Cacar Air

Oleh Ruliyani pada Selasa, 20 Maret 2012
Seputar Our Stories

Rasanya tidak tega berpaling dan pergi sembunyi saat Lian menggapai-gapai ke arah saya untuk minta disusui. Menyesal karena sebelum pergi ke dokter, Lian tidak saya susui dulu.

Kamis malam saat saya sedang cuci muka tiba-tiba ada sesuatu yang pecah di belakang telinga. Besok paginya setelah mandi, saya menemukan 1 "bentol berair" di pundak. Saya memang belum pernah melihat cacar air itu seperti apa tapi perasaan saya mengatakan kalau itu sepertinya cacar air.

Suami yang sudah pernah mengalami cacar air juga tidak begitu yakin kalau itu cacar air karena sepengetahuannya kalau cacar air biasanya badan mengalami panas dingin terlebih dahulu. Saya sendiri tidak mengalami panas dingin tapi memang beberapa hari ini kepala rasanya berat sekali, saya kira saya akan tertular batuk pileknya suami.

Jumat sore, saya langsung ke dokter praktik karena wajah sudah mulai merah-merah dan badan saya merasa tidak nyaman. Akhirnya saya diberi Acyclovir 400mg sebanyak 20 tablet yang harus diminum 5x sehari sampai habis. Seperti biasa, saya pasti bertanya apakah obat ini aman diminum karena saya sedang menyusui.

Dokter tampak berpikir lama lalu dia bilang, "Hati-hati aja deh, Bu."
"Maksudnya Dok?"
Dokter lalu membuka buku semacam kamus obat-obatan mungkin ya, saya tidak begitu ingat.
"Di sini sih tertulis hati-hati untuk ibu hamil dan menyusui."
Saya bingung! Saya takut kalau obat yang saya konsumsi ada efeknya pada Lian.

Saya pernah coba ASIP dan ditolak mentah-mentah, berulang kali saya coba. Ternyata benar! Lian mulai kesal. Suami sabar banget dan akhirnya tidak mau memaksa, takut Lian trauma. Padahal kalau dihitung-hitung dari jumlah obat yang akan saya konsumsi, ada 4 hari yang harus kami semua lewati dengan perjuangan tanpa ASI. Saya merasa berat sekali!

Mulai jam tidurnya, Lian mulai rewel. Suami tetap berusaha menenangkan Lian. Kalau Lian tidak mau, dotnya, diberhentikan dulu, diajak bercanda, dinyanyikan, diayun-ayun, dibacakan cerita, pokoknya usaha agar Lian nyaman lalu tidur. Lian tetap menangis, serba salah. Lian meronta-ronta.

Akhirnya setelah diskusi singkat dengan suami, saya menyusui Lian dan saya memutuskan untuk menghentikan obat yang diberikan dokter. Akhirnya Lian pun tenang, tidur pulas setelah menyusui. Besok paginya, suami mengajak ke dokter kulit. Suami tetap ingin saya dapat pengobatan agar Lian tidak tertular. Alhamdulillah saya diberi obat yang aman untuk tetap menyusui Lian, malah dengan mantapnya dokter itu berkata, "Susui saja Bu. Susui yang banyak." Alhamdulillah. Obat-obatnya adalah Glutrop 6 tablet yang diminum 1x sehari dan Vlavir Valaciclovir 500mg 36 tablet yang diminum 2x3 sehari.

Hari ke-7 saya cacar, cacar saya sudah kering, sudah mulai mengelupas dan saya tetap menyusui Lian.

Saya sempat baca-baca tentang ibu menyusui yang terkena cacar, ada pendapat kalau obat Acyclovir yang pertama saya konsumsi itu aman bagi ibu menyusui. Kalau saya kurang yakin karena saya lihat sendiri "kamus obat" dokter pertama saya itu menyatakan "hati-hati bagi ibu hamil dan menyusui", terdengar meragukan yah kalimatnya padahal saya maunya yang pasti-pasti aja deh kalau untuk anak.

Selama cacar, saya mandi pagi dengan memakai rebusan daun sirih hijau dan menggunakan Salicyl Talc. Alhamdulillah hari ke-7 saya sudah sembuh.

Tapi seminggu setelah itu, saya menemukan bentol air kecil setitik di bawah bibir Lian. Perasaan saya sudah tidak enak. Lian juga sudah seminggu ini makannya kurang bagus, selalu dimuntahkan. Akhirnya Sabtu pagi kami membawa Lian ke UGD, Lian dinyatakan positif cacar air.

Pulang dari UGD, Lian dikasih resep, Dialac sachet strip untuk dilarutkan ke dalam air/susu untuk menghilangkan mual. Diminum kalau dirasa Lian mual saja.

Untuk cacarnya sendiri, Lian tidak dikasih resep. Kata dokter sih salep atau apapun yang berbau cair dan cream malah akan membuat cacarnya jadi pecah, jadi hanya disarankan agar Lian jangan mandi dulu, selalu dibuat kering dengan menggunakan talc, dan terus disusui.

Cacar Lian mulai menyebar dan jadi besar-besar. Untung Liannya masih aktif. Saya hanya khawatir cacarnya ada yang pecah.

Perjuangan kami kurang lebih 5-6 hari. Akhirnya Lian mulai sembuh.

Kategori Terkait


Tag Terkait

14 Komentar
lisna dewinta
lisna dewinta April 18, 2018 4:05 pm

mama itu baby nya dikasih obat apa ya? share dong

ika yuni fitriana
ika yuni fitriana July 4, 2012 9:44 pm

gak tega banged liat poto lian bentol-bentol merah gitu...hikz... ..syukurlah klo dah sehat n ceria lagi.....sehat terus ya lian sayang n mommy juga... :-)

Honey Josep
Honey Josep April 3, 2012 1:21 pm

mama Ruli : *peluk kenceng- kenceng*

emang deh kalau anak sakit kita sebagai orangtua jadi sedih.

Say inget waktu masih SD kena cacar, rasanya gateeeeel banget :(

Bersyukur Lian sudah di vaksin cacar jadi proses penyembuhannya cepat.

Sudah vaksin tidak berarti ga akan kena sama sekali tapi yg pasti kalaupun terkena proses penyembuhannya akan lebih cepat :)

Cepet pulih dan makan yg banyak lagi ya Lian :)

uya16
uya16 March 30, 2012 7:16 am

halo mama lian.. cuma mau share aja.. menurut DSA ku sakit kulit apapun (cacar air/campak) tetep harus mandi kecuali anaknya demam.. karena untuk memastikan kebersihan kulit bayi juga untuk menghindari secondary infection dari bakteri.. apalagi menggunakan bedak, menurut beliau bedak+keringat adalah sarang berkembangnya bakteri.. cmiiw ya mom..

semoga sehat terus lian.. =)

nadya irianti
nadya irianti March 25, 2012 4:59 pm

sehat teruuus ya lian.. Pdhl kita tetanggaan tp aku g sempet nengok ya waktu itu, dan baru sekarang aku liat foto lian lg cacar kmrn..jd sedih juga liatnya mba.

Ruliyani
Ruliyani March 25, 2012 8:03 pm

Aamiin.. iya nad :) makasih yaa.. hihihi malah untung arsyil ga nengok doong biar ga ketularan kan ^^