedikit memaksa. Jujur, saya merasa seperti Tiger Mom saat itu. Anak tidak mau surfing kok dipaksa? Bagaimana kalau nanti justru jatuh dan cedera? Kalau kemarin saya deg-degan karena excited, kali ini saya deg-degan karena pergulatan batin. Membiarkan Al berhenti atau memaksanya mencoba lagi.
Tapi saya dan suami sepakat, tidak akan membiarkan Al berhenti hanya karena ia berpikir ia gagal. Lagi pula, yang minta belajar sampai merengek kemarin kan ia sendiri? She has to finish what she started! Kami menekankan, jatuh itu biasa... dan tidak apa-apa. The real winner is the one who keeps on trying no matter how many times she falls. Dan jauh di dalam hati saya yakin Al memang suka dan kepingin mencoba lagi. Ia hanya takut. Takut gagal. And we do not accept that!
Akhirnya Al mau dibujuk main air dengan papanya dan si instruktur. Bersyukur sekali, Edy ini super sabar dan ramah. Saya memandangi dari kejauhan sambil komat-kamit berdoa supaya Al mau mencoba lagi. Setelah beberapa saat, terlihat Edy membantu Al naik papan surfing dan mengaitkan talinya di pergelangan kaki si Neng! YES! Doa saya makin kencang dalam hati. Semoga kali pertama Al mencoba, ia sukses untuk memulihkan rasa percaya dirinya. Eh ternyata ia tercebur lagi! Aduuuh... Untungnya Al langsung bangkit lagi dan mencoba kembali, kali kedua ia sukses berselancar. Yay!
Tepat seperti dugaan saya, Al kembali jatuh cinta dengan surfing. Esok harinya ia membuat "kencan" lagi dengan sang pelatih dan saat kami pulang ke Jakarta, dia sudah membuat rencana lagi untuk surfing di Bali next time! Kami senang sekali. Bukan hanya karena Alyssa berani mencoba satu pengalaman baru, tapi juga karena dia berhasil mengatasi rasa takut gagalnya!
Berikut ini beberapa tips belajar surfing untuk anak:
- Cari sekolah surfing yang terpercaya. Jujur saja, ini tidak saya terapkan karena kami tidak ada rencana belajar surfing sama sekali. Saya hanya mengandalkan intuisi saat berbicara dengan si pelatih. Karena ia terlihat sabar dan ramah, saya langsung merasa cocok.
- Gunakan tabir surya dan baju surfing/penangkal ultraviolet
- Pastikan anak sudah terbiasa dengan ombak dan air laut, kalau ia masih belum familiar dengan main ombak/berenang, sebaiknya tunda dulu belajar surfingnya.
- Sabar dan tekankan bahwa the most important thing is to stay safe and have fun!
- Jangan lupa pemanasan
- Biasanya latihan berlangsung sekitar 1,5 jam dengan jeda 10-15 menit. Kalau anak terlihat mulai capek, sebaiknya istirahat dulu. Surfing butuh konsentrasi dan fisik yang kuat. Fatigue bisa mengakibatkan kecelakaan!
- Pastikan kita tetap berada dekat si kecil, selain untuk memberikan semangat dan pujian juga membuat dia merasa lebih aman!
Happy surfing!!!!
wuiddiiiihhh... Neng Al mantaaappp.... she's a big gal now..
bertekad bebe D untuk nyobain surfing someday (which is masih 4 - 5 tahun lagi bwahaha) !
angle nya beneran pas benerrrr !
wihhh, neng al super keren and like a real pro gayanya! :*
Keren banget sih gayanya neng Al. Hebat berani surfing!
Neng Al,, kamu keren nya maksimal banget deh.