Kuatnya Pengaruh Pikiran Bawah Sadar

Oleh Febi Purnamasari pada Kamis, 14 Maret 2019
Seputar Our Stories
Kuatnya Pengaruh Pikiran Bawah Sadar

The Unconscious Mind merupakan salah satu hasil pemikiran fenomenal Sigmund Freud, Bapak Teori Psikoanalisis asal Austria. Teori ini juga menjadi acuan penting di dunia psikologi dan psikiatri dalam memahami mulai dari perkembangan anak sampai berbagai terapi kejiwaan, termasuk hypnobirthing.

Saya sendiri tertarik dengan cara kerja pikiran bawah sadar. Lambat laun pemahaman tentangnya dapat membantu saya berdamai dengan inner child yang terluka masa lalu. Terkadang, saya bertanya-tanya pada diri sendiri alasan saya memiliki kecenderungan tertentu yang tidak saya sukai. Saya menyakini bahwa hal itu berkaitan dengan peristiwa tak mengenakkan yang menetap di alam bawah sadar saya. Seiring berjalannya waktu, saya pun berusaha untuk menerima dan memaafkan diri sendiri berikut pihak-pihak yang terlibat pada masa itu. Dengan harapan, kecenderungan negatif tadi berkurang dan hati saya menjadi lebih tenang. 

Selain itu, pemahaman tentang pikiran bawah sadar membuat saya lebih berhati-hati dalam memperlakukan dan merespon anak. Ini karena pengalaman masa kecil akan membentuk kepribadian buah hati.

Memangnya, seberapa berpengaruh pikiran bawah sadar ini? 

Pertama-tama kita ketahui dulu jenis-jenis pikiran yang mengendalikan perilaku manusia.

(Gambar: www.pixabay.com)

Menurut Freud perilaku manusia dikendalikan oleh conscious mind (pikiran sadar), preconscious mind (pikiran prasadar), dan unconscious mind (pikiran tidak sadar). Untuk mengilustrasikan ketiganya, Freud menggunakan Model Gunung Es.

(Gambar: Wikimedia)

Ketika kita melihat gunung es di laut, hanya bagian terkecil dari gunung yang tampak. Sebagian besar gunung es justru berada di bawah air. Bagian yang terlihat itu adalah pikiran sadar. Sementara, bagian kecil yang terletak persis di bawah permukaan laut adalah pikiran prasadar. Kemudian, bagian yang lebih dalam lagi dan paling besar mengilustrasikan pikiran bawah sadar.

Pikiran sadar

Kecilnya porsi pikiran sadar menggambarkan bagian dari pikiran yang memegang hal-hal yang kita sadari. Seseorang dapat menjelaskan pengalaman sadar secara verbal dan memikirikannya dengan logis. Misal, Urban Mama dapat mengungkapkan cerita film yang baru saja ditonton kepada kerabat maupun keluarga.

Pikiran prasadar

Ukurannya pikiran prasadar adalah kecil hingga menengah. Pikiran prasadar adalah ingatan biasa yang dapat dengan mudah dibawa ke alam sadar ketika kita menginginkan dan mencobanya. Misalnya, seorang suster menanyakan kepada saya mengenai trik yang sebaiknya dilakukan untuk mengambil sampel darah si bungsu yang berusia dua tahun. Ketika itu saya berusaha mengingat-ingat lagi pengalaman terakhir anak saya cek darah. Setelah berusaha sebisa mungkin mengingatnya, akhirnya saya teringat bahwa dulu ia perlu dibedong dengan kain untuk memudahkan proses pengambilan darah.

Pikiran bawah sadar

Pikiran bawah sadar adalah bagian yang paling besar dan paling penting, namun tidak dapat langsung diakses oleh kesadaran sehingga kita mustahil untuk dapat memikirkannya. 

Meski begitu, Freud menganggap mimpi sebagai jalan menuju pikiran bawah sadar. Dalam mimpi, pertahanan ego (unsur sadar dari kepribadian) diturunkan sehingga beberapa ingatan yang ditekan menembus kesadaran walau dalam bentuk terdistorsi/menyimpang. Mimpi melakukan fungsi penting untuk pikiran bawah sadar dan berfungsi sebagai petunjuk berharga tentang cara pikiran bawah sadar beroperasi.

