Long weekend kemarin, kami berangkat ke Lembang Bandung dan menginap selama 2 malam di sana. Rencana kami hanya mengunjungi beberapa tempat di Lembang, di antaranya berkunjung ke Bosscha Observatorium dan Floating Market. Kami sengaja berangkat sehari lebih awal dari jadwal libur untuk menghindari kemacetan ke arah Bandung. Selepas Lana pulang sekolah, kamipun langsung berangkat ke Bandung dan menuju ke Lembang.
Malam hari kami tiba di Lembang dan langsung menuju ke Casa Lembang yang sudah kami pesan melalui airbnb. Fasilitasnya lumayan lengkap, saya bisa memasak di dapur, memanggang roti untuk sarapan anak-anak di pagi hari, membuat kopi. Rumah mungil dan lucu ini terdiri dari 3 lantai, nyaman sekali, bersih dan rapi. Jika membawa si kecil, rumah ini juga menyiapkan baby chair, tempat duduk toilet di kamar mandi dan beberapa peralatan makan khusus untuk anak-anak.
Di rumah ini, setiap sudut sangatlah cantik dan instagrammable untuk difoto. Pagi hari, kami menikmati pemandangan gunung dari patio yang terletak di lantai 3. Kami paling suka area patio ini.
Berikut beberapa tempat yang kami kunjungi saat berada di Lembang:
Floating Market Lembang
Kami mengunjungi Floating Market yang lokasinya sekitar 2.5 Km dari Casa Lembang atau sekitar 13 menit jika menggunakan kendaraan pribadi. Kami tiba di sana sekitar pukul 10 pagi. Tiket masuk ke Floating Market ini sebesar Rp 20.000,- per orang. Tiket masuk ini dapat ditukar dengan berbagai jenis minuman panas atau dingin, seperti latte, lemon tea, milo, atau cokelat. Floating Market Lembang adalah tempat wisata yang memadukan alam pegunungan Lembang dengan pasar terapung.
Urban mama-papa dapat membeli makanan tradisional seperti kupat tahu, mie kocok, sate, kue balok, dan sebagainya dari atas perahu yang terapung di danau. Jangan lupa untuk membeli koin, karena berbelanja di Floating Market ini hanya bisa menggunakan koin Floating Market, bukan uang tunai yang biasa kita gunakan sehari-hari. Kisaran harga makanan disini sekitar Rp10.000 - Rp 35.000,-. Cukup terjangkau ya.
Selain jajanan tradisional, juga terdapat beberapa wahana permainan air seperti menaiki sampan, kereta air, sepeda air, paddle boat, dan canoe. Saya dan anak-anak menaiki kereta air, cukup membayar Rp 20.000 per orang, dan jika penumpang sudah mencapai 5 (lima) orang, maka kereta air dapat dijalankan. Pembayaran juga menggunakan koin yang ditukarkan dengan tiket dan diserahkan kepada petugas kereta air. Setiap penumpang diwajibkan menggunakan rompi pelampung yang sudah disiapkan. Seru sekali menikmati pemandangan Floating Market ini sambil mengelilingi danau menaiki kereta air. Selain bermain wahana air, Lana dan Yoona juga bermain flying fox dan panjat tebing; cukup membayar Rp 35.000,- per orang per permainan.
Fasilitas di Floating Market ini juga cukup baik, mushollah dan toiletnya cukup bersih. Urban mama dapat mengelilingi area ini dengan cara berjalan kaki menyusuri track yang sudah tersedia, kondisi tracknya juga cukup baik. Dan tentunya banyak tempat bagus untuk foto bersama. Kami cukup lama berada di Floating Market ini, menghabiskan waktu sekitar 5 jam untuk mengelilingi, makan, ngemil dan bersantai-santai di sini.
Makan sore di Rumah Kayu Kafe Taiwan
Menjelang sore hari, kami mampir di Rumah Kayu Kafe Taiwan yang terletak di Jalan Wira no.22 Lembang. Rumah makan ini menyajikan menu makanan khas Sunda. Menu yang direkomendasikan adalah cincau, saya mencoba cincau hijau polos, rasanya enak dan segar. Anak-anak memesan ayam goreng serundeng, saya memesan sop buntut, suami memesan cah genjer oncom, tumis cabe hijau dan ayam cabai hijau. Semuanya enak. Harganya juga cukup terjangkau, berkisar Rp 20.000 - 50.000,- per menu.
