Dengan menguasai manajemen laktasi yang benar, mama bekerja tidak perlu ragu dan khawatir dapat terus memberikan ASI pada sang buah hati hingga usia 2 tahun atau lebih. Berikut saya bagi tips dan trik untuk mengoptimalkan hasil ASI perah.
Dari membaca forum dan artikel tentang menyusui anak yang usianya lebih dari dua tahun (extended breastfeeding), ada beberapa poin yang ingin saya bagi di sini mengenai manfaat extended breastfeeding.
Sudah setipis kertas semangat saya saat itu dan hampir menyerah, belum lagi rasa sakit saat memerah dengan tangan atau dengan bantuan breastpump, lecet, perih, lelah pokoknya benar-benar menguras energi dan saya sudah hampir menyerah.
Sekitar sebulan lalu saya baru saja melahirkan Aydan. Beda usia Aydan dan kakaknya Ywa adalah 9 tahun. Jarak yang cukup jauh antara kakak beradik ini membuat saya jadi banyak mencari informasi lagi tentang mengurus bayi, pemberian asi, dan lain-lain. Salah satunya adalah persiapan memberikan ASIP kepada Aydan.
Waktu si kecil sudah berusia di atas satu tahun, tantangan yang paling sering ditemui dan membuat ibu akhirnya menyerah (hingga berhenti menyusui) adalah saat gigi-gigi si kecil makin banyak tumbuh.
Waktu berkenalan di thread awalnya awkward, masing-masing dari kami masih memanggil dengan embel-embel 'mbak'. Kini sudah tidak lagi, yang ada hanya saling berbagi dan menyemangati lewat kata-kata yang menguatkan. Meski belum semua dari kami bisa bertemu bertatap-muka langsung, rasanya tidak ada yang lebih indah dari persahabatan tulus dan saling mendukung dalam menjalani hari-hari sebagai mama.
Kegiatan memerah ASI ini terus berlanjut hingga saya pulang dari rumah sakit dan sudah menyusui Zafran, karena katanya untuk ibu bekerja sebaiknya menyiapkan stock ASIP sebanyak dan sedini mungkin sebelum kembali masuk bekerja. Saat Zafran mengalami bingung puting memutuskan untuk e-ping (exclusively pumping).
Ketika anak-anak tersapih dengan baik, yakinlah bahwa perkembangan mereka juga akan baik. Weaning with love adalah pilihan yang baik tanpa paksaan, tanpa merebut hak anak serta tanpa membuat kita para ibu merasa bersalah berkepanjangan.
Tahun pertama bersama anak PRS merupakan tahun terberat saya, tetapi PRS journey kami masih panjang. Sudah menjadi kewajiban saya untuk bisa memperjuangkan pemberian ASI dan semua yang terbaik untuk Kirana.
Sehari setelah melahirkan saya dipanggil ke ruang dokter spesialis anak. Dokter anak yang membantu proses kelahiran bayi kami memberitahukan bahwa ada suara bising di jantung anak kami. Saya dan suami hanya diam saling menatap satu sama lain dan bertanya "Bising jantung itu apa, Dok?"