Setiap hari suami saya memberikan surat kepada Albert, biasanya saat ia pulang sekolah. Menurut suami, Albert tidak pernah absen menanyakan mana paket dari Mama.
Saya belajar untuk mengatur waktu antara menjadi seorang profesional yang penuh dengan tuntutan pekerjaan dan seorang Ibu yang tak lekang dari mengurus anak-anak di rumah.
Ternyata saya kurang memberikan pemahaman dan seharusnya sebelum bertindak saya selalu membiasakan diri untuk bertanya alasan mengapa ia melakukan hal itu.
Beberapa urban papa bahkan rela nyetir berjam-jam dari Bandung dan suamiku sendiri rela terbang dari Singapura demi menemani istrinya kopdar bersama para keluarga TUM Agustus 2012. Yang paling menyenangkan adalah melihat mereka kompak satu sama lain dan saling berteman juga. Hidup para The Urban Papa!
Saya langsung berkaca tidak sebatas kepada 'rumit'nya hubungan saya dan ibu mertua saya, tapi terhadap hubungan secara umum antara mertua perempuan dan menantu perempuannya. Menyadari saya punya 2 anak laki-laki, seketika langsung terpikir, "Sooner or later, my time will come."
Di awal kehamilan kedua ini, saya sempat mengalami hyperemesis ditambah terkena typhus. Untung ada Katering Bunda! Ternyata menunya sangat bervariasi dan bisa membangkitkan nafsu makan saya yang akhir-akhir ini menghilang.
Pertama mendengar ceritanya, saya sama sekali baru mendengar tentang jenis penyakit yang di deritanya, yaitu Multiple Sclerosis (MS) yaitu sejenis penyakit autoimunisasi yang menyerang saraf pusat [otak dan sumsum tulang belakang (spinal cord)].
This morning while I was feeding Bagas, our youngest son, my husband posed me a question that stroke me, “Why do you often Tweet and Facebooking? And recently, Path?”
Saya dan suami tertarik dengan "filosofi" persalinan gentle birth yang lebih alamiah dan menekankan pada persiapan sang calon ibu dan bayi sejak kehamilan.
Bagi saya, mengikuti birth club ini memberikan pengaruh positif dan menyenangkan. Tidak ada mama yang sok hebat, tidak ada yang suka judge atau underestimate.