Tips Agar Anak Tidur Nyenyak

Oleh Veronica Sri Utami pada Jumat, 09 Juni 2017
Seputar Product Reviews
Tips Agar Anak Tidur Nyenyak

Tak seperti anak pertama, yang ketika masih bayi/balita cukup mudah ditidurkan—cukup dibacakan buku, dinyanyikan lagu nina bobo, atau sambil mendengarkan lagu-lagu yang tenang dari gadget.

Sekar, anak kedua saya yang sekarang berusia 1 tahun, butuh lebih banyak "perjuangan". Kalau hari ini bisa ditidurkan dengan lagu nina bobo, belum tentu besok manjur. Atau kali ini bisa langsung tertidur setelah susunya habis, belum tentu hari lain bisa begitu juga.

Tentu saja, situasi semacam begini harus saya atasi. Karena dari berbagai sumber saya tahu, tidur—khususnya bagi bayi dan balita—adalah saat yang sangat penting bagi hormon pertumbuhan untuk bekerja. Begitu juga proses-proses regenerasi sel tubuh akan terjadi saat tubuh sedang tidur.

Kurangnya waktu tidur, tentu akan menurunkan daya tahan tubuh bayi dan balita, dan tentu saja proses tumbuh-kembangnya juga bisa jadi tidak optimal.

Saya pun jadi rajin mencari-cari informasi tentang apa saja yang mungkin mengganggu anak tidur lelap dan bagaimana cara mengatasinya. Nah, di artikel ini saya coba bagikan untuk urban mama, siapa tahu ada yang punya situasi serupa seperti kami.

Jadi, beberapa situasi yang menganggu tidur anak antara lain:

1. Popok yang perlu diganti

Popok yang sudah penuh tentu tidak nyaman untuk bayi. Karenanya, sebelum tidur saya pasti mengeceknya dulu, jika perlu ganti, pakai yang fresh sebelum bobo.

2. Lapar atau haus

Kalau perutnya lapar atau merasa haus, tentu si kecil akan sulit untuk ditidurkan. Sekar sudah terbiasa untuk minum susu dulu menjelang tidur, jadi bisa dipastikan kalau dia sudah cukup kenyang. 

3. Banyak suara mengganggu

Waktu Sekar masih sangat kecil (1-3 bulan), ia sangat peka pada suara. Bahkan suara kaki berjalan di lantai dekatnya tidur saja, sudah cukup untuk membangunkannya. Karenanya, saya akan memastikan semua suara seminimal mungkin, termasuk kalau ada teman-teman si kakak yang main di rumah sementara si adek mau tidur, semua saya minta untuk bicara pelan-pelan, atau kalau perlu, minta mereka main di luar, jauh dari kamar si adik.

4. Orangtua 'tidak tenang'

Anak-anak sangat sensitif terhadap perasaan orangtua. Karenanya, di salah satu sumber yang saya baca, orangtua disarankan untuk juga menenangkan dirinya sendiri, sebelum berusaha menenangkan si anak. Kalau suami saya, suka bilang "Saat menidurkan anak itu, kita juga harus mengondisikan seolah juga tidur, bayangkan kondisi sangat-sangat tenang, seolah sudah tertidur, nanti anaknya juga akan kebawa suasana itu, terus tidur deh."

Saya suka menanggapinya dengan bercanda, "Iya, yang ada nanti yang menidurkan malah ketiduran duluan, hehehe."

Meski begitu, saya cukup setuju dengan "paham"-nya suami saya itu. Saya menyadari, kalau sedang menidurkan Sekar, sementara pikiran saya ke mana-mana—memikirkan belum sempat masak untuk makan malam nanti, atau mikirkan si kakak yang sedang mengerjakan PR dan perlu diajari, tapi mesti menunggu sampai adiknya tertidur (dan si Bapak belum pulang dari kantor), maka si kecil yang berusaha ditidurkan itu malahan tidak tidur-tidur. Bisa jadi, pikiran saya "ribut" itu mengganggunya.

5. Panas dan keringat

Nah, ini juga jadi satu "hambatan" Sekar buat tidur nyenyak. Sekar sangat mudah berkeringat. Kepalanya sering saya lihat berkeringat seperti terkena udara panas, bahkan di kamar ber-AC sekali pun.