Ilustrasi mimpi dan pikiran bawah sadar ini pun secara menarik disuguhkan film animasi anak yang berjudul Inside and Out. Adakah Urban Mama yang pernah menyaksikannya? Saya pribadi menjadikannya salah satu film favorit.

Pikiran bawah sadar, si ‘kotak pembuangan’

Ingatan mudah bolak-balik melewati antara sadar dan prasadar. Suatu peristiwa dapat menjadi pikiran sadar hari ini dan tahun depan merupakan pikiran prasadar. Ingatan dari kedua area ini pun dapat masuk ke alam bawah sadar.

Freud mengungkapkan lebih jauh, pikiran bawah sadar merupakan kotak pembuangan untuk desakan, perasaan, juga gagasan yang terkait dengan kecemasan, konflik, dan rasa sakit. Situasi yang pada umumnya menyebabkan perasaan negatif dibuang di sini. 

Saul McLeod, peneliti dari Divisi Ilmu Saraf & Psikologi Eksperimental Universitas Manchester, mengungkapkan bahwa alam bawah sadar adalah bagian paling signifikan. Di sinilah penyebab nyata dari kebanyakan perilaku manusia. 

Pikiran bawah sadar bertindak sebagai tempat penyimpanan, 'kuali' dari keinginan maupun dorongan primitif yang disimpan dan dikendalikan oleh area di bawah sadar. Contohnya, Freud (1915) menemukan bahwa beberapa kejadian dan keinginan sering kali terlalu menakutkan atau menyakitkan bagi pasiennya untuk diketahui. Ia percaya, informasi semacam itu terkunci dalam pikiran bawah sadar dan bisa terjadi karena penindasan.

(Gambar: www.pixabay.com)

The Unconscious dan inner child

Freud meyakini bahwa perasaan bawah sadar mendorong cara kita bersikap dan berkata-kata tanpa menyadari adanya perasaan tersebut. Sebagai bukti, manusia sering tidak tahu alasan di balik perilakunya dalam situasi tertentu.

Penjelasan Freud tentang alam bawah sadar pun mengingatkan saya pada istilah inner child dalam dunia psikologi. Psikolog dan Pakar Inner Child Asep Haerul Gani menjelaskan, inner child adalah keadaan yang kita miliki saat ini baik pikiran maupun perasaan yang akarnya muncul dari masa kanak-kanak. Kita bisa menemukan inner child yang terluka seperti ngambek, kecewa, penuh kemarahan, dan dendam. Begitu juga inner child positif seperti riang, gembira, kreatif, dan bijaksana yang bisa membantu kita mengatasi inner child terluka.

Inner child yang terluka tentu akan mempengaruhi hubungan seseorang dengan orang-orang sekitarnya. Terlebih, jika ia menjalankan peran sebagai orang tua.

Misalnya, seorang ibu memiliki pengalaman dimarahi dan dipukul oleh orang tuanya semasa kanak-kanak ketika ia menjatuhkan gelas hingga pecah. Meski sejak itu ia berikrar tidak akan melakukan hal yang sama pada buah hatinya kelak, adegan serupa malah terjadi. Asep menjelaskan bahwa pengalaman masa lalu itu disebut skema oleh para ahli psikologi.

“Skema di masa lalu ketika dia kanak-kanak itu muncul kembali. Maka, ketika ada adegan gelas jatuh, hal yang lebih dulu terlintas dalam benaknya adalah ibuku memarahi dan memukul aku. Ketika buah hatinya menjatuhkan gelas, pengalaman masa lalunya sepersekian detik memicu si ibu memarahi dan memukul anak secara refleks,” jelas Asep.

Menurut Asep, beberapa ciri yang mengindikasikan seseorang memiliki masalah dengan inner child yang terluka,

  • Ia mengetahui suatu tindakan keliru, namun sering kali melakukannya secara otomatis.
  • Adanya perilaku orang tua terhadap anak yang mencetus penyesalan setelahnya. Ketika menyesali perbuatan, biasanya orang tua berikrar dalam hati untuk tidak mengulanginya lagi. Namun, di lain waktu orang tua khilaf melakukannya lagi.

Upaya untuk berdamai dengan inner child terluka mulai dari hipnoterapi, memaafkan diri sendiri dan pihak yang terlibat dalam peristiwa pemicu di masa lalu, sampai menghadirkan inner child positif seperti kanak-kanak yang bijaksana.

