Satu Televisi Untuk Semua

Oleh Fitri anita pada Kamis, 25 April 2019
Seputar Our Stories
Satu Televisi Untuk Semua

Di rumah, kami memberlakukan ada satu televisi saja untuk semua anggota keluarga. Seperti dulu di masa lalu yang indah, di mana keluarga bercengkrama sambil menonton televisi bersama di ruang keluarga. Seperti saat itu ibu, ayah dan kami lima orang anak, menonton televisi bersama. Saat sudah mulai ada pilihan acara stasiun televisi dan terjadi perdebatan acara mana yang akan ditonton, ayah kami menyelesaikannya dengan mengambil suara: suara terbanyak yang menang dapat memilih acara yang hendak ditonton dan yang kalah harus menerima kenyataan untuk menonton atau tidak ikut menonton acara televisi yang bukan merupakan pilihannya.


Itu dulu, saat televisi masih menjadi sebuah kemewahan di rumah. Saat ini di mana dalam satu rumah bisa ada lebih dari satu televisi (belum lagi ditambah kehadiran gadgets), anggota keluarga jadi cenderung asyik sendiri dengan tontonan hiburannya masing-masing. Padahal membiasakan untuk satu televisi di rumah ditonton bersama-sama dapat membangun kebiasaan konsumsi media yang lebih baik bagi anak-anak maupun orangtua. Berikut beberapa tips agar satu televisi di rumah dapat dinikmati bersama-sama:


1. Letakkan televisi di ruang tengah atau ruang keluarga. Bukan di kamar tidur, karena selain akan mengganggu waktu tidur/istirahat, orangtua juga jadi lebih sulit mengontrol tayangan yang anak-anak tonton. Biasakan juga untuk tidak menonton saat sekeluarga sedang makan bersama, karena perhatian anak akan terpecah tidak fokus untuk menghabiskan makanan, dan nantinya akan menumbuhkan kebiasaan makan yang tidak sehat seperti terlalu banyak ngemil sambil menonton televisi.

2. Sepakati waktu-waktu untuk menonton televisi bersama. Seperti sore hari setelah anak mengerjakan PR atau setelah bermain di luar, atau di waktu-waktu di mana memang waktunya untuk acara tayangan anak. Jangan menempatkan jadwal menonton televisi menjelang waktu tidur karena dapat mengganggu kualitas tidur anak. Sepakati juga bersama-sama durasi menonton televisi, seperti hanya satu jam per hari.

3. Ajarkan kepada anak, tayangan televisi mana saja yang boleh mereka tonton sesuai dengan umur mereka seperti film kartun dan film dokumenter tentang alam atau ilmu pengetahuan. Orangtua juga dapat mengajarkan kode tayangan yang boleh anak tonton seperti SU (Semua Umur) dan BO (Bimbingan Orangtua).

4. Menyambung poin sebelumnya, usahakan untuk mendampingi anak saat menonton televisi, baik itu menonton bersama anak atau minimal berada di satu ruangan dengan anak saat anak sedang menonton. Kalau anak-anak hendak bertanya saat sedang menonton televisi, ada mama-papa di dekatnya yang siap menjawab pertanyaan anak sehingga anak tidak kebablasan menerima semua yang ditonton.

5. Konsisten menerapkan peraturan. Ada kalanya anak akan merengek rewel saat sudah waktunya televisi dimatikan, atau anak yang sudah besar akan meminta televisi di kamarnya karena mungkin melihat ada temannya yang punya televisi di kamar. Jelaskan dengan sabar bahwa peraturan adalah peraturan, yang dibuat agar semua teratur dan untuk kebaikan anggota keluarga serumah. Untuk anak yang sudah lebih besar, biasanya mereka sudah lebih pintar protes dan memberikan alasan nih. Kalau anak masih protes, mama-papa dapat mengajaknya melihat-ulang kesepakatan yang sudah dibuat dan membuat pilihan kesepakatan baru, tentunya dengan menjelaskan konsekuensinya kepada anak terlebih dahulu.

6. Berikan contoh. Tidak ada gunanya jika sudah ada peraturan menonton televisi bersama di waktu-waktu yang sudah disepakati bersama, tetapi saat tengah menikmati hidangan makan malam matanya masih ke televisi, atau saat sudah waktunya anak tidur namun televisi masih menyala terus, belum kunjung dimatikan atau setidaknya tidak dinyalakan kembali sampai si kecil tidur.  


Kalau urban mama-papa tetap konsisten menjalankannya, perlahan tapi pasti sekeluarga akan belajar mengikuti aturan dan membangun kebiasaan yang sehat dalam mengonsumsi media dan tayangan televisi. Semoga tips ini dapat bermanfaat bagi Urban mama dan papa.

 

 (gambar: www.freedigitalphotos.net)

Kategori Terkait


Tag Terkait

6 Komentar
Honey Josep
Honey Josep November 14, 2016 12:59 pm

di rumah tv ada banyak *tutup muka*

Suami nih yang kekeuh TV harus ada di setiap kamar , sebel!

Jadi harus pinter pinter nih bikin kegiatan yg seru supaya sis ulung gak ngendon di kamar aja.

Ayu Utami
Ayu Utami November 11, 2016 7:40 am

Sama... di kamar ada satu TV lagi, khusus DVD, tapi di rumah punya peraturan yang boleh nyala 1 tv aja untuk rame2, jadi tetep bisa ngumpul bareng. Makasih mama fitri untuk sharenya

Oryzanti Prasetyaningsih
Oryzanti Prasetyaningsih September 21, 2017 8:10 pm

Ide cerdas nih... suami ku ngotot di tiap ruangan harus ada tivi. Kamar , ruang keluarga sampai pantry . Tapi aku masih belum setuju, alhasil waktu bangun rumah antena dah dipasang , tapi sampai sekarang baru beli tv 1

Cindy Vania
Cindy Vania November 10, 2016 8:44 am

Di kamar ada TV nih, tapi sebisa mungkin nggak dinyalain, karena emang ga pake yang berbayar dan udah kesepakatan juga sih kalo TV kamar hanya untuk nonton DVD pas weekend.

Jadi anak-anak kalo siang/sore, nonton TV di ruang tengah aja. Lumayan jadi suka dapet ide bikin prakarya dari TV :D

ninit yunita
ninit yunita November 7, 2016 5:36 am

di rumah tv ada... 2. satu di kamar utama. tapiii sebisa mungkin jarang untuk nonton televisi terpisah-pisah. bener banget kata mama fitrianita, satu tv bisa jadi lem yang mendekatkan keluarga untuk menghabiskan waktu bersama. apalagi dengan banyaknya gadget, memang harus ada rules.

thanks mama fitri untuk tipsnya :) jadi reminder yang penting untuk kita semua.

Mohammad Syafiuddin
Mohammad Syafiuddin November 6, 2016 3:44 pm

thanks infonya, artikelnya bermanfaat banget :)