Tetap Terlihat Menarik Untuk Suami

Saya cinta suami saya. No doubt! Dan saya yakin ia juga demikian. Sampai... setelah anak kedua kami lahir, suami berkomentar "Kamu ngegym deh."

What?

'Kamu-ngegym-deh' kalau dalam kamus translasi bahasa perempuan saya itu adalah: kamu (yaitu saya) gendut!

Dan apakah setelah komentar suami itu saya ngegym? Tentu tidak.

Saya bukan tipe orang yang rajin olahraga. Lebih ke angin-anginan. Dulu saat kuliah, suka lari tapi mungkin hanya satu putaran dan setelah itu selesai. Kenapa saya tidak terlalu suka olahraga? Pertama, saya merasa sehat-sehat saja dan kedua, saya merasa berat badan saya masih oke. Kalau pun ada kenaikan, bisa saya kendalikan dengan baik. Kurangi makan dan voila, berat badan kembali ke berat semula. Tidak perlu usaha keras dengan olahraga untuk menurunkan berat badan.

Sebagai perempuan saya merasa wajar-wajar saja dong kalau berat badan saya naik setelah melahirkan dan menyusui anak. Jujur saja, saya tidak terlalu serius menanggapi request suami. Lagi pula, ngegym tidak murah juga.

Entah kenapa tiba-tiba saja suatu hari saya jadi serius memikirkan perkataan suami saya. Saya mengerti kalau suami saya adalah makhluk visual dan sebagai istri, tentu saya ingin jadi orang yang paling menarik menurut pandangannya. Menikah dan punya anak tidak berarti saya tidak perlu tampil menarik bagi suami. Justru harus sebaliknya. Lalu saya berkaca, melihat lengan saya yang tidak toned, perut jauh dari rata dan bagian lain yang mulai tidak jelas bentuknya. Ya, saya sehat tapi rasanya kurang fit. Saya merasa cepat lelah. Dan setelah merenungkan nasib ini (untungnya tidak sambil menangis) di pojokan, saya sampai pada kesimpulan... Ya, benar! Saya perlu dan harus ngegym.

Akhirnya saat me-time jalan-jalan di Senayan City, saya sengaja mampir ke Fitness First di lantai 6. Saya diajak tur. Dikenalkan dengan semua fasilitas yang ada di Fitness First. Kemudian saya ditimbang dengan alat khusus (tanita) untuk dianalisa. Detail sekali.

Setelah tur di Fitness First, saya pikir-pikir dulu di rumah sebelum akhirnya memutuskan untuk rutin berolahraga di sana. Saya juga memutuskan untuk berolahraga di bawah arahan Personal Trainer (PT) untuk membantu saya mencapai tujuan. Saya merasa memerlukan PT karena latar belakang saya yang tidak rutin berolahraga dan belum familiar menggunakan alat-alat yang ada karena belum pernah ngegym. Tanpa PT, saya merasa tersesat dalam mencapai tujuan saya.

Sebagian besar mungkin ada yang berpikir kalau PT itu orang yang strict dan menyeramkan. Di FF, yang saya rasakan PT-nya jauh dari kesan itu. PT-nya menyenangkan tapi honestly yang paling saya suka adalah PT-nya disiplin. Tepat waktu. Tiap pagi, saya selalu diingatkan waktu latihan. Buat saya penting deh punya PT yang disiplin dan tepat waktu.

Kadang latihan sudah capek berat tetapi PT saya terus memberikan semangat kalau saya bisa melakukannya. PT yang ada di FF juga menyenangkan diajak mengobrol dan saya notice kalau mereka mengerti apa yang mereka lakukan. Mereka seperti teman dan supporter terbesar bagi saya saat ngegym. Tiap selesai latihan, saya selalu bertanya latihan apa saja dan apa gunanya. Ini penting agar kita sendiri juga tahu manfaatnya untuk apa.

Sekarang setelah beberapa kali ngegym di FF, saya merasa puas dan senang. Biasanya 50-60 menit saya ngegym. Pas 'kan waktunya? Kita tidak perlu menghabiskan waktu berjam-jam di gym karena yang penting latihannya efektif. Saya bisa ngegym setelah memasak dan sebelum menjemput anak-anak dari sekolah.

Setelah gym, mulai ada komentar-komentar menyenangkan dari suami. Rasanya senang sekali menerima pujian dari orang yang paling saya sayangi. Saya jadi makin semangat ngegym. Selama ini saya fokus di strength training dan core training karena sangat menunjang dengan hobi lari saya. Kalau penasaran, di twitter search aja dengan hashtag ini: #FFletsgetpersonal atau langsung kunjungi www.fitnessfirst-letsgetpersonal.com atau http://www.fitnessfirst.co.id.

Senang juga selain saya, suami pun sekarang mulai ngegym :) Malah ini jadi aktivitas kami yang paling seru tiap akhir pekan.