Jarak Tak Menjadi Kendala Memberikan ASI

Oleh citra ayu kumala sari pada Rabu, 13 Maret 2019
Seputar Our Stories
Jarak Tak Menjadi Kendala Memberikan ASI

Saya adalah ibu bekerja yang meninggalkan anak saya selama 5 hari dan bertemu si kecil hanya saat weekend. Saya dan suami bekerja di Surabaya, anak saya tinggal di Tulungagung bersama kakek neneknya. Dengan berbagai pertimbangan, kami memutuskan untuk mempercayakan pengasuhan anak pada kakek neneknya.

Komitmen untuk memberikan ASI sudah saya deklarasikan jauh-jauh hari sejak masih hamil. Setelah memutuskan untuk meninggalkan si kecil, saya tetap bertekad untuk tetap bisa memberikan asi eksklusif. Segala ilmu tentang ASI saya pelajari. Peralatan tempur untuk memompa ASI sudah dibeli sejak baby A masih dalam kandungan. Saya juga menabung untuk membeli freezer khusus. Bagi saya, tinggal jauh dari si kecil bukan alasan untuk tidak memberikan ASI.

Alhamdulillah baby A lahir sehat selamat, kami memberinya nama Aliyya. IMD berjalan lancar walaupun ASI yang keluar sangat sedikit. Saya sempat khawatir karena Aliyya menangis terus-menerus pada malam pertama. Saya sebenarnya sudah pernah membaca teori bahwa bayi bisa bertahan tanpa asupan selama dua hari. Keyakinan itu hampir runtuh karena orangtua menyarankan agar membeli susu formula karena takut cucunya kelaparan. Namun ternyata setelah susu formula baru saja dibeli dan belum sempat diberikan, Aliyya anteng dan tidak menangis lagi. Susu formula pun tidak pernah dibuka sampai sekarang. Punya bayi baru lahir menjadikan saya hampir tidak pernah tidur, karena Aliyya saya susui setiap jam untuk merangsang produksi ASI saya, and its work! Hari ketiga ASI mulai lancar dan hari kelima saya sudah belajar memompa ASI. Hasil pumping pertama saya hanya 10 ml saja. Saya sangat bahagia karena artinya pompanya cocok. Saya mulai rajin memompa untuk meningkatkan stok ASI. Rata-rata sehari saya memompa delapan kali, bergantian dengan jadwal menyusu Aliyya. Kadang juga tandem nursing dengan breastpump. Lama-kelamaan hasil pumping meningkat dari yang hanya 10 ml, jadi 30 ml, 50 ml, dan seterusnya! Alhamdulillah 2 bulan masa cuti saya cukup untuk memenuhi enam rak freezer ASI.

Ketika kembali ke Surabaya perjuangan menjadi e-ping mom dimulai. Tantangannya adalah disiplin pumping dan itu lumayan berat. Saya beruntung mempunyai suami yang sangat mensuport saya. Ia rajin mengingatkan jadwal pumping, mensterilkan breastpump dan botol-botol asip, kalau saya menangis karena kangen anak, suami yang menghibur saya, mengajak saya jalan-jalan, atau wisata kuliner untuk menaikkan mood saya.

Jumat menjadi hari yang ditunggu-tunggu, karena tiba saatnya kami pulang bertemu buah hati dan mengantar ASIP. Kami biasa pulang ke Tulungagung naik kereta untuk efisiensi biaya dan tenaga. Untung ada suami yang siap sedia membawa cooler box ASIP yang cukup berat.  Biasanya ada beberapa penumpang yang bertanya apa isinya. Tepat satu bulan saya kembali bekerja, Aliyya yang saat itu genap tiga bulan tidak mau menyusu saya langsung. Ia mengalami bingung puting! Patah hati? Jelas. Ini saya anggap risiko karena berjauhan dengan bayi. Yang penting Aliyya masih mau minum asi saya.

Tak terasa waktu cepat berlalu, Aliyya berhasil lulus ASI Eksklusif 6 bulan. Melalui ASI juga saya memberikan saudara untuknya. Ya, saya menjadi ibu susu untuk Afika, anak sahabat saya.

Kini Aliyya sudah berusia 9 bulan dan masih terus minum ASI. Semua lelah dan peluh terbayar melihatnya tumbuh sehat, aktif, dan ceria. Walaupun drama selalu terjadi di hari Minggu sore saat kami harus kembali ke Surabaya. Semoga kami bisa berkumpul bersama secepatnya. Amin. Meski hasil pumping tidak sebanyak dulu dan stok asip di freezer juga banyak berkurang, tetapi saya akan terus berusaha memompa ASI sampai tetes terakhir. Karena saya tidak bisa setiap hari memeluknya, melalui ASIP saya berusaha sedikit menebus rasa bersalah saya.

26 Komentar
citra ayu kumala sari May 14, 2019 8:33 am

mom destri iriana : babynya umur berapa mom? saya dulu juga sempat minum asi booster kala asi berkurang disaat anak saya usia 1 tahun. tapi booster utama adalah keyakinan ibu bahwa asi cukup, kalo menyusut jangan stress mom, naikkan mood dengan kegiatan yang membuat mom happy, cmiiw :)

destri iriana April 29, 2019 12:45 am

Bundaa.. Saya mau tanya.
Apakah harus PD itu di pumping? Asi saya agak sedikit bun kayanya, kadang anak saya seperti kurang kenyang klo habis menyusui. Akhirnya saya sambung dengan sufor. Dan sekarang saya sedang berjuang minum boster asi supaya asi saya banyak, biar ga minun sufor lagi. Apakah usaha saya ini, benar atau tidak ya bun? Jujur kepingin bgd full asi. Minta sarannya ya bun, gimana caranya biar asi saya banyak, sehingga tdk perlu minum susu sambung lagi??
Terimakasih sebelumnya.

citra ayu kumala sari September 30, 2015 4:28 pm

Mamamiga... kalo mau menyusu lagi kayaknya harus relaktasi ke konselor laktasi mbak.

NiaQuazi aliyya mikasip pke dot mbak. Udah coba media lain ??

NiaQuazi September 29, 2015 8:17 am

Bunda Aliyya ngasih asip ke baby Aliyya pake media apa? bingung, anak saya ga mau dikasi asip pake dot

mamamiga September 25, 2015 1:05 pm

Bundaaa...ak juga mengalami hal yg sama aku kerja d situbondo suami d madura anak di surabaya. Dan skg baby ku bingung puting...bagaimana cara agar mau menyusu kembali y bunda :( aplg produksi asi kok menurun..stok asip mulai berkurang