Featured Urban Mama
Urban Mama Papa, featured urban mama bulan ini adalah dr. Meta Hanindita, Sp.A yang disapa dr. Meta. Yuk kita simak tulisan Mama Inga tentang dr. Meta.
Pernahkah mama merasakan 24 jam sehari itu tidak cukup? Sebelum memejamkan mata di malam hari, tiba-tiba terpikirkan urusan-urusan besok. Bekal sekolah, bahan presentasi, masak apa hari ini, beli pulsa listrik, meeting jam 2, jemput anak di sekolah, dll. Langsung terasa stresnya pekerjaan seorang mama. Saya punya teman baik, yang saya kenal dari TUM Birth Club, yang bisa melakukan semua hal itu dengan seimbang. Dr. Meta Hanindita, Sp.A adalah seorang mama, istri, juga dokter anak, dan penyiar radio, serta sering didaulat menjadi MC, juga penulis buku, dan segudang profesi bisa menjalaninya dengan seimbang. Sering kali saya dan teman-teman TUM #BC0311 terheran-heran dengan talenta dan energinya. Saya belajar banyak dari dr. Meta, sekarang saya ingin berbagi cerita tentang dr. Meta dari sisi pengasuhan anak saja.
Sebagai seorang dokter, pendidikan dan profesi dr. Meta ini ternyata mempengaruhi pola pengasuhannya juga. Dr. Meta terbiasa mencari evidence based atas segala sesuatunya, termasuk pola pengasuhan anak. Sebagai contohnya, tentang metode BLW (Baby Led Weaning), dr. Meta mencari tahu terlebih dahulu dari berbagai jurnal ilmiah dan rekomendasi ahli yang ada, apakah BLW itu memang sudah terbukti baik secara ilmiah atau tidak, lalu ia memutuskan apakah putrinya Naya diberikan MPASI dengan metode BLW atau tidak. Hal lain soal pemakaian gadget dan TV, apakah secara ilmiah boleh diberikan kepada anak atau tidak. Menurut dr. Meta, ia jadi lebih bersemangat mencari dan mengupdate ilmu karena membesarkan Naya.
Dr. Meta memberikan kesempatan belajar sebanyak-banyaknya untuk Naya. Naya diajari menari balet, bermain piano, bahasa Inggris, dan lain-lain. Menurut dr. Meta, berkaca dari pengalaman masa kecilnya, ia sangat bersyukur diberikan kesempatan sebanyak-banyaknya untuk mempelajari beragam hal yang menarik. Dr. Meta merasa bahwa belajar banyak hal membuat ia dapat mengeksplorasi diri dengan baik, terutama mengenai minat. Selain itu, belajar banyak hal juga memperluas wawasan. Oleh karena itu, ia dan suami memfasilitasi Naya yang juga banyak keinginan untuk belajar ini dan itu.
Namun demikian, dr. Meta dan suami berusaha menjaga agar Naya tidak kewalahan dengan cara mengelola waktu seoptimal mungkin. Ilmu dan kebiasaan mengelola waktu ini juga yang diturunkan kepada Naya. Setiap hari, ada jadwal yang sudah diatur, tinggal diikuti. Karena sudah terbiasa, Naya menjadi tidak kewalahan dengan segudang aktivitasnnya, bahkan Naya sendiri yang bisa mengatur jadwalnya. Sebagai contoh, ketika melihat jam menunjukkan waktu pukul 7 malam, Naya akan masuk kamar untuk tidur tanpa disuruh. Ketika lihat jam sudah pukul 3 sore, langsung mandi sore dan siap-siap les.
Dengan Naya yang berdisiplin tinggi, bukan berarti dr. Meta tidak menemui masa-masa sulit sebagai seorang mama. Setiap anak unik dan berbeda-beda, Naya adalah anak yang sangat sensitif dan perfeksionis, sehingga dr. Meta pun tak luput dari kebingungan dalam menghadapinya. Apa pun yang dikerjakan oleh Naya harus sempurna menurut standarnya. "Naya bisa menangis tersedu-sedu saat mendengar percakapan saya di telepon tentang pasien yang meninggal padahal Naya tidak kenal, bahkan tidak tahu pasien saya tersebut." Untuk mengatasi kebingungan tersebut, dr. Meta memberikan tips, yaitu bersikap sabar, bicara pelan-pelan mengenai apa pun dengan Naya dan banyak belajar.
Selain itu, dr. Meta juga mengatakan dukungan dari suami sangat penting. Sang suami, dr. Hari Nugroho, juga orang yang sangat sibuk. Akan tetapi, begitu tiba di rumah, selalu menghabiskan waktu keluarga bersama. Sering kali hanya suami dr. Meta dan Naya saja berdua bepergian ke taman atau sekedar jalan-jalan keliling kota dengan mobil, atau yang lainnya. Naya menyebutnya "Hari Papa se-Indonesia". Sifat logis dari sang suami juga sangat membantu pengasuhan. Sebagai anak yang gemar bertanya, dr. Meta juga kerap kewalahan menjawab pertanyaan-pertanyaan Naya. Nah, dalam hal ini yang suami lebih jago mengatasinya.
"Pernah, Naya bertanya pada saya apa sih guna tumbuhan? Saya terpikir langsung dengan sayuran, dan menjelaskan ke Naya pentingnya sayuran dalam menu nutrisi kita sehari-hari. Naya rupanya bertanya hal yang sama ke papanya, dan dijawab sebagai sumber oksigen untuk kehidupan makhluk hidup. Lalu mereka asyik sendiri bereksperimen untuk menunjukkan seperti apa sih oksigen itu, seperti apa karbondioksida, lalu apa hubungannya dengan tumbuhan dan manusia. Naya happy banget!"
Tips terakhir dari dr. Meta untuk urban mama yang perannya banyak di dalam keluarga, agar semua peran bisa seimbang, kuncinya adalah stok sabar yang banyak, susun skala prioritas, dan berdisiplin dalam melakukannya.
***
Now you know how she does it. Tinggal menerapkannya sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing.
inspiring! pelajarannya kena banget ni ke semua mama: stok sabar yang banyak, susun skala prioritas, dan disiplin. terima kasih yaa bu dokter Meta & mbak Inga :)
Tfs dr Meta dan mom Inga.. jd inget zaman gadisku yg bisa ikut 8 organisasi dalam 1 tahun menjabat di hampir semua organisasi tsb, bisa meeting sehari 4-5 kali sehari, rasanya waooow banget! Sampe orang lain yg lihat, kok ga ada capeknya sih hehe..
Inspiring banget. Keren banget mama meta! TFS, bunga sudah berbagi :)
sering baca blognya mama Meta dan setuju kalau mama satu ini sangat produktif dan inspiring. Salam kenal ya mama Meta :)) semoga bisa kopdar kapan-kapan. keep the spirit on!
sesama penghuni Surabaya dan sekitarnya, jadi kapan ada kopdar march mamas? sekalian aku bisa berkenalan dengan dr. Meta dan mama-mama yg lainnya. Inspiratif deh mama satu ini. Produktif.. :)