Menyusui Balita

Oleh Hestia Amriyani pada Rabu, 10 Juli 2013
Seputar Our Stories

image credit: gettyimages.com

Tanpa terasa Safina kini sudah berusia 2 tahun 5 bulan. Semua drama dan perjuangan menyusui dan kejar tayang breastpumping di kantor, terbayar sudah melihat Safina sehat dan aktif. Apakah perjuangan selesai sudah?

Ternyata belum. Dengan keyakinan untuk menyapih dengan cinta alias weaning with love, saya merasa santai untuk menyapih Safina. Saya enyahkan jauh-jauh keinginan untuk mengoleskan saus ke payudara dan trik-trik “jalan pintas” lainnya.

Tentu masa menyusui 2 tahun sudah memberi saya “sertifikat” keahlian menyusui. Zaman latch-on-belum-pas kan sudah lulus, jadi mestinya mudah menyusui anak 2 tahun. Ternyata tidak juga.

Walaupun tidak sesulit menyusui newborn atau ketika usia di bawah 1 tahun, menyusui balita ternyata banyak juga tantangannya. Tapi lebih banyak yang lucu, tidak pakai air mata berderai seperti zaman dulu.

Ini beberapa pengalaman saya.

1.       Honey, please stop playing with mom’s boobs!

Entah kenapa, semakin besar, pose-pose Safina ketika menyusu makin bermacam-macam. Ia bisa menyusu sambil menungging. Sambil mengilik-ngilik payudara satunya. Atau bisa juga dia menyusu di payudara kiri, tapi bukannya menghadap ke arah saya di kanan, ia “melintir” memaksa menghadap ke kiri juga.

Rasanya? Nyut-nyutan, pasti. Pusing melihatnya jungkir balik, pasti. But one thing for sure, momen ini hanya kami yang punya. Biasanya seiring protes saya, Safina malah cekikikan. Dan membuat saya makin “mengomelinya”. Dan ia makin tertawa menggoda. Alhasil sesi menyusui diakhiri dengan tertawa-tawa bersama.

2.       Breastfeeding toddlers in public

Kalau dulu, saat berjalan-jalan lalu Safina mau menyusu, saya tinggal pake nursing apron dan langsung menyusui. Sekarang? Tidak semudah itu. Seiring Safina makin besar, dia sudah bisa merasa “terganggu” kalau ditutupi oleh nursing apron. Dan ia membuka nursing apron sehingga apa yang seharusnya tertutup jadi kelihatan.

Untungnya frekuensi Safina menyusu di ruang publik sangat jauh berkurang. Paling kalau di perjalanan bosan, baru dia minta menyusu.

3.       I need my sleep, please.

Ada yang bilang kalau semakin besar si anak, makin tenang tidurnya atau jarang bangun malam. Tapi ini tidak (mudah-mudahan belum saja) berlaku pada anak saya. Mungkin karena masih mencari “kehangatan” badan ibunya, kalau saya mengubah posisi tidur atau terbangun, entah mau ke kamar mandi atau sekedar me-time membaca buku, Safina pasti terbangun dan memanggil, “Ibuuu...”

4.       Victoria’s Secret has finally opened its first sore in Indonesia. Hmmm, I’ll stick with my Mothercare nursing bra, thank you.

Dulu saya punya beragam bra (dan pasangan panties-nya) berwarna-warni dan lucu-lucu. Seksi-seksi deh pokoknya. Sekarang? Mothercare nursing bra sudah paling keren . Dari pada beli merek lain yang lucu-lucu, tapi repot saat pergi-pergi bersama Safina, ya sudahlah, mari kita kumpulkan loyalty point di Mothercare saja untuk sementara ini...

5.       “Ih sudah besar kok masih disusui? ASI-nya kan sudah basi!”

Nah ini dia satu lagi tantangannya. Banyak sekali persepsi yang keliru di dunia per-ASI-an, salah satunya menganggap kalau anak sudah besar (di atas 2 tahun), ASI dianggap tidak baik bagi mereka. Padahal tidak begitu lho. Coba baca di sini.

Bahkan bagi yang Muslim, surat Al Baqarah ayat 233 saja menyarankan ibu untuk menyusui bayinya minimal sampai 2 tahun. Minimal lho. Setelah itu sebaiknya berhenti atas kerelaan kedua belah pihak (ibu dan anak). Ayat ini juga jadi salah satu andalan saya untuk menangkis komentar-komentar usil. Selebihnya sih tersenyum sajalah. Toh yang menikmati kan saya dan Safina, kenapa orang lain yang ribut?

