Asuransi Jiwa, Apakah Perlu?

Oleh fitriavi noeriman pada Selasa, 11 Oktober 2011
Seputar Expert Explains



Fitriavi Noeriman ST, RFA
Pendidikan: S1 Pertambangan - ITB.
Sertifikasi di RFA & QMPC.

Independent Financial Planner di Quantum Magna Financial Indonesia.


Asuransi mobil?
Tentu punya, di Jakarta kalau tidak punya asuransi mobil bisa bahaya

Asuransi rumah?
Tentu punya, karena beli rumah dengan KPR, bank mewajibkan asuransi rumah.

Asuransi kesehatan?
Sudah ditanggung oleh kantor, aman

Asuransi jiwa ?
Perlu memang punya asuransi jiwa? Sepertinya kok, mendahului takdir ya.
Umur kan yang mengatur Tuhan.

Apakah Anda familiar dengan pernyataan di atas?
Bagi sebagian orang memiliki asuransi mobil, rumah, dan kesehatan sudah menjadi kewajiban. Harus memiliki. Namun sayangnya, asuransi jiwa masih menjadi prioritas terakhir. Padahal kalau kita bandingkan, antara mobil dan pasangan hidup, kan lebih penting pasangan hidup kita yang menafkahi ya?

Banyak orang merasa memiliki asuransi jiwa, seperti menyalahi takdir, atau mendoakan yang buruk. Istri membeli asuransi jiwa atas suami, apakah berarti sang istri mendoakan agar suami meninggal? Kemudian mendapatkan uang apabila sang suami meninggal dunia? Tentu tidak.

Mari kita ubah paradigma di atas.
Mengapa asuransi jiwa sangat penting?
Karena sebenarnya asuransi jiwa bukan untuk mengover jiwa, tapi untuk mengover income yang hilang apabila pencari nafkah utama meninggal dunia. Hal ini menjadi sangat penting agar keluarga yang ditinggalkan masih dapat bertahan hidup. Kehilangan seseorang yang sangat dicintai akan memengaruhi kondisi emosional, jangan ditambah lagi dengan kondisi keuangan yang hancur lebur.

Siapa yang wajib memiliki asuransi jiwa?
Wajib hanya bagi orang yang menjadi pencari nafkah utama dalam keluarga, atau untuk Anda yang secara finansial memiliki tanggungan.
Anda yang masih single, kondisi ekonomi orang tua dalam keadaan baik, tidak menanggung siapa pun --- tidak perlu membeli asuransi jiwa.
Anda yang sudah menikah, belum memiliki anak, pasangan memiliki pekerjaan dengan penghasilan yang cukup untuk menghidupi diri sendiri --- belum perlu asuransi jiwa
Anda adalah seorang ibu rumah tangga, memiliki anak, tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan --- tidak perlu asuransi jiwa

Secara prinsip dasar dari jenis asuransi jiwa, apa saja jenis dari asji itu?
1. Term life , coverage asuransi jiwa dengan jangka waktu tertentu (5-10-15-20 tahun)
2. Whole life, coverage asuransi jiwa sampai dengan usia 99 tahun
3. Endowment, coverage asuransi jiwa dengan jangka waktu tertentu

Saat ini di pasaran, banyak jenis asuransi yang dijual. Manakah yg dipilih?
Semua orang yang menjual produk, pasti akan bilang produk nya yang paling bagus. Wajar, maka kita lah sebagai konsumen yang harus cerdas memilih. Pilihan untuk asuransi kembali pada kebutuhan kita. Untuk kebutuhan dasar asuransi jiwa, sebaiknya pilih yang jenis nya TERM LIFE, karena dari segi premi lebih rendah, dan jangka waktu nya bisa disesuaikan dengan kebutuhan kita. Untuk jenis WHOLE LIFE, hampir semua produk unitlink menggunakan jenis ini, asuransi jiwa digabung dengan investasi. Untuk jenis ENDOWMENT seringkali digabung dengan asuransi pendidikan.

Lebih baik beli produk asuransi yang digabung dengan investasi atau terpisah?
Mari kita kembalikan lagi fungsi asuransi sebagai proteksi. Dan pada saat kebutuhan utama kita adalah proteksi, beli asuransi dasar & tradisional saja. Untuk investasi mari kita pisahkan dan membelinya langsung ke perusahaan manajer investasi atau melalui bank.

Bagaimana cara menghitung uang pertanggungan(UP) jiwa yang benar?
Jangan asal membeli produk asuransi, dengan jumlah uang pertanggungan yang tidak sesuai. Seringkali kita bingung, dan akhirnya sang penjual asuransi hanya memperhitungkan UP asal-asal an. Mari kita menjadi pembeli yang cerdas, jangan gampang dipengaruhi oleh penjual. Untuk perhitungan UP sederhana, ada beberapa metode, yaitu :
1. Income replacement based
UP = lama proteksi (thn) x pendapatan bulanan x 12
2. Income value based
UP = jumlah pendapatan bulanan/ (risk free rate/12)
*risk free rate adalah asumsi bunga rendah resiko, bisa ambil asumsi 5% per thn

Semoga setelah membaca artikel ini, kita menjadi lebih cermat dalam memilih produk asuransi jiwa. Dan yang penting mengubah paradigma bahwa asuransi jiwa itu PENTING :

12 Komentar
Mrs.p June 21, 2015 6:38 am

Mba Oci...critical illness itu biasanya mengcover yang udah stadium 3..

adillanissa June 20, 2013 1:22 pm

trims infonya, tapi mau tanya apakah asuransi kesehatan tidak perlu ambil dari asuran si lain meskipun sudah ditanggung kantor? kadang sy pikir untuk jaga2 kalo ada phk atau sakit atau pensiunan swasta....kykny bbrp banyak asuransi kesehatan yg menawarkan sampai usia 75 thun, makanya sy cicil dri seakrang, toh itu bisa mencover asuransi kesehatan sy skr jika asuransi kantor kurang.

kalau asuransi jiwa bagi ibu rumah tangga ga perlu y? sy berpikiran meskipun sy bukan tulang punggung utama, ditakutkan kalo sy meninggal bisa merepotkan suami/ keluarga sy, karena yg pasti meninggal butuh biaya jg, (maaf berpikir panjang), mislakan yasinan,biaya kubur, biaya ambulans dll berhubun sy muslim.. trimakasih.. tolong dikomen mbk heheheh

BubuBoma
BubuBoma January 3, 2013 12:30 pm

Minat nih sama asji murni... punyanya unitlink.. =(

heni October 14, 2011 10:15 am

mba oci, klo rider itu hanya disesuaikan dengan kebutuhan si, klo yg pernah aq baca dari sekilas twit2nya wina, dia sendiri jg masih ragu klo ttg critical illness ini.

krn namanya jg critical illness biasanya baru keluar UP nya klo udh kritis tis tis tis...

CMIIW ya :)

Oci Rajagukguk Dewono
Oci Rajagukguk Dewono October 11, 2011 2:04 pm

Mbak Fit, tfs! Mo tanya dong, sbnrnya kl bli asuransi jiwa yg term life apa perlu beli jg rider spt waiver of premium dan critical illness? Makasih :)