Saya masih ingat jelas suasana waktu si kecil baru lahir. Bayi kecil tak berdaya yang diletakkan di dada saya, oleh suster andal yang membantu selama proses persalinan. Suster tersebut juga dengan sabar mengajari saya menyusui bayi dengan benar. Suster juga mengajari saya yang saat itu kebingungan pertama kalinya harus mengganti popok si kecil, cara membersihkan dan merawat tali pusar, serta menenangkan saya saat bayi saya ternyata harus disinar. Hari-hari pada bulan pertama bersama si kecil pun kami lalui dengan sangat berhati-hati, semua arahan dokter dan suster dijalankan dengan seksama. Sebagai ibu baru, saya merasa jauh lebih tenang saat tahu ada tenaga kesehatan andal yang membantu saya belajar mengurus dan mengenali kondisi si kecil. Saya yakin, banyak urban mama yang juga merasakan hal serupa. Bulan pertama setelah kelahiran bayi kamipun berhasil dilewati, si kecil tumbuh menjadi bayi sehat yang menggemaskan.
Tidak semua Ibu di Indonesia kondisinya bisa seberuntung itu. Nyatanya di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia, angka kematian bayi baru lahir masih cukup tinggi dan setiap tahun angka tersebut tidak mengalami penurunan yang berarti. Umumnya kematian bayi di bawah usia satu tahun terjadi pada 28 hari pertama kehidupan (usia neonatal). Menurut WHO dalam salah satu poin Millenium Development Goals (MDG) untuk menurunkan angka kematian anak, usia neonatal merupakan waktu yang paling rentan dalam kelangsungan hidup anak; pada tahun 2013, sekitar 44% kasus kematian bayi usia di bawah usia lima tahun terjadi pada usia neonatal, naik dari angka 37% kasus pada tahun 1990. Dalam 10 tahun terakhir, berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, setiap tahunnya terdapat 73.000 bayi meninggal sebelum melewati 28 hari pertama kehidupannya atau terdapat 200 bayi meninggal setiap hari. Selain itu, rasio rata-rata kematian bayi baru lahir secara nasional adalah 34 per 1.000 kelahiran hidup secara konsisten selama 10 tahun terakhir. Jika dirata-rata, setiap 7 menit terdapat 1 bayi baru lahir yang meninggal di Indonesia karena sebab-sebab yang dapat dicegah.
Saat ini setiap harinya ada 200 bayi baru lahir yang meninggal. Berarti setiap 7 menit ada satu bayi meninggal sebelum melewati usia neonatal. Penyebab kematian bayi baru lahir ini dapat dicegah dengan memastikan setiap Ibu bersalin didampingi tenaga kesehatan yang profesional dan terlatih, dan mendapatkan layanan kesehatan yang memadai. Penting sekali ada usaha nyata untuk mendorong pemerintah memastikan jaminan persalinan bagi setiap ibu hamil, dan jaminan kesehatan untuk ibu dan bayi baru lahir.
Saat ini Save the Children – Yayasan Sayangi Tunas Cilik menjalankan gerakan #7Menit, sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya menekan angka kematian bayi baru lahir. Salah satu cara mendukung Kampanye #7Menit ini adalah dukungan yang dapat urban mama-papa berikan melalui petisi online (http://aksi.savethechildren.or.id).
Dengan menandatangani petisi ini, berarti urban mama-papa ikut mendorong pemerintah agar membuat kebijakan kesehatan yang mampu menekan angka kematian bayi baru lahir di Indonesia. Pemerintah telah berkomitmen meningkatkan anggaran kesehatan sebesar 5%, harapannya peningkatan tersebut dapat difokuskan untuk meningkatkan kualitas akses dan pelayanan kesehatan bagi Ibu hamil dan bayi baru lahir. Ini penting, demi memastikan terjaminnya mutu layanan persalinan untuk seluruh ibu hamil di Indonesia, ibu dan bayi baru lahir pun mampu mendapatkan layanan kesehatan yang layak dan memadai.
Perlu komitmen serius dan bertanggung jawab dalam upaya menekan angka kematian bayi di Indonesia. Target petisi ini adalah 28.000 tandatangan dan petisi yang sudah terkumpul sampai dengan akhir tahun 2015 akan disampaikan kepada pemerintah, sebagai bentuk penegasan pernyataan publik terhadap pemanfaatan alokasi dana untuk kebutuhan kesehatan ibu dan bayi baru lahir di Indonesia.
Tidak ada bayi yang terlahir untuk mati.
Mari berikan #7Menit urban mama-papa untuk sebuah kehidupan.
Sedih membacanya, semoga ke depan tidak ada lagi bayi yang meninggal, ikut dah petisinya,,,
iya, baca statistiknya itu lho yang bikin sedih banget, dan ternyata sudah sampai di deadline program MDGs (2015) pun angkanya belum bisa turun banyak. this is the least that we can do, yuk sukseskan kampanyenya, mari isi petisi online-nya :)
Sedih banget begitu baca artikel dan lihat webnya :(
Aku sudah ikut petisinya. Semoga bisa membantu menurunkan angka kematian pada bayi..
Mari di share :)
wah sedih ya bacanya. udah ikut petisinya. bagus nih kampanye nya. yuk sukseskan!
Sedih yah karena masih banyak Ibu yang meninggal saat melahirkan dan ternyata banyak juga anak2 yang bahkan gak mencapai usia lebih dari 28 hari. Semoga saja adanya kampanye ini jadi meningkatkan awareness kita dan pemerintah untuk lebih peduli akan kesehatan Ibu dan bayi baru lahir di Indonesia.
Terima kasih TUM sudah meneruskan kampanye ini, saya dan mamas yang lain jadi tahu informasinya dan paling tidak bisa ikut berpartisipasi dengan mengisi petisi online ini. Semoga angka kematian bayi di Indonesia bisa berkurang,aamiin.