Di hari pertama, setelah berkunjung ke Floating Market dan makan di Rumah Kayu Kafe Taiwan, kamipun kembali ke Casa Lembang. Hari kedua, kami bergegas check out dari Casa Lembang dan bersiap kembali ke Bogor. Namun sebelum pulang, kami mengajak anak-anak mengunjungi Bosscha Observatorium yang lokasinya juga berada di Lembang. Jaraknya juga cukup dekat dari tempat kami menginap, sekitar 3.6 km dari Casa Lembang
Bosscha Observatorium
Mengunjungi Bosscha menjadi salah satu agenda liburan ke Lembang. Semenjak menonton film Petualangan Sherina dan Iqro, Lana ingin sekali berkunjung ke Bosscha. Kamipun mencari tahu jadwal berkunjung di sini, karena ternyata Observatorium Bosscha tidak buka setiap hari untuk umum, dan bukan tempat wisata. Hari itu, Sabtu kami berkunjung ke sana. Ada beberapa sesi berkunjung yang sudah ditentukan dan dikenakan harga tiket masuk sebesar Rp 15.000,- per orang untuk durasi berkunjung selama satu jam. Saat itu kami memilih sesi pukul 10.45 WIB.
Tepat pukul 10.45, kami dan pengunjung lainnya memasuki kubah tempat teleskop Zeiss yang merupakan teleskop terbesar di Observatorium Bosscha. Sudah ada pemandu yang menginformasikan kepada kami mengenai sejarah singkat Bosscha, teleskop Zeiss dan tentang astronomi. Observatorium Bosscha didirikan pada tahun 1923 - 1928. Nama Bosscha sendiri diambil dari Karel Albert Rudolf Bosscha, seorang pengusaha teh dari Belanda dan sebagai penyandang dana pembangunan dan pembelian teropong bintang, termasuk teleskop Zeiss ini. Teleskop Zeiss juga merupakan teleskop tertua usianya memasuki 90 tahun dan memiliki diameter sebsar 60cm dengan panjang fokus hampir 11m. Hampir semua planet pernah diteliti menggunakan teleskop Zeiss ini. Sayangnya, karena kami berkunjung di siang hari, kami tidak diperkenankan untuk meneropong. Lain waktu saya ingin mengajak anak-anak untuk berkunjung di malam hari agar anak-anak bisa meneropong bintang secara langsung.
Menarik sekali mendengar penjelasan dari pemandu saat itu, dan menurutnya saat ini kondisi di sekitar observatorium Bosscha dianggap tidak layak untuk mengadakan pengamatan karena perkembangan pemukiman penduduk maupun bisnis di daerah Lembang cukup pesat menyebabkan polusi cahaya sehingga mengganggu para peneiliti yang melakukan penelitian antariksa di Bosscha. Oleh karena itu, pemerintah mulai membangun observatorium baru di daerah Kupang, NTT.
Menyenangkan sekali bisa berlibur ke Lembang kali ini. Urban mama ada yang berencana mengajak keluarga berlibur ke Lembang?
duh jadi kangen Casa Lembang dan Rumah Kayu Kafe Taiwan!
Kak Ipeh mgg lalu teh tgl6-7?
Aku juga ke lembang hihi.. Muacettttt bangetttzzz..
Brangkat dr rumah abis subuh.. Ealah udh macet di tolnya.. Apalagi bekasinya :( akhirnya mbah waze kasih tau rute.. Keluar tol lewat blakang bekasi lalu msk tol lagi di Mm hahaha..
Biasanya aku ke bandung brkt jam6 sampai jam 9.30 an..
Kmren brkt jam6 sampai 11.30 huuff..
yg lebih parah temenku di 2 mbl yg lain, brkt jam6dari ciputat, sampai lembang jam4sore
Wah ternyata boleh ya kita berkunjung ke Bosscha. Selama ini kirain hanya untuk rombongan. Mau ah kapan-kapan liburan di Lembang...
wahhh jd mupeng pengen liburan ke lembang. udah lama banget kayaknya ga ke lembang, kalo ke bandung ga pernah ke lembang lagi karena mikirnya macet. tapi harus dicoba nih suatu saat nanti, tfs ya peh
Seru banget liburan ke Lembangnya ka Ipeh! Walaupun singkat, tapi dapet banyak tempat yaa..
Duh jadi kangen pengen ke Bosscha lagi deh :))