Fayra & Lemon Weaning Story

Oleh DinniW pada Senin, 18 Juni 2012
Seputar Tips

Dua bulan menjelang Fayra berusia 2 tahun, saya mulai melakukan sosialisasi untuk menyapih. Siang hari ketika saya bekerja, Fay sudah terbiasa minum UHT. Tapi kalau saya ada di dekatnya, saya memberinya ASI kapan pun dia mau, terutama malam hari menjelang tidur dan saat terbangun malam. Lagi pula jika ada saya di dekatnya, Fay memang hanya mau ASI saja. Berbeda kalau saya sedang dinas luar kota dan Fay dititipkan di neneknya, dia bisa mengerti dan tidak mencari-cari ASI.


Saya memulai hypnostory dari cerita perbedaan adik bayi dengan Fayra yang sudah besar, misalnya adik bayi masih kecil masih digendong bundanya, belum bisa jalan sendiri, belum bisa naik sepeda, main hop hop (trampolin), masih minum ASI karena belum bisa makan keju, makaroni, telur puyuh (menyebutkan makanan favorit Fayra), belum bisa tulis-tulis buku, tempel gambar, masak-masakan sayur sop (menyebutkan aktivitas favorit Fayra). Kalau Fayra sudah bisa, kan? Setelah Fay menjawab, "Iya sudah bisa", saya teruskan lagi dengan kata-kata seperti, "Nah, Fayra kan sudah besar jadi nggak minum ASI, kalo adik bayi masih kecil, kasihan kalau nggak minum ASI nanti lapar, nanti sakit." Lama-lama kata-kata itu menempel di kepalanya dan Fayra mulai mengeluarkan semboyan “adik bayi minum ASI, Faila nggak" setiap ada yang bertanya. Tapi pada praktiknya, malam hari sebelum tidur tetap menangis minta ASI.


Saya belum pernah menolak menyusui sebelum Fay berumur 2 tahun, karena itu masih menjadi haknya. Terkadang kalau capek sekali, dia berhasil juga tidur tanpa menyusu. Tapi kalau bangun di malam hari pasti maunya ASI, tidak mau minum susu botol atau air putih. Pernah beberapa kali saya bilang, "ASI Bunda pahit, nggak enak Fay, pasti Fayra nggak suka." Dia mengulangi kata-kata itu. Tapi tetap saja malamnya masih menangis-nangis minta ASI. Sempat terpikir mengoleskan brotowali atau apa pun yang pahit, atau diberi plester atau betadine, namun rasanya percuma karena Fayra malah belum pernah pakai betadine dan plester jadi mungkin dia tidak tahu juga kalau itu artinya sedang sakit/luka.


Pada hari ulang tahun Fay yang ke-2, 25 Februari 2012  lalu, saya masih memberi ASI. Tapi bertekad, besok akan serius menyapih Fay bukan hanya lewat hypnowords saja. Malam selanjutnya ketika sedang membuka kulkas, saya melihat stok jeruk lemon dan jadi terpikir sesuatu. Saya peras jeruknya dan dioleskan di puting. Lalu sebelum tidur, saat Fay biasanya merengek minta ASI, saya bilang, "Fay, ASI Bunda asam seperti jeruk yang asam (sambil pasang tampang meringis). Fay mengulangi kata-kata saya. Saya katakan, "Fay nggak minum ASI ya, bobonya dipijet aja ya." Dan dengan ajaib dia bilang iya, sambil membalikan badan meminta dipijat punggungnya. Fay memang suka dipijat-pijat kecil, kalau siang dia bisa ketiduran hanya dengan dipijat punggungnya. Saya kaget, kok bisa secepat itu ya, lalu saya lemah hati dan menawarkan Fay mau ASI, nggak? Ternyata ditolak  sambil menutup mulut dan bilang "ASI Bunda asam". Loh, padahal dia kan belum mencoba sama sekali. Malam selanjutnya dan sampai sekarang Fay sudah tidak mau minum ASI lagi.


Antara lega karena sudah berhasil menyapih tanpa drama dan sedih juga sih merasa “dicuekin”. Kok begitu saja ya, akhir masa menyusui saya. Tapi alhamdulillah, kewajiban menyusui Fay selama 2 tahun sudah selesai. Selamat datang kembali baju-baju tanpa kancing depan, tugas menidurkan juga sudah bisa diserahkan bergantian dengan suami. Selanjutnya mungkin Fay sudah bisa dilatih tidur di tempat tidur terpisah juga. Dipikir-pikir selama ini sepertinya memang saya salah trik ya bilang ASI pahit, karena Fayra malah tidak tahu sama sekali rasa pahit itu bagaimana, dia belum pernah makan sesuatu yang pahit. Kalau asam dia tahu karena pernah tidak sengaja makan jeruk dan mangga asam. Tanpa mencoba pun mungkin dia sudah terbayang rasa asam bagaimana.


