Kita semua sepakat bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Meski terkesan sepele, bermain secara aktif memiliki peranan penting bagi tumbuh kembang anak. Saat bermain aktif, seluruh indranya terstimulasi dengan hal-hal yang mereka temui.
Pada saat memperkenalkan kegiatan meronce, usia anak saya yang kecil masih 3 tahun. Namun kegiatan meronce ini dapat diterapkan baik untuk anak usia balita maupun untuk anak yang lebih besar, tentu saja dengan bahan-bahan yang disesuaikan dengan usia anak.
Awalnya sekitar pukul tujuh malam, saya menemukan bercak merah seperti ruam di leher anak saya, Keenan (18 bulan). Saat itu saya tidak terlalu khawatir karena sebelumnya pernah juga muncul ruam di kulit Keenan dan sembuh hanya dalam waktu sehari.
Sekarang Xiao Dre sudah berumur 19 bulan. Saya tidak terlalu sering mengajaknya keluar rumah karena berbagai kesibukan saya. Namun saat Dre diajak pergi, inilah perlengkapan yang saya bawa.
Terlalu fokus dengan mengisi dan melengkapi satu per satu kebutuhan dasar rumah tangga. Ada satu hal penting yang terabaikan, yakni, adaptasi si kecil. Dua minggu pertama, anak saya Gio (dua tahun) terkadang masih rewel dan mudah bosan.
Struktur atau rutinitas akan membantu anak mengendalikan diri. Tanpa rutinitas anak bisa jadi bingung dan mengalami kesulitan seperti dalam belajar, makan, dan tidur. Mengapa rutinitas itu penting bagi balita?
Saya bersyukur sekali karena Dre sudah bisa melampaui salah satu milestone yaitu bisa berjalan. Tapi semenjak Dre sudah mulai bisa berjalan, saya punya kesulitan baru yaitu mengejar-ngejarnya kalau sedang berada di luar rumah.
Beberapa bulan lalu, untuk pertama kalinya saya melihat Rey menangis dan marah di tempat umum. Walaupun sebelum-sebelumnya saya selalu rajin mencari tahu tentang tantrum, tapi pada kenyataannya saya lumayan syok juga ketika mengalaminya sendiri.