Apakah Urban Mama sudah secara rutin memeriksa payudara sendiri? Mungkin kita sering lupa atau menganggap sepele hal ini. Padahal pengecekan secara rutin penting sekali untuk mencegah kanker payudara dan kanker yang ditemukan lebih awal masih dapat disembuhkan.
Saya ingin berbagi sedikit pengalaman satu tahun terakhir ini. Kebetulan saya masih aktif menyusui. Biasanya ibu menyusui suka mengalami pembengkakan pada payudara. Terkadang saat diraba payudara kita terasa seperti ada benjolan-benjolan kecil dan membuat bertanya-tanya, ini air susu atau apa ya. Suami saya selalu mengingatkan agar saya mengecek payudara sendiri karena ibu mertua pernah mengidap kanker payudara. Biasanya saya memeriksa payudara sendiri secara rutin, dengan posisi badan terlentang dan tangan ke atas, sementara tangan yang satu lagi meraba dengan gerakan memutar. Pada awal tahun 2017, saya merasa ada benjolan kecil pada payudara kiri, mungkin sebesar biji kacang hijau. Saat itu saya langsung merasa panik.
image credit: pexels.com
Saya pun segera bercerita pada suami dan langsung diajak memeriksakan diri ke dokter bedah onkologi, dr. Sonar Panigoro yang pernah menangani ibu mertua dulu. Ternyata antrean untuk membuat janji dengan dr. Sonar panjang sekali, saya mendaftar pada bulan April dan baru mendapatkan janji temu pada bulan September. Untungnya dr. Sonar masih ingat dengan ibu mertua, sehingga saat itu juga saya diminta datang ke RSCM.
Setelah diperiksa dokter, ternyata benjolan itu tidak berbahaya, hanya kista jinak dan saya diminta kembali enam bulan lagi untuk kontrol. Menurut dr. Sonar, kista jinak bisa hilang sendiri. Dokter juga menjelaskan ciri-ciri benjolan kanker payudara bentuknya tidak bulan rapi, kalau diraba seperti tidak ada ujungnya, dan benjolan tidak dapat digerakkan, jadi seperti menyatu dengan daging. Ternyata suami merasa kurang puas karena benjolan masih ada di sana dan sama sekali tidak diobati. Akhirnya suami mengajak saya mencari pendapat kedua ke Yayasan Kanker Indonesia di Lebak Bulus. Di sana saya diperiksa lagi oleh dokter, dan menurut dokter benjolan itu hanyalah saluran air susu yang terjepit. Saya disarankan untuk melakukan USG agar besar benjolan dapat diukur.
Hasil USG dengan jelas memperlihatkan bahwa memang benar ada benjolan yang lebarnya 0,8 cm pada payudara saya. Tidak ada jaringan kanker atau sel-sel berbahaya. Dokter onkologi di YKI juga tidak menganjurkan untuk diambil karena tidak berbahaya dan bisa hilang dengan sendirinya setelah berhenti menyusui. Namun suami saya tidak puas sebelum cairan itu diambil. Akhirnya kami berkonsultasi pada dr. Diani Kartini di RSPI. Pendapat dr. Diani sama dengan pendapat dokter sebelumnya. Kami pun meminta agar cairannya diambil saja. Cairan pun diambil dengan menggunakan jarum suntik dan terkumpul sekitar satu spuit, warnanya seperti air susu. Cairan itu pun diperiksa di laboratorium dan ternyata hasilnya tidak ditemukan sel kanker atau sel-sel berbahaya lain. Benjolan itu diperkirakan terbentuk karena saya jarang memijat payudara sebelum memompa ASI, padahal sebetulnya wajib dilakukan agar otot payudara rileks dan tidak ada sumbatan.
Semoga Urban Mama tidak alpa memeriksa payudara sebulan sekali. Kenali perubahan atau tanda-tanda lain pada payudara karena kita sendirilah yang mengenalnya dengan baik. Jika ditemukan hal berbeda sekecil apa pun, segera temui dokter dan jangan didiamkan sampai bertambah besar. Mudah-mudahan kita semua bisa sehat selalu ya!
halo Mom Dinda, thanks for sharing salam kenal ya, aku saat ini sdg menyusui dan ada benjolan di PD sebelah kiri, baru 2minggu ini ku sadari saat pumping. ku baru mau periksa ke dokter, karena sdh dirasa sedikit rasa nyeri.. boleh tau di YKI dengan dokter siapa ya mba? oia mba setelah di suntik diambil cairan apakah sudah hilang benjolannya?
Salam kenal mom.. di YKI saya lupa nama dokternya karna saya random aja waktu itu dengan dokter yg praktek dihari itu. Kalau mom sudah mendapat rujukan dari dokter lain mom bisa langsung ketemu dokter onkologi di YKI tapi kalau belum ada, harus ke dokter umum dulu setelahnya baru mendapat surat rujukan ke dokter onkologi disana. Sebelum datang coba telpon dulu ya mom soalnya jadwal praktek dokter umum dan onkologi nya tidak sama, supaya tidak bolak balik.
Alhamdulillah cairannya sudah hilang mom langsung kempes setelah diambil cairannya.
Semoga tidak ada yg berbahaya ya mom dan semoga lekas sembuh :)
hikzz,,, jadi gimana yahh,, kaya gimana gitu lah sebagi seoram papa kalo mama udah menyusui jadi malu berbut sama dedek hikzzz
Salam kenal semua. Saya Ana. Ibu anak 1 berumur 2 tahun. Kemarin baru aja melakukan USG mammae, karena beberapa hari terakhir payudara sebelah kanan nyeri. Sebelumnya sudah pernah seperti ini, tp saya abaikan karena gk ada benjolan yang menyertai. Baru kemarin terasa benjolan. Hasil USG, ternyata ada kista sebesar 1,1cm. Sp. Rad nya bilang gk perlu di operasi dll karen ukuran kecil. Cukup dg obat saja. Tapi satu yg saya lupa tanya kan mengenai KB. Saya sedang melakukan KB suntik 1 bulan yg ada kandungan hormon estrogennya, dimana kista salah satu penyebab terbesarnya karena kelebihan hormon estrogen. Mohon informasinya, jika ada yg mengetahui atau berpengalaman, sebaiknya KB apa yang saya pilih selanjutnya? Terimakasih :)
Salam kenal mba ana.. sebelumnya saya turut prihatin atas kondisi mba semoga bisa diobati dan hilang kistanya. Mengenai KB yg saya tau memang risikonya kista/CA ya mba karna memang KB bermain dgn hormon, makanya salah satu alasan saya sampai skrg tidak memakai KB karna takut akan hal itu. Dan setau saya semua jenis KB menambahkan hormon hanya 1 jenis KB yaitu spiral yg tanam alat jadi mungkin lebih aman dibanding KB yg lain. Boleh dicoba spiral mba mungkin lebih cocok di mba. Mohon koreksi jika ada salah.. :)
wah dokter kita sama, saya pun berkonsultasi dengan dr Diani Kartini :)
SADARI penting sekali dan ternyata juga mudah dilakukan.
Sehat selalu ya mama Adinda :)
setuju mba, sangat mudah namun kadang kita suka lalai :)
sehat selalu juga mba honey..
Penting banget sadari ini. Kalau aku cek ketika mandi. Disempatkan sesekali saat weekend.
Terima kasih artikelnya mama, semoga menginspirasi mama yg lain.
sama sama mba eka.. saling mengingatkan ya.. :)