Tanggal 9 September 2014, awal saya dan Wafa mulai berkebun. Kami menanam kangkung, bayam hijau, bayam merah, selada hijau, selada merah, bunga matahari, bunga petunia dan bunga torenia. Melihat munculnya tunas dan menyaksikan tumbuh kembang tanaman, rasanya luar biasa. Pada hari ke-4, kami melihat tunas kangkung dan bunga matahari mulai menyapa dunia.
Di buku yang saya baca, memang dituliskan bahwa kangkung dan bayam cepat tumbuhnya, sekitar 5-7 hari sudah tumbuh daun lembaga. Dan ternyata bunga matahari tumbuhnya juga sama cepatnya seperti kangkung ya. Tapi, lahan bayam kok masih kosong ya? Duh, apa ada yg salah dalam menabur benihnya kemarin ya? Kecemasan itu sirna ketika di hari ke-6 daun bayam merah muncul dan bak menyapa, “Selamat pagi, dunia. Selamat pagi, Wafa dan bunda.’
Kegiatan berkebun kami tak semulus yang diduga. Tanaman kami diserang hama. Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan sehari-hari manusia. Walaupun dapat digunakan untuk semua organisme, dalam praktiknya istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan. Hama yang sering berkunjung, ada tikus, siput, dan lalat. Rasanya patah hati!
Tunas bayam habis dimakan hama. Hiks...
Batang-batang kangkung patah dan sebagian daunnya dimakan oleh siput. Tapi, alhamdulillah kangkung masih bisa bertahan hingga masa panen tiba.
Waktunya panen kangkung. Hore!
Kegiatan berkebun ini banyak melibatkan Wafa, mulai dari pergi membeli peralatan berkebun di toko pertanian, menyemai benih, menyiram, mencabut gulma, melihat hama, dan memanen.
Beberapa manfaat mengajak anak berkebun:
1. Anak mengenal berbagai macam bentuk dan ukuran benih, ada yg panjang, bulat, lonjong. Ada yang besar dan ada yang kecil.
2. Belajar menjumput, meletakkan benih di lubang, menyemprot, atau menyiram tanaman, serta mencabuti gulma. Bagus untuk motorik halus anak, konsentrasi dan mengembangkan koordinasi mata dan tangan anak.
3. Memperkaya kosakata. Anak mengenal kata-kata baru seperti kata benih, gulma, hama, panen, dsb.
4. Memperkaya pengalaman anak, bertemu langsung dengan binatang yg ada di sekitar tanaman, seperti: cacing, lebah, kupu-kupu, lalat, siput, lintah, lipan, ulat bulu, dsb.
5. Mengajarkan tentang proses, kepedulian, disiplin, bertanggung jawab, dan bersuka cita merayakan hasil (ketika panen).
Kalau untuk mamanya, kegiatan berkebun ini menyenangkan sekali, seperti yang dikatakan oleh Ron Finley, “Growing your own food is like printing your own money.”
Ternyata menanam sayuran itu menyenangkan ya... aku dan Albert baru mulai sebulan lalu, dan senang banget rasanya lihat sayuran-sayuran itu tumbuh. Semoga saja bisa bertahan sampai panen ya...
artikelnya menyulut semangat untuk berkebun dan berproduksi di rumah nih...
terimakasih Britania & Wafa, untuk inspirasinya... :)
Haiii, bunda Rizma. :D
wah... ketemu mba britania dsini. asik sekali ya wafa berkebun dirumah.
Terima kasih. Rasanya luar biasa sekali makan sayuran yang ditanam sendiri. Selamat berkebun, mama semua... :)