Melawan Post Natal Depression

Oleh Pungky pada Selasa, 23 Oktober 2018
Seputar
Melawan Post Natal Depression

Bagaimana rasanya hidup berdampingan dengan malaikat penjaga neraka? Bagaimana rasanya setiap hari dibayang-bayangi malaikat maut? Bagaimana rasanya hidup dipenuhi dengan rasa takut luar biasa tentang perpisahan dan kematian? Saya pernah mengalaminya. Dan rasanya: sakit. Sangat sakit. Sakit sampai-sampai saya hanya bisa duduk di pojok kamar memeluk kaki sendiri. Menangis dan sesak nafas karena tidak tau bisa apa lagi.

Suatu hari 6 bulan yang lalu,
Tiba-tiba kepala saya sakit dan nafas saya sesak. Saat itu, yang terus terbayang-bayang di kepala saya hanya satu: sebentar lagi saya mati dan saya masuk neraka. Tentu saja saya menangis meraung-raung. Untung bayi saya punya pengasuh. Saya biarkan anak pertama saya yang baru berusia 3 bulan menangis kehausan di gendongan pengasuhnya. Buat apa saya urus bayi saya? Toh, nanti ketika dia besar, dia akan nakal dan saya yang akan disalahkan semua orang. Anak salah asuhan! Lalu Tuhan ikut marah. Saya masuk neraka.

Suami saya tidak tinggal diam, dia berkonsultasi kepada teman dokternya mengenai keadaan saya yang semakin hari semakin mengkhawatirkan. Teman suami saya menyatakan satu hal yang saya sama sekali baru pernah dengar: "Istri kamu kena baby blues. Syndrom pasca persalinan..". Setelah pernyataan itu, suami saya lebih tenang menghadapi keadaan saya. Karena temannya melanjutkan: "Dibiarkan aja. Asal dijaga.. nanti juga kembali normal". Suami saya meyakinkan saya bahwa semuanya akan segera berakhir. Hidup bahagia bersama anak pertama di depan mata. Saya harus sabar menjalani hari-hari menyedihkan itu. Suami saya siang dan malam meyakinkan saya.

Sebulan menjalani hari-hari paling berat dalam hidup, saya berontak! Saya lelah dengan kegilaan yang saya buat sendiri. Saya mencari jalan keluar sendiri yang suami saya tidak bisa temukan. Saya menjadi istri galak yang terus menyalahkan suami karena tidak becus merawat istri. Saya menjadi ibu kejam yang hampir membanting bayi saya sendiri. Saya marah dengan keadaan. Saya gila dan tidak ada yang peduli dengan itu. Saya harus mengobati diri saya sendiri. Saat itu, yang terlintas di pikiran saya adalah: "Persetan dengan anak dan suami. Saya mau sembuh dan hidup saya akan bahagia tanpa mereka."

Dengan ketenangannya, dia menjelaskan kepada saya soal baby blues. Soal perubahan hormon yang terjadi dalam tubuh saya. Soal bagaimana cara menghadapinya dan soal malaikat maut yang hanya halusinasi. Malaikat maut ada di sekitar kita, tapi dia bukan hantu yang akan meneror kita setiap hari. Dan soal saya bersembunyi di kolong tempat tidur membuatnya tertawa ngakak karena menurutnya itu reaksi yang wajar tapi konyol. Rata-rata penderita baby blues akan mengalami hal-hal 'ajaib', termasuk bersembunyi dari malaikat maut di kolong tempat tidur.

Tuhan saya tidak pernah tidur. Dia tau saya butuh pertolonganNya.
Pertolongan itu datang melalui Mama Nanda (pemilik akun @RheeaNanda), dia dengan sangat baik mengirim saya email dan bercerita soal pengalaman PNDnya. Dia bercerita pernah membekap bayinya dengan bantal, bahkan temannya yang juga terkena PND sempat dikejar-kejar malaikat maut. Alhamdulillah.. saat itu untuk pertama kalinya saya tersenyum. Menyadari bahwa saya memang sakit namun akan bisa sembuh. Dan saya tidak sendirian :)

Sebulan kemudian, dengan kepasrahan pada yang Sang Maha Pemilik..
Saya membaik.
Saya sudah berhenti menangis setiap hari, saya berhenti diteror malaikat maut, saya tidak lagi merasa hidup berdampingan dengan malaikat penjaga neraka, bahkan saya sudah berani keluar rumah dan beraktivitas seperti biasa. Alhamdulillah... Rasa syukur saya saat itu benar-benar mentok. Saya tidak tau harus berterima kasih dengan cara apalagi pada Tuhan. Saya membaik.. saya akan sembuh.

