Memuaskan Perut Si Kecil

Oleh Tamie Chan pada Sabtu, 29 Maret 2014
Seputar Our Stories

Semua ibu pasti merasakan tahapan perjuangan dalam membesarkan anak-anak mereka. Dimulai dari masa kehamilan, melahirkan, menyusui, memberi makanan, mencarikan sekolah, mengajarkan perilaku baik, mengenalkan pendidikan agama dan masih banyak lagi. Bagi sebagian ibu, tahapan tersebut bisa dilalui dengan mudah. Sebagian lainnya penuh usaha dan air mata.


Alhamdulillah kehamilan saya dan kelahiran Abhirama tidak bermasalah. Tantangan datang ketika proses menyusui, mulai dari susah latch-on, puting luka pecah, tongue tie, sampai akhirnya harus melepas impian untuk bisa memberikan ASI eksklusif buat Abhi. Berbulan lamanya saya larut dalam kesedihan. Beruntung suami terus menyemangati saya, dia bilang "Jadi seorang ibu itu jaminannya surga, kamu harus semangat, harus ceria, biar Abhi jadi anak yang bahagia. Perjuangan kamu masih panjang."


Akhirnya saya sadar, harus semangat lagi. Tahapan berikutnya datang ketika Abhie memasuki usia 6 bulan. Waktunya kasih makanan pendamping susu. Pokoknya saya harus berhasil. Meskipun saya bekerja, tapi saya ingin semua makanan Abhi dibuat dan disiapkan oleh saya. Selain itu saya tidak mau merepotkan ibu mertua yang menjaga Abhi.  Saya membekali diri dengan baca sana-sini, konsultasi dengan dokter serta melengkapi alat-alat untuk menyiapkan makanan pendamping susu. Hari pertama makan dilalui dengan senyum yang merekah. Abhi lahap sekali makan avokad, tidak ada tanda-tanda penolakan. Hari selanjutnya pun demikian. Ketika waktunya mengenalkan puree sayuran, Abhi pun melahapnya dengan mudah.


Masa GTM datang waktu Abhi berusia 9 bulan. Semua makanan kesukaan dia (pisang, kabocha, bubur nasi) sukses dilepeh. Kadang masuk ke mulut pun tidak. Sedih lagi rasanya. Karena merasa gagal, efek dari penolakan Abhi membuat saya jadi uring-uringan. Suasana makan pun jadi tidak menyenangkan. Suami pun mengambil alih proses menyuapi Abhi. Sementara saya karena hobi masak, saya tidak mau menyerah mencoba menu baru untuk Abhi. Jaga-jaga kalau ada yang Abhi tolak, saya siapkan dua atau lebih menu untuk makanan Abhi. Lama-lama GTM ini mulai terasa menyiksa karena lamanya ternyata bisa sampai berbulan-bulan. Makanan untuk Abhi lebih sering berakhir di perut nenek dan papoh-mamohnya. Saat Abhi menginjak 12 bulan, aturan makan Abhi mulai saya longgarkan sedikit. Gula dan garam sudah mulai diperkenalkan, penolakan-penolakan masih tetap ada. Apalagi kalau anaknya sudah mulai bisa menyembur, pokoknya seru.


Masuk usia 13 bulan, saya amati nafsu makan Abhi mulai meningkat. Selain frekuensinya bertambah, dia juga tidak menolak kalau dikenalkan dengan makanan baru. Saya pun mengamini dengan lebih semangat memasak. Abhi juga sudah mulai menunjukkan ketertarikan untuk makan sendiri, mulai tidak mau disuapi. Ia juga terlihat lebih semangat makan kalau makanannya dihias-hias.



Ternyata gampang kok memuaskan perut si kecil, asal kita tahu apa kesukaannya. Abhi suka sekali telur. Biasanya saya buatkan frittata (bahasa kerennya telur dadar) dengan isian yang berbeda-beda. Yang pasti isinya selalu ada sayuran dan daging. Kalau sedang malas memasak yang bahannya banyak, biasanya saya hanya buat sayur bayem dan perkedel jagung. Sederhana tapi bergizi. Kadang  juga dibuatkan cemilan mengenyangkan seperti kroket mie, perkedel atau mac and cheese. Lumayan menyelipkan karbohidrat untuk Abhi yang aktif. Setiap harinya saya selalu memastikan ada daging, sayur dan buah di menu makanan.



Untuk Urbanmama menghadapi anak yang sedang susah makan, berikut beberapa hal yang bisa saya bagi:


  1. Punya stok sabar yang banyak sekali. Ini ternyata tidak bisa ditawar-tawar. Pada kasus saya, sabarnya masih sedikit sih. Untungnya ada suami yang selalu supply stok sabar. Minta dukungan pengertian keluarga dan pihak lain yang ikut menjaga anak agar punya visi yang sama, agar si kecil jangan sampai diberikan makanan yang tidak sehat hanya karena sedang tidak ingin makan.

