“Let the couple to connect and enjoy being with one another before the long journey to parenthood begins." -Melissa Jaramillo
Kutipan tentang babymoon di atas mungkin dapat menjadi inspirasi bagi pasangan urban mama-papa yang sedang menikmati saat-saat menanti kelahiran anak dan memutuskan untuk mengisinya dengan melakukan perjalanan wisata berdua selayaknya bulan madu. Babymoon sendiri merupakan istilah yang diperkenalkan Sheila Kitzinger, seorang penulis buku kehamilan dan kelahiran asal Inggris, dengan maksud menjadi sarana hiburan dan quality time bagi pasangan muda sebelum anak pertama lahir, sekaligus saat refreshing bagi si ibu hamil. Apa saja yang perlu diperhatikan?
Saya selalu percaya bahwa ibu hamil –yang tidak mengalami masalah dalam kehamilannya, bukanlah orang sakit dan bisa beraktivitas seperti biasa, termasuk dalam hal berlibur. Namun tentunya tetap mempertimbangkan kondisi fisik dan emosional yang berubah. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan perjalanan babymoon:
- Pilih waktu yang tepat
Menurut American Congress of Obstetricians Gynecologist (ACOG), waktu terbaik untuk bepergian saat hamil adalah saat usia kandungan 14-28 minggu (trimester kedua). Pada waktu tersebut risiko keguguran telah bisa diminimalisir dan morning sickness mereda. Pada trimester kedua ini, ibu hamil memiliki lebih banyak energi dibanding pada trimester pertama dan juga belum terlalu berat membawa beban kehamilan dibanding saat trimester ketiga. Selain merujuk ke umur kandungan, perlu dipertimbangkan juga untuk menghindari peak season liburan, karena tentunya tempat wisata yang penuh orang dan berdesak-desakan tidak disarankan untuk dikunjungi ibu hamil.
Saya dan suami -yang tidak melaksanakan perjalanan honeymoon setelah menikah karena ketidaksediaan dana- begitu bersemangat untuk babymoon ini. Bertepatan dengan usia kandungan 4 bulan, dan di penghujung tahun lalu, kami memilih ambil cuti seminggu dari kantor dan liburan sebelum orang lain memulai liburan yaitu di awal bulan Desember. Meski ada resiko cuaca hujan, kami sudah siap terima. Benar saja, sesampainya di tempat tujuan beberapa kali kami didera hujan dengan berbagai intensitas kelebatan, untungnya tidak menyurutkan kesenangan kami.
- Cek kesehatan
Meski ibu hamil merasa bugar, namun tetap disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan sebelum melakukan perjalanan babymoon. Bila ada keluhan tertentu, dokter juga dapat memberikan solusi seperti menambahkah vitamin, obat penguat janin, atau saran-saran lain yang dibutuhkan.
- Pertimbangkan moda transportasi
Jika kehamilan sudah dipastikan sehat dan kondisi janin kuat, bepergian dengan segala macam moda transportasi menjadi aman. Namun tetap ada beberapa hal yang harus diketahui seperti misalnya jika memilih bepergian dengan pesawat, ibu hamil sebaiknya memilih kursi di lorong agar mudah jika ingin ke toilet, banyak air minum putih karena kelembaban yang rendah di dalam kabin dapat menyebabkan dehidrasi, dan pilih maskapai yang menyediakan tempat duduk dan fasilitas yang nyaman.
Saat melakukan perjalanan darat dengan mobil, selalu kenakan sabuk pengaman dengan posisi khusus untuk ibu hamil, yaitu bagian bawah sabuk pengaman di bawah perut dan di atas paha atas dan arahkan tali pundak yang diagonal di antara payudara. Jika jarak tempuh cukup jauh, sering-seringlah berhenti untuk meregangkan badan.
Adapun bagi yang memilih kapal untuk mencapai tujuan wisata, atau berlibur dengan kapal pesiar, pastikan bahwa kapal tersebut memiliki fasilitas kesehatan yang cukup memadai. Siapkan obat mual bila gelombang air laut dikhawatirkan memperparah morning sickness, dan berhati-hatilah berjalan di dek yang licin.
