Masih ingat lagu masa kecil yang liriknya seperti ini:
Memandang alam dari atas bukit
Sejauh pandang kulepaskan
Sungai nampak berliku sawah hijau terbentang
Bagai permadani di kaki langit
Gunung menjulang, berpayung awan,
Oh... indah pemandangan
Liburan lalu kami sekeluarga sempat merasakan pengalaman seperti lagu di atas saat berjalan-jalan ke Puncak Suroloyo.
Mungkin belum banyak yang tau, karena daerah ini kalah ngetop dari Kalibiru. Sama-sama berada di Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta. Sama-sama berupa daerah perbukitan Menoreh yang menyuguhkan wisata trekking. Bedanya, Suroloyo tidak ada fasilitas apa pun selain gardu pandang. Kalau kita ke Kalibiru, masih ada outbound, fasilitas rumah pohon untuk ber-selfie, dan juga penginapan. Kalau di Suroloyo, minim fasilitas.
Puncak Suroloyo terletak di Dusun Keceme, Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulonprogo. Menuju ke daerah ini bisa melalui Magelang-Jawa Tengah atau dari Godean-Yogyakarta. Mobil bisa melewati jalanan yang sudah diaspal, namun tetap harus hati-hati karena jalannya sempit dan terus menanjak. Di kiri kanan kita disuguhkan dengan pemandangan seperti yang tergambar dalam lirik lagu di atas.
Kami berangkat dari rumah pagi-pagi sekali yaitu pukul 03.30 WIB. Anak-anak diangkat dalam kondisi tidur ke mobil. Kami berniat untuk melihat matahari terbit di Suroloyo. Sempat mampir untuk sholat subuh di pom bensin. Namun sayang, karena kami agak tersesat, sesampainya di Suroloyo matahari sudah terbit, padahal kami belum sempat naik ke gardu pandang.
Di daerah wisata ini, ada beberapa gardu pandang yang untuk menuju ke sini kita harus menaiki banyak anak tangga. Karena ada beberapa puncak bukit, maka gardu pandangnya pun otomatis lebih dari satu. Gardu tertinggi dan paling terkenal memiliki 286 anak tangga. Dan dari gardu ini, jika cuaca cerah tanpa kabut dan awan, kita bisa melihat pemandangan Candi Borobudur yang terlihat kecil, dan 4 gunung yaitu Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Wow… pasti indah sekali!
Sayangnya karena kami membawa anak-anak yang masih kecil, maka kami hanya sanggup naik ke gardu pandang yang anak tangganya berjumlah 85. Sampai di atas, kami tidak seberapa beruntung. Kabut perlahan-lahan mulai pekat dan menutupi hamparan pemandangan indah di bawah sana. Akhirnya kami pun berfoto-foto seadanya.
Ketika kabut benar-benar sudah menutupi seluruh pemandangan… kami merasa seperti berada di negeri di atas awan! Seperti foto di bawah ini yang harusnya backgroundnya pemandangan hijau tapi hasilnya hanya putih pekat. Sempet bergetar juga hati karena takut, dan terasa seperti melayang di awan.
Oh ya kondisi gardu pandang cukup memprihatinkan. Genteng dan tegelnya sudah usang sekali, plus banyak sampah peninggalan para pengunjung. Hmm... sedih ya. Setelah berselfie dan menikmati pekatnya kabut, kami pun turun dari gardu pandang. Mobil berjalan turun dan mampir di sebuah area parkir yang menjadi semacam area peristirahatan buat pengunjung Suroloyo. Di area ini ada ornamen berupa patung para punakawan (Semar, Gareng, Bagong, Petruk), ukiran pewayangan, dan deretan warung-warung makan.
Kebanyakan hanya menjual jajanan anak-anak, mie instant dan aneka minuman saja. Dari berkunjung ke warung, kami jadi tahu, bahwa di Suroloyo penduduk setempat bertanam kopi dan teh. Namun bukan berupa area perkebunan besar dan dikelola pemerintah, melainkan hanya terdiri dari kebun-kebun pribadi. Kami pun membeli kopi dan teh khas Suroloyo tersebut untuk oleh-oleh.
Setelah selesai mengisi perut di warung, kami pun pulang. Seru juga naik ke bukit dan melihat pemandangan indah di bawah sana, plus merasakan semacam berada di negeri awan. Mudah-mudahan kapan-kapan bisa ke sini lagi dan naik ke puncak tertinggi biar bisa liat Candi Borobudur dan empat gunung keren itu. Indahnya Indonesiaku.
Eka, iya indah apalagi kalo gak ketutup kabut. Kalo yang kayak di twilight itu foto tangga naik ke gardu pandang yang aku bilang jumlahnya 85 dan bikin ngos-ngosan itu hehe.....
Indah banget ya mel! Itu yg foto di jalan apa jembatan kayak di film twilight deh :)
Wah dimuat...alhamdulilah.
@mbak hanana fajar: iya karena dia bukan kawasan wisata mainstream makanya namanya jarang terdengar mbak :) Iya pengen banget deh dipoles, gak usah kayak Kalibiru gpp, minimal gardu-gardu pandangnya lebih dirawat sama pemda biar gak usang dan malah bikin gak nyaman pengunjung.
@mbak Ari Prastawati: hehehe..iya mbaaak karena kebetulan pulkamnya selalu ke Kulonprogo, jadi rekreasinya ya seputaran situ-situ aja. Makasih ya mbak :)
kereen deh imelda...selalu menceritakan kulon progo, membuat kulon progo mendunia...
wah baru denger juga tentang Suroloyo ini... pemandangan dan area sekitarnya indah ya mba imelda, dipoles sedikit fasilitas nya pasti ga kalah sama Kalibiru...Tfs mama imelda:)