Sebagai ibu, tentunya saya ingin selalu melindungi anak. Kalau perlu dikurung di dalam rumah, dijaga dengan ketat, dan dijauhi dari mara bahaya dan ancaman apa pun.
Suatu saat anak-anak akan menjadi pemilih resmi, yang akan menentukan pemimpin bangsa; atau justru dipilih oleh jutaan orang untuk jadi pemimpin (amin!). Dan tentunya kita ingin mereka siap untuk jadi pemimpin yang baik. Tetapi mengajarkan demokrasi bukan hanya untuk menyiapkan mereka ketika dewasa nanti. Mereka belajar banyak hal dari proses ini.
Saya selalu senang membuat pudding roti karena simpel sekali. Tinggal masukkan semua bahan lalu panggang dalam oven. Tapi setiap puding roti selesai dimasak, saya tidak pernah mengonsumsi sampai habis. Iya memang enak, tapi kok kurang puas rasanya deh. Seperti ada yang kurang... sampai saya menemukan saus vanila!
Bulan ini, anak-anak baru saja mulai sekolah lagi, Ken kelas 5 SD dan Caca kelas 3 SD. Belum terlalu aktif memang karena akan terpotong libur Lebaran lagi.
Setelah mencoba-coba resep, modifikasi sana sini, akhirnya menemukan resep yang paling pas sebagai bahan dasar membuat es krim di rumah, tanpa perlu bantuan mesin ice-cream maker.
This exhibition is more children-friendly than most art exhibitions, because it's colorful, it's fun, and at the end of the exhibition, there is an activity area for kids, where they can play and make things with LEGOs.
Apa pun alasannya, saya ingin bisa tetap ada untuk Alyssa. Mengingatkannya, menasihatinya, termasuk ‘memarahi’nya. Bahkan jika secara fisik, saya tidak mampu lagi melakukan itu semua…
Bagi saya yang menarik dari partisipasi anak-anak di berbagai kegiatan, baik di sekolah maupun di luar sekolah, bukanlah semata-mata tentang menang atau menjadi juara, tetapi proses belajar yang jauh lebih besar manfaatnya daripada menjadi juara dan mendapat piala.