  2. Abaikan omongan orang lain yang bilang anak kurus. Ini juga termasuk berhenti membandingkannya dengan anak lain. Selama si kecil sehat, mama pasti bahagia. Selalu konsultasi dengan dokter anak mengenai tumbuh kembang anak mama, atau bisa juga cek di sini.

  3. Jangan pernah paksa anak untuk makan. Ini memang tricky sekali, tetapi jangan sampai anak jadi trauma dan malah tidak menikmati makanan di saat waktu makan. Kadang orang dewasa pun ada masanya malas makan, bukan? Apalagi anak kecil yang pilihan makannya masih terbatas.

  4. Kenali anak, cari tahu apa makanan favoritnya dan apa yang dia tidak suka. Cari cara bagaimana mengolah makanan yang dia tidak suka agar bisa dimakan. Kalau mencoba 'resep ampuh atasi gtm' dan ternyata anak mama tetap tidak mau makan, jangan langsung sedih. Toh tiap anak memang unik dengan segala perbedaannya.

  5. Sesekali boleh melonggarkan aturan saat makan, bisa jadi mungkin karena anaknya sedang bosan. Lumayan setidaknya untuk beberapa saat stress mama jadi berkurang. Urbanmama pasti punya trik-trik tersendiri untuk si kecil agar semangat makan.

  6. Remember to always put a smile on your face. Buat suasana makan jadi menyenangkan. Menyuapi sambil menyanyi, sambil joget, apapun agar suasana makan menyenangkan.


Perjalanan saya untuk membesarkan Abhi masih panjang, sekarang dia baru mau 16 bulan. Mana tahu nanti si GTM datang lagi dan siapa tahu ada tantangan baru lainnya. Yang pasti sekarang saya mau agar bisa menikmati semua proses ini. Terus belajar menjadi ibu yang baik dan mengurangi segala kekhawatiran.

8 Komentar
Rika Rika April 23, 2014 11:03 pm

Mb anakny usia berapa di foto? Soalnya anak sy umur satu tahun masih makan bubur halus bgd, giginya baru numbuh 2, klo diganti yg tekstur jadi lama krn harus emut dulu untuk proses makananny trus lama lama jadi nangis krn bosan, hiks

Tamie Chan
Tamie Chan April 1, 2014 1:30 pm

drost : semoga sakseiiss yah mama raya...

Bunda Wiwit : hihiii makasiih bunda...iya nih setelah dipikir2 kayaknya klo GTM yg lama itu lebih karena anaknya picky eater deh. Semangat bunda...salam buat ki-ka :*

Zulaekhah : you're welcome mama...semangat terus buat Zaidan yah, kita ubek2 resep lagiii, masak2 lagiii :D

Ella : hahahaa...mungkin picky eaternya albert turunan mamanya yah :D

Aini : kalo gw gak pernah maksa, tapi jadi kesel sendiri gitu bawaannya marah2 :))

hana : hihiiii makasiihh :D

hanana fajar
hanana fajar April 1, 2014 10:07 am

wahh tipsnya oke banget apalagi buat yang berkutat dengan mpasi...

Retno Aini
Retno Aini April 1, 2014 2:43 am

aduh bener banget tips2nya. gw pernah maksa Alma makan & langsung menyesal, krn acara makannya jadi nggak enjoy & semua bubrah. akhirnya agak melonggarkan ekspektasi sedikit, trus semuanya kembali indah hehee

Gabriella F
Gabriella F March 30, 2014 8:58 pm

Wah keren tips2nya lengkap! Ini masalah gw banget, mulainya stlh umur 2 thn. Sblm itu masuk aja segala makanan. Dan baru setelah lewat lima tahun si Albert mulai berani nyoba2 makanan baru dan suka macem2 makanan. Gw sendiri picky eater sampe... kuliah...

 

Artikel Terbaru
Senin, 09 November 2020 (By Expert)

Mengenal Lebih Dekat Rahasia Manfaat BPJS Sebagai Asuransi Proteksi Kita

Jumat, 25 Desember 2020

6 Keuntungan Tidak Punya Pohon Natal di Rumah

Kamis, 24 Desember 2020

Rahasia kecantikan Alami dari THE FACE SHOP YEHWADAM REVITALIZING

Rabu, 23 Desember 2020

Lentera Lyshus

Selasa, 22 Desember 2020

Different Story in Every Parenting Style

Senin, 21 Desember 2020

Menurut Kamu, Bagaimana?

Jumat, 18 Desember 2020

Santa's Belt Macarons

Selasa, 15 Desember 2020

Christmas Tree Brownies