- Tentukan tujuan perjalanan
Babymoon dengan maksud berwisata memang baik bagi ibu hamil. Namun ada baiknya pertimbangkan tujuan wisata yang akan dikunjungi. Destinasi tujuan juga perlu dikonsultasikan dengan dokter. Pilihlah tempat, kota, atau negara yang aman dan tidak terlalu jauh. Bagi pasangan yang memilih untuk berlibur di dalam negeri, variasi tempat wisatanya cukup beragam seperti kota-kota wisata populer yaitu Denpasar, Medan, Malang, Bandung, atau Yogya.
Kemarin kami memilih Yogya untuk tujuan babymoon karena tidak butuh budget besar, banyak tempat wisata, dan tidak terlalu shock culture untuk saya dan suami.
Yogyakarta: Kota wisata ramah ibu hamil
Lonely Planet menyebutkan Yogyakarta sebagai pusat sejarah kesenian dan intelektual budaya Jawa, “Yogya is where the Javanese language is at its purest, Java’s arts at their brightest and its traditions at their most visible”. Tak dapat dipungkiri, hingga kini Yogyakarta masih menjadi destinasi pariwisata utama di Pulau Jawa. Tidak hanya diminati oleh wisatawan dalam dan luar negeri dari berbagai kalangan dan usia, Yogyakarta juga saya sebut sebagai kota wisata yang ramah bagi ibu hamil untuk menjalani masa babymoon.
- Kemudahan transportasi
Bila Anda berada di luar Pulau Jawa, menuju ke Yogya bisa menggunakan pesawat dan mendarat di Bandar Udara Internasional Adisutjipto, yang merupakan bandara tersibuk ke-3 di Pulau Jawa setelah Soekarno-Hatta Jakarta dan Juanda Surabaya, dan dilengkapi dengan 8 pilihan maskapai penerbangan domestik. Jalur darat bisa ditempuh dengan kereta api selama 8 jam dari Jakarta ke Stasiun Tugu, kelas eksekutif adalah kelas yang disarankan untuk ibu hamil karena kenyamanan dan ketersediaan makanan yang berkualitas di sepanjang perjalanan.
Saya memesan tiket kereta api melalui situs resmi PT KAI. Mudah diakses, tinggal book perjalanan, transfer lewat m-banking, dan cetak tiket di stasiun. Karena naik KA eksekutif maka kami berangkat ke Stasiun Gambir. Setelah sarapan di salah satu kedai kopi, kami sempatkan membeli bekal untuk makan siang.
Selama di Yogya pun tak perlu bingung dengan transportasi lokal. Untuk transportasi umum tersedia TransJogja yang nyaman dan bus antar kota dalam provinsi, taksi, ojek, becak, ataupun andong. Selain itu, juga mudah sekali mencari penyewaan mobil baik dengan supir ataupun tidak yang dapat dipakai berkeliling dari satu tempat wisata ke lainnya. Alhamdulillah kami dapat kemudahan selama di Yogya, di mana senior suami dengan suka rela meminjamkan mobil kepada kami.
- Ketersediaan akomodasi penginapan
Tak terhitung lagi jumlah penginapan di Yogya, mulai dari jenis villa mewah dengan fasilitas eksklusif hingga hotel-hotel kecil dan murah milik warga lokal yang hangat menawarkan keramahan dan menjadi jiwa pariwisata Yogyakarta, hingga tak jarang kita bisa mengobrol akrab dengan pemiliknya.
Agar tidak terlampau menyulitkan ibu hamil yang ingin mengunjungi berbagai tempat wisata hanya dengan berjalan kaki atau naik angkutan umum, sebaiknya memilih hotel di pusat keramaian seperti Malioboro yang banyak menyediakan penginapan di sepanjang jalannya. Namun jika ingin mencari lokasi yang jauh dari keramaian dan menawarkan pemandangan alam mempesona bisa mencoba menginap di sekitar Kaliurang atau Jalan Parangtritis, begitu banyak homestay berkualitas seperti Rumah Paris Bed and Breakfast yang sedang happening di kalangan wisatawan muda.