Untuk Mama lain yang mengalami gejala yang sama, saya punya sedikit tips menghadapinya. Insya Allah dengan dukungan suami dan keyakinan dari hati, PND bisa disembuhkan.

- Berbagi apapun yang dirasakan pada suami. Apapun... gelisah.. takut.. sedih.. kecewa.. ceritakan semuanya. Ini bisa membuat Mama lebih lega.. Dengan catatan, ketika suami sedang lelah dan tidak bisa jadi tempat sampah curhat, kendalikan emosi. Saat PND, saya sering sekali marah tanpa alasan pada suami. Kalau sudah ada alasan untuk marah, suami bisa saya cakar-cakar bahkan saya tinju.

- Beritahu suami soal PND dan memohonlah agar dia sabar menghadapi dan mendampingi. Saya yakin, suami saya pasti setengah mati mengendalikan emosinya saat saya cakar, tinju bahkan saya maki-maki dengan kata-kata kasar. Tapi disitulah cinta dibuktikan. Dia sabar dan kami berhasil :)

- Terakhir, tentu saja.. serahkan keadaan Mama pada Si Pemilik Segala. Pemilik hati sekaligus kegelisahan jiwa. Pasrahkan saja semuanya.. Ikhlaskan.. kembalikan semuanya.. Saat kita sudah tidak sanggup, biar si Maha Esa yang turun tangan. Tuhan maha pengasih lagi maha penyayang :)

Saya bukan dokter, saya bukan ahli, saya hanya ibu dari seorang anak yang pernah mengalami dan berjuang melawan Post Natal Depression. Kalau Mama mengalami dan dokter berkata lain dari yang saya katakan, percaya saja pada dokter, mereka lebih ahli dan lebih tau. Tulisan ini hanya berbagi, bukan mengajarkan atau menggurui, semoga bermanfaat dan terimakasih bagi yang berkenan membaca.

Terimakasih TUM, Terimakasih Mama Nanda. Kalian menjadi bagian terpenting dalam proses penyembuhan gangguan paling mengerikan dalam hidup saya. Sampai kapanpun, Mama Nanda dan admin di balik akun twitter TUM saat itu, akan lekang dalam ingatan saya. Terima kasih :)

Silakan mampir ke thread tentang Baby Blues dan Post Natal Depression di forum, untuk berbagi cerita dan diskusi.

43 Komentar
Jeng Evy Arum November 15, 2018 11:30 am

Assalamualikum semua mommy.. Saya mau share tentang PND dan saya sedang masa recovery. Ternyata keadaan seperti ini tidak saya alami sendiri, kisah saya berawal dari usia bayi saya 2 bulan.. Hidup saya terasa aneh.. Dan mengalami mimpi dimana mimpi itu bilang bahwa saya akan mati dalam waktu dekat, saya disitu mulai panik setiap malam dan saya tidak pernah cerita kepada suami, isengnya saya. Saya browsing tanda tanda kematian di google dan selalu mencocok2an apa yang saya alami,, intinya dalam hati selalu terbayang sebentar lagi saya akan mati, setiap malem saya tidur gelisah dan berkeringat banyak sekali sampai kasur dan bantal basah padahal saya pake AC berhalusinasi sudah jadi makanan selama 4 bulan ini, puncak2 nya saya cerita ke suami ketika suatu hari saya tdak mau beranjak dr kasur dan terus memeluk bayi saya karna saya takut hari itu akan mati, dan saya menangis sejadi2 nya kepada suami bahwa saya takut mati nnt bayi saya dengan siapa? Akhirnya suami saya membawa saya ke dr spesialis kejiwaan dan berkonsultasi, Alhamdulilah perlahan mulai membaik walau masih on/off. Saya senang gabung di forum ini karena saya merasa ada diluar sana mommy mommy yg sama seperti saya.. Karna udah hoppless bgt lah dengan keadaan kaya gini dan bercerita ke keluarga tidak ada yang mengerti dengan baca coment2 disini saya semakin kuat dan bersemangat untuk bisa melawan dan sembuh seperti sedia kala

