Bagi ibu dari bayi dan balita seperti saya, waktu menjadi begitu berharga. Apalagi, saya masih menyusui bergantian kedua buah hati, Kafi (17 bulan) dan Janna (1 bulan). Belum lagi selama cuti melahirkan kali ini, saya berkomitmen untuk terus mendampingi keduanya termasuk saat bermain.
Di kantor, saya berusaha rutin pumping 2-3 kali. Dengan stok penuh selama cuti dan hasil pumping di kantor (sekitar 700-800 ml bisa saya bawa pulang), freezer mulai tidak muat menampung. Mulailah saya berpikir untuk mendonorkan stok ASIP tersebut.
Masa cuti berakhir, stok ASIP pun sudah berbaris rapi di kulkas rumah. Bahkan sempat tidak muat, akhirnya kulkas kantor ikut ambil andil. Sampai suatu hari saya dapat kabar dari rumah kalau listrik padam.
Sebagai ibu bekerja yang sedang menyusui, saya membutuhkan beberapa alat bantu demi keberhasilan memberikan ASI ke anak kedua saya yang saat ini berusia 15 bulan. Saya berharap agar bisa terus lancar memberikan ASI sampai Adik berusia dua tahun.
Salah satu tantangan besar yang saya hadapi saat ini adalah bagaimana agar bisa tetap memberikan ASI eksklusif kepada Aiko saat sudah kembali masuk kerja nanti. Saya berkomitmen untuk bisa memberikan hak Aiko minum ASI sampai berusia dua tahun. Tentunya saya harus mempersiapkannya dengan baik.
Salah satu persiapan sebelum kembali bekerja adalah mencari cara untuk memberikan ASIP kepada Aiko dan terhindar dari bingung puting. Saya tidak ingin pengalaman saat menyusui Satria terulang kembali.
Awalnya, saya sudah bangga dan lega kalau proses menyusui Dre amat indah, menyenangkan dan nyaris tanpa tantangan yang menyulitkan. Saya termasuk yang beruntung karena tidak pernah mengalami puting lecet berkepanjangan, ataupun payudara bengkak sampai mastitis, sejak menyusui Dre pada hari pertama. Sampai kira-kira seminggu yang lalu…
Sering kali para ibu bekerja bertanya bagaimana agar bisa memberikan ASI Eksklusif selama enam bulan, padahal cuti bekerja hanya tiga bulan saja. Setelah melahirkan, ibu bisa rutin memerah ASI dan menyimpannya di kulkas, sehingga ibu tetap bisa memberikan ASI Eksklusif dengan cara memberikan bayi ASI Perah (ASIP). Begitu mulai bekerja, ibu juga dianjurkan untuk terus rutin memerah di tempat kerja.
Kami memanggilnya Mamih. Mamih ini seorang ibu bekerja yang menurut saya luar biasa, karena dia bekerja bukan di kantor namun sebagai seorang geologist. Sampai saat ini Mamih bekerja di perusahaan tambang di daerah Kalimantan. Karena tuntutan, Mamih tidak mengajukan resign. Lalu bagaimana dengan bayinya?
Dengan makin meningkatnya edukasi dan penyebaran informasi mengenai manfaat ASI, makin banyak pula Mama yang memperjuangkan pemberian ASI kepada sang buah hati. Memerah ASI (pumping) untuk bayi yang terlahir cukup bulan dan sehat merupakan hal yang umum dilakukan saat ini terutama di kota-kota besar.