Sebelum pergi saya sempat booking hotel via telepon. Hal ini saya lakukan karena agak bingung pilih hotel, di mana saya lebih fokus ke hotel-hotel budget yang belum saya kenal sebelumnya. Pertimbangannya adalah booking via telpon kalau tidak cocok bisa langsung dibatalkan, tidak seperti booking di beberapa situs penyedia daftar akomodasi yang tidak bida di-cancel karena sudah bayar di awal. Dengan booking via telepon, pembayaran juga bisa ikut harga corporate. Hotel yang saya book adalah Hotel Zodiak. Sebetulnya hotel ini lumayan bagus, sayang lokasinya agak jauh dari Malioboro. Akhirnya kami putuskan hanya menginap satu malam di hotel ini.
Setelahnya kami memilih untuk berpindah-pindah hotel setiap hari. Awalnya sih menyenangkan karena banyak pengalaman dan pemandangan berbeda, namun ketika memasuki weekend... duh baru terasa deh susahnya. Hebat ya Yogyakarta, dengan banyak hotel di mana-mana, saat weekend tetap saja fully booked dari ujung ke ujung.
Setelah dari Hotel Zodiak, kami pindah ke Hotel Arjuna sesuai rekomendasi mamah mertua. Bagus hotelnya, fasilitas juga cocok untuk hotel bintang 3, pilihanmenu sarapannya lengkap dan enak. Lokasinya juga bagus, dekat ke Tugu dan Malioboro. Kami sempat juga menginap di Abadi Hotel Jogja yang berlokasi di seberang Stasiun Tugu. Saya sebetulnya agak anti dengan hotel tua karena auranya menyeramkan. Apa daya hotel bintang 3 yang rate-nya lumayan kan tidak banyak, salah satunya Abadi Hotel ini. Lorong bangunannya agak panjang dan berliku-liku, jarak lift ke kamar cukup jauh, interiornya meski mewah tapi sangat bernuansa rumah tua, pokoknya bener-bener jadul. Tetapi selayaknya hotel lama, pelayanannya ramah dan bagus sekali. Hari terakhir pol-polan kami menyerah cari hotel, untung masih dapat hotel lokal yang bagus dan nyaman. Lokasinya di Jalan Dagen 60 yang merupakan jalan kecil di Malioboro; jadi kalau mau ke pusat keramaian tinggal jalan kaki. Nama hotelnya saya lupa, hanya ingat lokasinya. Hotelnya bernuansa kekeluargaan sekali seperti asrama Pusdiklat atau paviliun rumah sakit, pokoknya tipe yang di depan setiap kamar ada teras dan kursi untuk duduk-duduk santai, menghadap ke taman dengan kolam renang di tengah bangunan hotel. Di dalam kamar hotel suasananya remang, kasurnya lembap, tetapi kamar mandinya oke sekali bernuansa semi outdoor. Sewaktu kemi menginap di sana kan cuacanya hujan, jadi waktu mandi ada efek guyuran air hujan haha! Lengkap sekali pengalaman kali itu ke Yogyakarta, kami merasakan hotel-hotel yang stafnya ramah, makanannya lengkap semuanya enak, dan pengalamannya seru.
- PILIHAN TEMPAT WISATA
Yogyakarta dan kota-kota di sekitarnya seperti Magelang, Klaten, dan Solo menyajikan beragam pilihan tempat wisata yang lokasinya tidak berjauhan. Body rafting di Goa Pindul atau arung jeram ekstrim di Sungai Progo sangat menarik dan seru, namun jika ibu hamil ingin mencoba wisata alam sebagai gantinya bisa menyusuri pantai Parangtritis atau birdwatching sembari menikmati sejuknya suasana Kaliurang.
