Pada bulan Juli 2011, kami melakukan liburan ke Jawa Tengah dengan mengendarai mobil. Ini adalah bagian dari Tour De Java with Kids yang sudah kami rencanakan jauh sebelumnya. Dilanjutkan dengan perjalanan mudik ke kampung halaman papanya anak-anak di Surabaya akhir Agustus 2011. Cukup sudah penjelejahan kami dari Jakarta sampai timur pulau Jawa.
Kami mengajak anak-anak untuk belajar menikmati perjalanan darat dengan beberapa tahapan waktu tempuh:
- Jakarta - Bandung (3 jam)
- Jakarta - Cirebon (5 jam)
- Jakarta - Jogja (10 jam)
- Jakarta - Surabaya (20 jam)
Misi kami saat membawa anak-anak 'overland trip' antara lain:
- Belajar menikmati perjalanan
- Kalau capek, kami berhenti dan istirahat di pinggir jalan atau rest area.
- Setiap ada yang menarik, kami minggir dan mampir.
- Jam makan harus tetap disiplin begitu juga kalau anak-anak ingin ke toilet. Tidak tunda-tunda, langsung cari yang terdekat.
- Menginap kalau memang dibutuhkan.
- Amunisi untuk mengusir kebosanan juga disiapkan. Dari membawa alat gambar, buku, mainan, Ipod, DVD, bantal, guling sampai membuat beberapa permainan di dalam mobil. Fayra yang paling rajin bertanya, "Are we there yet? How long? How far?"
- Untuk Fayra, kita suka bermain I SPY. Misalnya Fayra bilang, "Kak, I spy a green and tall thing. Guess what is it?". Atau tebak-tebakan bentuk awan mirip dengan benda apa.
- Untuk Rafa yang udah kelas 5 SD, kami bermain tebak-tebakan jarak tempuh - kecepatan mobil - waktu tempuh perjalanan. Karena Rafa sudah mempelajari Kilometer per jam, jadi kami main hitung-hitungan di jalan. Agak ribet memang, karena mau-gak mau kami sebagai orang tua jadi harus mengasah otak untuk cepat-cepat berhitung.
- Belajar menikmati pemandangan alam. Pemandangan alam memang menjadi daya tarik tersendiri. Anak-anak heboh banget saat melihat gunung, pantai, tambak garam, danau, dan hutan (ya kami sempat lewat Alas Roban dan menempuh jalur alternatif Majalengka - Subang - Sadang yang masih penuh dengan pohon-pohon tinggi. Jalanan yang kami lalui terlihat seperti membelah hutan).
Belajar packing
Anak-anak belajar untuk membedakan barang bawaan sesuai dengan jenis perjalanan. Kalau naik pesawat kita bisa membawa koper besar, maka untuk perjalanan menggunakan mobil kita harus membawa ukuran tas yang lebih kecil. Supaya bisa muat saat diselipkan ke berbagai area di mobil.
Ini bawaan kami saat pergi kemarin:
Koper berbentuk seperti telur warna pink, sudah jelas dong punya siapa? Ya, koper tersebut adalah milik Fayra
Koper semi travel bag di belakang kiri yang kotak-kotak biru, itu milik Rafa. Semua kebutuhannya dimasukan sendiri ke dalam situ. Setiap packing, Rafa selalu bertanya, "Berapa malam kita pergi?". Rafa akan menghitung dan mengisi tasnya dengan: (baju tidur * jumlah malam) + (underwear * 2 * jumlah hari) + (baju pergi * 2 * jumlah hari) + baju renang + handuk + peralatan mandi. Alhamdulillah Rafa sudah terbiasa packing sendiri dari umur 7 tahun.
Ransel beroda di kanan berisi barang-barang saya dan Masguh.
Ransel atas kiri berisi susu, camilan, mainan, buku, tisu basah/kering, vitamin/obat-obatan untuk anak-anak.
Tas merah tentunya berisi kamera untuk mengabadikan perjalanan kami.
Membawa anak-anak dalam perjalanan tentunya membuat perjalanan sedikit lebih santai.
Yang kami lakukan di Tour de Java with kids ini adalah:
Kami sempat berhenti di beberapa perkebunan:
Kami suka berpetualang sedikit:
Kami mampir melihat danau:
Rafa suka meminjam kamera papanya untuk mengabadikan sesuatu yang menarik di matanya:
Kami suka main air dan pasir:
Kami berhenti di pantai sekitar daerah Paciran - Lamongan hanya untuk membiarkan Fayra merasakan deburan ombak di kakinya. Ini pengalaman pertama Fayra. Hanya 15 menit, kemudian kembali ke mobil untuk melanjutkan perjalanan.
Kami sempat mengunjungi candi Prambanan:
Kami mengunjungi Candi Arjuna di kawasan Dieng - Jawa Tengah:
Rafa senang belajar membatik:
Ada ketapel di kantong celana Fayra.
Mencoba toilet umum
Selama diperjalanan tentunya mau tidak mau kami mencoba beberapa toilet umum.