Yuanita Kumalasari November 12, 2018 12:05 pm

Ternyata gak cuma aku saja yg mengalami depresi pasca melahirkan. Kurang lebih ceritaku sama dengan yg d alami mama pungky... Takut.. Gelisah.. Dada sesak.. Kliyengan.. Sampai menduga2 tentang kemungkinan ada penyakit. Ini terjadi d persalinan kedua kebetulan yg pertama kembar tapi aku malah gak terkena PPD justru d klhiran anak yg skrg ini aku mengalami PPD pada 2 bulan usia anakku. Kebetulan waktu hamil anak yg ketiga aku pernah mengalami streass. Aku kira stressx akan hilang setelah kelahiran tapi ternyata masih. Buat cerita k suami takut. Jdi coba googling sendiri sbnarx apa yg trjdi sma aku. Dan akhirx sya mnmukan artikel ini d google. Jdi mrasa sperti punya tman trnyata mama2 yg lain pun prnah mglami hal yg sama. Ini bnar2 tdk enak. Prsaan obsesif trhadap anak2.. Takut berpisah.. Dan perasaan takut lainx. Bahkan untuk kembali bekerja masih takut. Sampai saat ini pun aku msih blum tau bagaimana mengendalikan semua ini. Bagaimana caranya menghilangkan perasaan aneh ini.. Pengen sembuh seperti dulu lagi. Mama dsni tlong dong bantu aku untuk sembuh.

Honey Josep
Honey Josep October 24, 2018 11:50 am

*peluk virtual untuk Pungky*

Sipa Septiani
Sipa Septiani February 2, 2018 9:16 am

Hai mom saya mau sharing
Saya sepertinya sedang mengalami PPD, saya baru lahiran anak ke dua 48 hari yang lalu. Alhamdulillah lahiran dengan lancar dan normal. Awal lahiran sangat bahagia karena dikaruniai bayi perempuan,secara anak pertana saya laki2. Semuanya berjalan normal sampai 1 minggu lalu saya suka merasa cemas yang berlebihan, saya takut membanyangkan klo saya meninggal gmn dengan anak2 saya? Klo suami meninggal gmn dengan saya dan anak2. Setiap hari selalu ingin ditemani,klo dirumah ditinggal sendiri suka takut cemas sampai nangis.
Dan sekarang sepertinya perasaan cemas itu bertambah sampai saya membanyangkan jika terjadi bencana alam sampai kiamat. Saya bel berani curhat kepada suami karena akhir2 ini dia sangat sibuk.
Moms tolong saya ingin sembuh ingin hidup seperti biasa lagi tanpa dibayangi perasaan cemas berlebih.
Saya harus bagaimana????? Saya tunggu saran dari moms semua y. Terima kasih sebelumnya

Honey Josep
Honey Josep October 24, 2018 11:55 am

halo mom Sipa,

saya bukan ahlinya. tapi saat perasaan cemas itu datang, akui dulu tanpa perlu dilawan. Selanjutnya tarik napas selama 4 detik (lidah ditempel di langit mulut), tahan napas 7 detik dan lepaskan napas dari mulut secara perlahan dengan hitungan 8 detik. Ulangi sampai 4x.

Silakan dilatih 2x sehari ya, semoga membantu.

vebri September 3, 2016 9:17 pm

dear mba Pungki dan mama2 yang sedang atau pernah kena depresi dengan diikuti sakit kepala dan kecemasan yang sangat, apakah kalian mengkonsumsi obat domperidone untuk melancarkan asi?
saya dan teman saya juga mengalami seperti mba pungki dan kami sama2 mengkonsumsi obat ini selama 3 bulanan. dan pada brosur obat ini terdapat efek samping sakit kepala dan cemas, dan saya juga pernah menemukan artiket diinternet yg menyebutkan bahwa obat ini dapat menyebabkan depresi. Saya jadi penasaran dan coba meriset kecil kecilan, siapa tau ini bisa menyelamatkan ibu2 baru yg sedang berusaha memberikan yg terbaik untuk bayinya..