Dengan semuanya itu, saya masih meneguhkan hati untuk tetap menjalani weaning with love, bila tidak ada kondisi kesehatan yang melarang saya untuk menyusui. Someday, she won’t be this small. So why the rush?

"The child who weans himself (usually from 2 to 4 years), is generally more independent, and, perhaps more importantly, more secure in his independence. He has received comfort and security from the breast, until he is ready to make the step himself to stop." - Dr. Jack Newman, MD, FRCPC, consultant to UNICEF for the Baby Friendly Hospital Initiative and author of The Ultimate Breastfeeding Book of Answers.

Image diambil dari sini.

15 Komentar
w2 October 16, 2013 2:35 am

Hihhhihihi ternyata gaya toddler nenen tuh sama aja ya semua. Kirain anak saya yg aneh nenen bs sambil nungging, jungkir balik kaki di atas, tangan satunya ga bisa diem garuk2 puser saya sampe kadang masuk2 ke celana. Ternyata memang menyapih itu mama nya y lbh berat drpd anaknya ya :)

Hestia Amriyani
Hestia Amriyani July 24, 2013 10:05 am

Terharu membaca pengalaman teman-teman semua:') Senangnya ternyata banyak yang menyadari bahwa it's OK to breastfeed your child more than 2 years. Semoga kita semua nanti mudah menyapihnya ya, Mamas! :)

mamashofi July 16, 2013 7:52 am

Hestia...hatiku merasa tenang baca sharing ini
Karena Shofiyya-ku sudah 33 bulan tapi belum mau lepas nenen
beberapa kali dicoba menyapih paling bisa 1 hari 2 hari...dan kembali ke ne..nen.
cuman memang frekuensi jauh berkurang, biasanya sore pulang kerja, malam mau tidur dan bangun pagi. Posisi nenen anakku sopan dan nyaman yaitu sambil tiduran di kamar. Rencananya mau kusapih nanti libur lebaran ini, karena banyak yang komentar...cuman merasa berat, karena saya menikmati menyusui baby-ku dan memang menyenangkan buat anak dan buat ibunya...bahagiaaa rasanya. Dan selalu tidak bisa menolak dengan permintaannya "Buu, bobok sambil nen yuuk..." aaah...
Mudah-mudahan shofiyya-ku bisa menyapih sendiri tanpa dipaksa.

nori888
nori888 July 16, 2013 1:36 am

Wah ikut senang baca sharing ini, kelakuan anak saat menyusu itu pada lucu-lucu ya, anak ku sudah 13 bulan dan gaya menyusui nya juga bs macam2, bs sambil nungging, sambil kilik2 pd sebelahnya, bentar2 pindah2 pd kiri ke kanan ke kiri lagi (sampe anaknya bosan sendiri), kalau lg nyusu sambil tiduran entah gmn tiba2 muter jadi horizontal gitu (sambil mulutnya tetep nempel di pd), terus balik lagi jadi vertikal tapi posisi nya jadi kebalik >_< (arah kakinya di atas kepala mama nya), tiap malam pun sedikit2 terbangun nangis2 nyarii. Mana dia juga sudah mulai bisa "mengambil sendiri" apa yang menjadi hak nya kapan saja dia mau, cukup menantang juga membujuk anak untuk bersabar sebentar saat di public area, sementara anaknya sibuk menangis rewel "neen neen.." tangan satunya menarik narik turun baju mama nya dan satunya lagi masuk dan berusaha menarik keluar hak nya.
Tapi apapun gayanya, gimanapun rewelnya, saya benar2 sangat menikmati waktu2 tersebut dimana cuman ada saya dan anak saya, gak bisa ngebayangin gimana perasaan saya nanti saat my little baby sudah nga perlu nempel saya lagi untuk bobo / untuk menenangkan dirinya dari tangisannya **I'll cheris every moment**

Nice sharing moms, bikin tambah semangat ASI

dianps July 15, 2013 1:13 pm

Aww senangnya baca sharing ini, berarti aku ga sendirian yaa. Zia udah 20 month, semua hampir sama kayak yang mbak hestia ceritain. Dari mulai gaya yang ajaib sampe kalo tidur ga bisa ditinggal. Waktu kakaknya dulu, aku ga berhasil ASI ekslusif, jadi rasanya ini pengalaman yang berharga banget buat aku. Kita nikmatin aja ya moms, mungkin pada saatnya dia menyapih sendiri malah aku yang bakal nangis sesegukan :)