Mengingat Yogyakarta punya banyak tempat wisata, saya sampai rajin membuat itinerary list mau ke tujuan wisata mana saja per harinya. Meski tidak semuanya kesampaian karena keterbatasan waktu dan lebih banyak gegoleran istirahat di kasur hotel.
Dibandingkan wisata alam, untuk pasangan babymoon lebih direkomendasikan menikmati waktu berdua dalam perjalanan wisata seni dan budaya. Dimulai dengan mengunjungi tempat-tempat kaya sejarah dan tradisi seperti Keraton Yogyakarta, menikmati pertunjukan Sendratari Ramayana di Candi Prambanan, mengunjungi dan mempelajari cerita-cerita menarik keluarga kerajaan di museum Ullen Sentalu Kaliurang, mengagumi hasil karya maestro lukis Indonesia di Museum Affandi, atau menyaksikan pagelaran gamelan dan wayang kulit di Bangsal Sri Maganti Kraton Yogya. Jika suka musik, setiap Senin malam urban mama-papa bisa menonton pertunjukan Jazz Mben di halaman Bentara Budaya.
Yang paling berkesan dari perjalanan babymoon kami ini adalah kunjungan ke Candi Borobudur, di mana saya masih kuat naik sampai ke puncak candi meski berkali-kali berhenti untuk narik napas. Begitu turun langsung minum kelapa muda dan makan Sop Ayam Pak Min Klaten. Sesampainya di hotel baru terasa pegalnya. Ampun deh, bumil nekat!
Selain wisata alam dan seni budaya, yang tak kalah tinggi pamornya dari Yogyakarta adalah wisata kulinernya. Urban mama-papa akan dimanjakan dengan banyaknya sajian makanan enak dengan harga terjangkau. Untuk ibu hamil yang tak berpantangan makan bisa mencoba beragam kuliner istimewa seperti gudeg Yu Djum, oseng-oseng mercon Bu Narti, Lotek Teteg, kopi joss di Angkringan Lik Man, makanan dan minuman unik di Raminten, atau jajan bakpia Kurnia Sari.
- INFO LAINNYA
Sebagai tambahan informasi, bila di tengah berlibur ibu hamil merasa kelelahan dan butuh relaksasi, di Yogyakarta juga banyak tersedia jasa pijat dan spa tradisional jawa khusus ibu hamil, seperti di Varastri Salon Day Spa dan Griya Spa Putri Kedhaton di Condongcatur. Untuk keadaan gawat darurat yang memang tak diharapkan terjadi, di Yogyakarta tersebar rumah sakit dan klinik dokter di segala penjuru kota. Rumah sakit terbesar adalah RSUP. Sardjito berlokasi di Jalan Kesehatan.
Tertarik berwisata babymoon? Menyenangkan sekali lho menghabiskan waktu berdua sebelum si kecil lahir, sambil mama menikmati masa-masa kehamilan. Selamat berlibur, urban mama-papa!
Aaaa pengen banget babymoon sebelum lahiran. Sebelum nantinya sibuk bangun tengah malem ngurus baby. Hihihii Tapi kalo baby moon di atas 30 week aman ga ya?
Aaaa senangnya babymoon ke Yogya! xD terima kasih utk tipsnya ya Yella. Benar bgt nih, urban mama-papa butuh quality time spesial sblm nanti bayinya lahir. pas baby lahir...pasti bakal kangen masa2 kemana2 bisa berdua saja hehe.
Seru banget babymoonnya Mama Yellameisha..
Jadi pengen nyobain beberapa hotelnya deh *tergiur kolam*
Wuih mengingatkan kmbli dgn jogjaaa,kota yg ngangenin bgd...plus kangen babymoonan lagii..whwhahaa..bisa bgd nih d contek penginapannya sprtny menarik,,trimaakasi rekomenddny mom..
wah senang sekali kalau bisa bermanfaat, terima kasih juga mbak eka. Tetap semangat!!