Nah, kalau sudah begitu, tidurnya jadi tak nyaman, lalu terbangun. Biasanya leher & rambut bagian belakang basah kuyup sampai lepek & banjir begitu.

Kalau suhu AC-nya diatur agar lebih dingin, rasanya bukan solusi tepat. Nanti malah kedinginan, salah-salah masuk angin , karena baju nya juga basah keringetan. Kuatirnya baju basah terkena angin AC yang dingin malah tambah penyakit lagi.

Memang lazim bayi itu berkeringat banyak saat tidur, karena detak jantung bayi & metabolisme tubuh anak lebih tinggi dari orang dewasa.

Oleh karena itu, salah satu cara untuk mengatasi kepala yang berkeringat ini akhirnya membuat saya mencoba COMFI, produk dari Balita Kita, yang official store-nya ada di Tokopedia.

Comfi—a breathing pillow—ini adalah bantal dengan teknologi  3D-Knitting atau penjahitan 3 dimensi. Bantalnya berpori seperti sarang lebah madu. Karena rongga-rongga  ini, sirkulasi udara menjadi lebih baik dan si kecil terhindar dari panas dan keringet berlebihan saat tidur.

Terbukti dengan Sekar, karena sekarang ia bisa tidur lebih pulas dengan bantal COMFI. Tidak ada lagi keringat yang menumpuk & mengumpul di leher dan rambut bagian belakang.

Dan support Comfi pun sangat baik walaupun berongga: tidak terlalu empuk & tidak terlalu keras untuk Sekar, jadi pas sekali. Comfi ternyata mempunya 40 titik support per sentimeter kubik. Dengan Comfi, Sekar terus pulas dan lelap sampai pagi.

Begitu bangun di pagi hari, senyum selalu menghiasi wajah Sekar. Terlihat Sekar bahagia dan riang setelah tidur malam yang nyenyak, banyak energi untuk beraktivitas di hari yang baru.

Nah, mana solusi yang paling pas untuk Urban mama? Silakan dicoba ya...

Veronica Sri Utami
Veronica Sri Utami

Always love the journey of being mother, she is a fulltime mother – for Lintang and Sekar - and parttimer of everything, from "tukang ojeg"-nya Lintang, writer to lecturer. Already have two books being published until now, “We are Good Mothers”, (Galang Press, 2010) and “Recharge Your Life”, (Grasindo 2016), and (hope) still more to come

3 Komentar
Gabriella F
Gabriella F June 10, 2017 7:48 am

Wah betul tuh yg nomor 4, kalau aku pas lagi kepikiran kerjaan A, kerjaan B, mesti ngapain-ngapain pasti si Al gak tidur-tidur.

ninit yunita
ninit yunita June 9, 2017 8:07 am

sekaaar lucu banget deeeh! bangunnya ceriaaa.
ngomong-ngomong tentang tidur anak, bener banget yah yang no 4 (sama kayak febi deh)... orangtua harus tenang biar anaknya juga tenang tidurnya. ih baru tau ada bantal comfi! bener banget biasanya kalau anak-anak tidur, suka ada keringat di bagian leher & rambut belakang. kece deh ini inovasinya comfi!

Febi
Febi June 9, 2017 5:08 am

Aku no. 4 :)
Tapi Kafi (21 bulan) masih suka kebangun buat nenen. Normal nggak ya?
Wah kece ya sekarang udah ada inovasi bantal kayak comfi. Boleh dicoba nih

 

Artikel Terbaru
Senin, 09 November 2020 (By Expert)

Mengenal Lebih Dekat Rahasia Manfaat BPJS Sebagai Asuransi Proteksi Kita

Jumat, 25 Desember 2020

6 Keuntungan Tidak Punya Pohon Natal di Rumah

Kamis, 24 Desember 2020

Rahasia kecantikan Alami dari THE FACE SHOP YEHWADAM REVITALIZING

Rabu, 23 Desember 2020

Lentera Lyshus

Selasa, 22 Desember 2020

Different Story in Every Parenting Style

Senin, 21 Desember 2020

Menurut Kamu, Bagaimana?

Jumat, 18 Desember 2020

Santa's Belt Macarons

Selasa, 15 Desember 2020

Christmas Tree Brownies