Dengan demikian anak-anak belajar bahwa tidak semua toilet menyediakan cukup air apalagi tisu. Jadi setiap anak-anak merasa butuh ke toilet, mereka harus siap membawa tisu kering/basah sendiri juga uang ribuan untuk membayar saat keluar.
Mencoba berbagai jenis makanan
Kami tidak membawa makanan berat selama perjalanan. Di sini lah seni nya perjalanan darat. Kami bisa mampir di warung-warung pinggir jalan dan mencoba berbagai jenis makanan dari setiap daerah yang kami kunjungi.
Kami makan Empal Gentong Asem di Ampera - Cirebon, kami makan pecel di depan pasar Bringharjo - Jogja, kami makan tahu campur di Surabaya.
Dengan makan di warung pinggir jalan, anak-anak belajar betapa beragamnya jenis bahasa dan dialek/cengkok setiap berinteraksi dengan penjual makanan. Mereka takjub bahwa di satu pulau Jawa saja, jenis makanan, bahasa dan dialek dari Cirebon sampai Surabaya sangat berbeda.
Anak-anak belajar betapa kaya negeri Indonesia kita!
Beribadah di berbagai masjid
Setiap waktu sholat, kami selalu mencari masjid yang terdekat. Anak-anak belajar mengenal arsitektur bangunan mesjid yang menarik dan beda, tempat wudhunya, dan juga macam-macam ukuran bedug.
Belajar bersyukur
Yang paling penting dari semua perjalanan ini terlebih saat mudik lebaran, kami belajar bersyukur waktu melihat pemudik lain dengan motor / bajaj / mobil bak terbuka yang ditutup terpal.
Kami bersyukur karena setidaknya kondisi kami sedikit lebih nyaman, tidak kepanasan dan tidak kehujanan.
Kami bersyukur bisa melakukan perjalanan ini lengkap dengan seluruh anggota keluarga. Ada ibu, ada bapak, ada kakak, ada adik.
Kami bersyukur selamat selama perjalanan dan kembali dalam keadaan sehat.
Tips untuk dilakukan:
- Persiapkan kendaraan sebelum menempuh perjalanan. Isi bahan bakar, cek air, cek ban, dll.
- Gunakan pakaian yang nyaman selama perjalanan.
- Untuk ibu dan anak perempuan, paling nyaman pakai rok. Karena saat ke toilet, kita bisa langsung angkat rok. Gak perlu khawatir celana basah karena jatuh di toilet.
- Siapkan amunisi untuk mengusir kebosanan. Orang tua harus kreatif dan mengerti kebutuhan anak.
- Lakukan dialog dengan anak dan berikan penjelasan yang masuk akal, untuk memenuhi rasa keingintahuan anak.
- Siapkan uang dalam pecahan kecil (recehan) untuk antisipasi pungutan liar dijalan. Biasanya kalo ada jalan berlubang, penduduk setempat suka minta sumbangan.
- Aura positif orang tua selama perjalanan, saat mempengaruhi mood anak.
Ternyata membawa anak-anak menempuh perjalanan darat melampaui waktu 24 jam (saat arus balik mudik), tidak merepotkan loh!
Kami sangat menikmati perjalanan ini dan mendapatkan banyak pelajaran. Ayo dicoba, seru kok!
seru banget baca "overland trip"nya bunda de..
tambah semangat nich, merealisasikan rencana keluarga mau mudik ke surabaya, lebaran ini. *di surabaya sih aku ga ada keluarga tp mau ajak anak"ku ketemu dr. aucky, yg udh bantuin proses baytab ku.
btw, punya tips road trip lebaran jakarta-surabaya sekeluarga dengan twins umur 1.5th, bunda de? kalo ada boleh di share yach. tq banget...
-dragons mom-
saya silent ridernya di blog mba dee, yang ini sudah baca sebelumnya, keren danmenyenangkan sekali perjalanannya, terutama suka dibagian mengambil hikmah dan menceritakan kepada anak di setiap aktivitas.
Jadi ingin rayhan cepet besar,biar bs bnayak cerita.
wah jadi malu *blushing*
smoga nanti Rayhan terbiasa diajak jalan-jalan juga yah
hmmmm wisata yg mnyenangkan, jd inget jawa bali trip,quinsha belum genap 1thn jg dh wisata ke bali naik mobil.... brsyukur anak'y kuat n g rewel.... next trip LOMBOK (amiiin)
Nanti cerita trip Lombok nya doong *penasaran*
wah asyik banget dan fotonya keren2.
itu yang airnya ijo di mana yah? danaukah?
bagusss banget!!!
Itu di Telag Warna - kawasan Dieng - Jawa Tengah.
Kalo mudik, coba kesana deh Fan. Keren tempatnya.
wah, seru yaa..
Jd pengen cepet gede aja nih Enzo & Dante. Biar bisa 'anteng' dibawa jalan jauh :)
Tfs ya, de :)
ayo coba dibawa jalan-jalan mulai dari yang dekat dulu. Pelan-pelan ditambah jarak tempuh nya. Biar Enzo dan Dante terbiasa dan 'anteng' dibawa jalan jauh