Salah satu tantangan ibu pekerja yang sedang menyusui adalah harus meninggalkan buah hati untuk perjalanan dinas ke luar kota. Saya sendiri sudah tiga kali meninggalkan anak kedua saya (6 - 7 bulan) untuk rapat kerja di luar kota. Berbagai persiapan saya lakukan sebelum dan selama keperluan dinas untuk memenuhi kebutuhan ASI eksklusif si kecil.
Awal tahun 2016 adalah masa-masa yang saya nantikan sekaligus mendebarkan. Bagaimana tidak, saya ditugaskan untuk membuat liputan dokumenter sebanyak empat episode di Mexico City dengan masa tugas 18 hari. Kali ini saya saya harus membawa tas yang lebih berat karena membawa breastpump dan ASI perahan yang ditabung selama perjalanan.
Setelah gagal memberikan ASI pada Affan, saya bertekad untuk belajar lebih banyak lagi saat hamil Kianna karena tidak mau gagal untuk kedua kalinya. Kondisi saya yang inverted nipple menjadikan tantangan tersendiri saat Kianna belajar latch on.
Menjelang kelahiran anak kedua, saya belajar lagi manajemen ASIP untuk membantu proses menyusuinya agar saat selesai cuti nanti saya tidak perlu kejar tayang seperti saat menyusui kakaknya dulu. Saya mulai memompa ASI sekitar dua minggu setelah melahirkan dan sebulan pertama stok ASIP dipakai milk therapy untuk meningkatkan BB baby A yang terlahir dengan BBLR.
Tidak terasa tiga bulan sudah saya melahirkan Damadre, yang artinya berakhir juga masa cuti melahirkan saya. Agar bisa sukses tetap memberikan ASI Eksklusif sampai Dre berusia enam bulan, saya sudah melakukan beberapa persiapan. Bagi saya, salah satu kunci suksesnya pastilah persiapan yang cukup matang.
Pengalaman memberikan ASI kepada buah hati saya dimulai di atas meja operasi, sekitar empat tahun yang lalu. Menyusui memang proses naluriah, namun diperlukan pengetahuan, persiapan, dan support system untuk dapat berhasil menyusui si kecil.
Rasa senang bercampur khawatir saat dokter spesialis kandungan menyatakan bahwa bayi kami kembar. Selama hamil, banyak orang berkata, "Siap-siap pilih sufor karena ASImu tidak akan cukup." Saya hanya menjawab dengan senyum. Berbekal pengalaman mendampingi kakak saya di minggu-minggu awal setelah melahirkan, yang saya tahu hanya prinsip produksi ASI supply by demand sehingga akan selalu cukup. Ternyata kenyataan berkata lain.
Dengan menguasai manajemen laktasi yang benar, mama bekerja tidak perlu ragu dan khawatir dapat terus memberikan ASI pada sang buah hati hingga usia 2 tahun atau lebih. Berikut saya bagi tips dan trik untuk mengoptimalkan hasil ASI perah.
Sekitar sebulan lalu saya baru saja melahirkan Aydan. Beda usia Aydan dan kakaknya Ywa adalah 9 tahun. Jarak yang cukup jauh antara kakak beradik ini membuat saya jadi banyak mencari informasi lagi tentang mengurus bayi, pemberian asi, dan lain-lain. Salah satunya adalah persiapan memberikan ASIP kepada Aydan.
Kegiatan memerah ASI ini terus berlanjut hingga saya pulang dari rumah sakit dan sudah menyusui Zafran, karena katanya untuk ibu bekerja sebaiknya menyiapkan stock ASIP sebanyak dan sedini mungkin sebelum kembali masuk bekerja. Saat Zafran mengalami bingung puting memutuskan untuk e-ping (exclusively pumping).