Pikiran anak usia 0-2 tahun dominan bawah sadar 

Menariknya, Psikolog Okina Fitriani mengungkapkan bahwa gelombang otak anak-anak usia 0-2 tahun dalam kondisi yang sama ketika tidur dalam (dominan Delta). Dengan begitu, apapun hal yang terjadi di sekitar anak meski terekam di bawah sadar tidak mudah diakses dalam kondisi sadar setelah dewasa. Inilah alasan anak usia ini terlihat tidak terlalu peduli dengan sekitarnya. Stimulasi luar juga seolah-olah tidak berpengaruh pada anak, tapi sebenarnya terekam dengan baik dan akan ditirukan ketika kemampuan artikulasinya sudah matang.

Demikian pula ingatan akan pengalaman sebelum usia dua tahun, sebagian besar sulit dijejaki secara sadar, namun terbentuk menjadi program bawah sadar yang dapat diproduksi sebagai perilaku.

Karena itulah, masa kanak-kanak merupakan paling penting dalam perjalanan hidup seorang manusia. Sebisa mungkin, orang tua dan pendidik mencegah anak mengalami kondisi-kondisi yang menimbulkan trauma dalam diri anak. 

Hal ini pun didukung oleh keyakinan Freud bahwa peristiwa di masa kecil memiliki pengaruh besar pada kehidupan dewasa kita, baik hal yang diyakini juga cara kita merasa. Misalnya, kecemasan yang berasal dari pengalaman traumatis di masa lalu seseorang tersembunyi dari kesadaran dan dapat menyebabkan masalah selama masa dewasa.

---

Referensi:

·       Artikel “What are the most interesting ideas of Sigmund Freud?” oleh Saul McLeod di situs https://www.simplypsychology.org/Sigmund-Freud.html diakses pada 25 Februari 2019.

·      Webinar berjudul How To Deal with Your Innerchild diselenggarakan oleh Krucils pada 29 November 2018.

·       Fitriani, Okina. The Secret of Enlightening Parenting. Serambi. 2018.

Febi Purnamasari

A new mother of two who loves sharing whatever she has learned from seminars and books especially related to parenting issues. She’s now developing her career path as journalist for a national television. Belly-dancing is her hidden obsession.

Kategori Terkait


Tag Terkait

11 Komentar
Kirana Renjana September 10, 2019 8:24 pm

tulisan yang keren mba Febi..
memang pikiran bawah sadar ini sangat penting buat kehidupan sehari2. Mangkanya jaga pikiran agar tetap positif itu penting. dan usahakan agar tidak stress. kalau stress melanda, jangan biarkan ia menguat jadi depresi. Usahakan curhat ke tempat yang tepat dan terpercaya atau ke psikolog.

Kirana Renjana September 9, 2019 9:00 pm

Tulisannya keren sekali, bisa membuat kita berpikir tapi nggak sampe pening. Karena disadari atau nggak, fisik itu juga kepengaruh banget dari pikiran bawah sadar. Semoga kita semua selalu tenang ya.

Febi
Febi September 10, 2019 12:29 am

Wah, makasih sudah membaca, Mba Kirana. Kayaknya boleh dicoba curhat lewat aplikasi kesehatan ketika sudah stres ya :)

Tyara Maryam
Tyara Maryam March 19, 2019 7:12 am

aku ngefans bangt sama tulisan2 mba febi di TUM. baca ini jadi bikin refleksi diri. semoga aku nda menciptakan trauma sama anak2.

Febi
Febi March 22, 2019 3:15 pm

Benarkah Mba Tyara? Senang sekali jika Mba suka dan menyimak tulisan-tulisan saya selama ini :) terima kasih banyak

Retno Aini
Retno Aini March 18, 2019 2:10 pm

Ternyata rekaman alam bawah sadar itu awet efeknya ya sampai orangnya dewasa... bisa ngaruh ke kecemasan seseorang juga. Tulisannya bagus sekali, Febi. Terima kasih yaa :)

Febi
Febi March 22, 2019 3:14 pm

Betul sekali, Mba Aini. Terima kasih sudah membaca :)

Angie Renata
Angie Renata March 15, 2019 7:37 pm

Bagus banget Febiii artikelnya. Semoga dari sekarang anak ngga mengalami kondisi-kondisi yang bisa bikin trauma.

Febi
Febi March 16, 2019 2:01 pm

Amin Ya Rabbal 'Alamin :) terima kasih sudah menyempatkan untuk membaca artikel ini, Mba Angie.