Jadi, apakah proses penyapihan ini disponsori oleh jeruk lemon? Oh tentu tidak sepenuhnya, bisa saja hypnowords yang saya sampaikan setiap hari pada Fay mungkin saja baru terlihat dampaknya sekarang. Karena bagi saya, komunikasi, kata-kata amat sangat penting dalam mendukung proses penyapihan. Agar anak tidak merasa ditolak dan ditinggalkan. Entah itu anak mengerti atau tidak, tapi ikatan emosi antara ibu dan anak juga dapat menyampaikan apa yang tidak bisa kita sampaikan secara verbal.

[caption id="attachment_68687" align="alignnone" width="500" caption="Pertama kali disusui & setelah disapih"][/caption]


Banyak hal berubah setelah disapih, antara lain:


  1. Jam tidur yang tidak bisa diprediksi lagi karena sudah tidak ada “obat bius” yang menidurkan dengan cepat. Biasanya Fay tidur pukul 8 malam, sekarang mundur ke puku; 9 atau lebih tergantung kapan dia mengantuk.

  2. Siap-siap menemani anak melakukan aktivitas favoritnya sebelum tidur. Karena Fay suka sekali bongkar pasang puzzle dan dibacakan buku cerita, itu bisa jadi beberapa ronde sebelum tidur. Sampai terkadang saya ketiduran sambil membacakan buku entah ke berapa kali untuk Fay.

  3. Pada awal periode penyapihan, siap-siap terbangun di tengah malam untuk membuat susu, mengambil air putih, atau bahkan mengambil makanan jika anak terbangun. Apalagi ibu-ibu yang anaknya masih sering terbangun malam hari minta ASI pasti awalnya berat karena terbiasa cukup “buka warung”.

  4. Pada awal disapih, Fay masih terbangun di malam hari dan sering menangis menjerit-jerit tanpa tahu maunya apa. Menolak digendong, dipijat, diberi air putih, diberi susu. Yang kita butuhkan adalah mengambil stok sabar sebanyak-banyaknya di gudang. Beberapa referensi yang saya baca, itu adalah fase transisi di mana sebenarnya mungkin si anak “sakau” di alam bawah sadarnya, belum terbiasa kehilangan obat penenangnya yaitu kehangatan menyusu pada ibunya. Tapi biasanya itu berlangsung sebentar saja. Setelah 2 minggu disapih, Fayra mulai tidur nyenyak seperti orang dewasa tanpa bangun di malam hari.

  5. Terkadang jika terbangun malam hari, Fay mau minum susu tapi ketiduran bersama botolnya tanpa sempat minum air putih karena dia menangis dan menolak. Saya tahu ini kurang baik. Karena setelah itu di lidahnya terdapat gumpalan sisa susu yang membuat napasnya berbau kurang sedap. Rajin-rajinlah membersihkan dengan pembersih lidah bayi. Untunglah sekarang Fay sudah tidak terbangun malam hari dan menjerit-jerit, tidurnya malah lebih nyenyak karena sudah menyesuaikan diri. Nah waktu-waktu ini bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan quality time bersama suami.

22 Komentar
Anggie Fasallo
Anggie Fasallo October 14, 2014 11:02 pm

tfs ya mom..
sangat berguna banget nih buat proses menyapih Kimo yang hobi jerit-jerit kalau lagi "sakau" susu :)

suci indrawati
suci indrawati January 31, 2013 10:58 am

salam kenal mba dini....sebelunya saya menggunakan metode hypnosis kepada anak saya agar bisa WWL namun tampaknya tidak berhasil dan gagal. ketika baca postingan ini saya mencoba menggunakan metode lemon. Lalu aku praktekan sama anak aku yang umurnya udah 25bulan... dan yipiiiie!!! berhasil. alhamdulillah sudah 2 malam ini rura tidur tanpa nenen dan tidak rewel di malam hari minta nenen... skr kalo bangun malam mintanya mimi putih. makasih mba dini

Rizqa Amalia
Rizqa Amalia December 7, 2012 2:59 pm

salam kenal ya mba dinni..

subhanallah...
makasih banyak ya mba share nya
mau coba dipraktekan karena mau banget menyapih tanpa jeritan..

aku lagi mau menyapih anakku yang baru aja ultah ke 2 kemarin. sudah beberapa bulan sebelumnya dikenalkan uht juga.. cuman masa "sakau" nya sebelum tidur dan tengah malam yang masih..

kadang aku jadi ga tega juga klo denger udah begitu..

CindyBudiana June 22, 2012 10:11 am

"Antara lega karena sudah berhasil menyapih tanpa drama dan sedih juga sih merasa “dicuekin”. Kok begitu saja ya, akhir masa menyusui saya." --> =))

thanks infonya yah :)

sisc
sisc June 20, 2012 1:24 pm

thanks for share ya mama dinni..
pas banget ni ceritanya, nicole skrg 15m tapi aku lagi cari cara nyapih dia, krn 3 bulan lagi aku harus dinas ke luar negri hiks belum 2 taun sih tapi harus direlakan deh.. semoga saatnya nanti kami juga bisa melewatinya :)