Outliers: The Story of Success

Oleh Adhitya pada Rabu, 23 Desember 2009
Seputar Book Reviews

Buku ini bercerita tentang berbagai macam kesuksesan dan mengapa beberapa orang sangat sukses di bidang mereka dan kenapa yang lain tidak. Dia meneliti faktor-faktor pembeda itu dan menurut saya, hasil penelitian ini penting untuk semua parents baca.


Jam terbang – the 10000 hours rule


Kenapa The Beatles menjadi band yang legendaris dengan ratusan lagu hits? Jawabannya bukan luck. Ternyata jawabannya adalah jam terbang yang lumayan tinggi. Sebelum the Beatles bahkan dilirik oleh perusahaan rekaman, mereka menempa diri mereka di sebuah pub di Jerman. Di kota itu, ada sebuah pub yang membolehkan band-band manggung non-stop 8-12 jam sehari, terlepas dari ada penonton atau tidak. The Beatles paling sering menggunakan kesempatan ini dan tidak hanya satu-dua hari. Tapi mereka manggung di sana tahunan. Mereka membuat lagu di sana, mencari form permainan yang bagus di sana, dan fine tune stage performance mereka di sana. Jelas bahwa mereka tidak bangun kemarin sore, menciptakan lagu-lagu dahsyat dalam satu malam dan menjadi legenda. Menurut perhitungan, mereka bermain di panggung tidak kurang dari 10.000 jam sebelum akhirnya dilirik perusahaan rekaman.


Malcolm juga menemukan fenomena yang sama dengan pianis klasik kelas dunia dan pecatur-pecatur top dunia. Mereka memang pada awalnya jenius. Tapi di atas itu, mereka menghabiskan 4-7 jam sehari berlatih/bermain bertahun-tahun. Jika mereka menjumlah secara kasar berapa lama waktu yang mereka inevstasikan untuk kesuksesan mereka, semua memberikan jawaban yang sama. Tidak kurang dari 10.000 jam.


Hubungannya dengan parenting apa? Bahwa bakat seorang anak perlu diasah. Dan proses mengasah ini jangan tanggung-tanggung. Jam terbang mereka untuk belajar menguasai bakat itu harus tinggi dan harus kita fokuskan ke sana.


Akses/Kesempatan


Ada cerita yang menarik di balik kesukesan Bill Gates dan bagaimana dia menemukan ide microsoft. Bill gates terlahir dari keluarga orang kaya. Dia menjalani mendidikan di sekolah privat yang bergengsi. Suatu hari ada fair di sekolahnya dan salah satu jutawan yang anaknya bersekolah di sana, menyumbangkan sebuah prototype komputer. Bill Gates mendapat kesempatan untuk melihat komputer ini dan tertarik. Tidak lama kemudian dia mendirikan computer club dan menghabiskan banyak waktu mengutak-atik komputer ini. Secara sangat kebetulan, ayah dari teman sekolahnya punya perusahaan programming. Karena hubungan ini, dia dan teman-temannya diijinkan untuk sneak in ke dalam basement kantor dan bereksperimen. Dia kerap menghabiskan seluruh liburan musim panas di basement ini. Beberapa tahun kemudian, dia drop out dari Universitas dan mendirikan microsoft. Ketika ditanya berapa lama dia menghabiskan waktu di basement itu, dia berhitung dan menjawab, kira-kira lebih dari 10.000 jam.


Kesuksesan seseorang juga tergantung dari akses yang dia miliki. Akses secara sengaja atau tidak sengaja. Seorang pianis kelas dunia menjadi sesukses itu karena awalnya dia memiliki akses ke piano (baca: orang tuanya mampu membelikan piano). Setelah itu tinggal masalah motivasi. Bill Gates mampu mengasah progrmamingnya ribuan jam karena dia memiliki akses untuk melakukan itu. Dalam konteks parenting, hubungannya adalah bahwa, kita harus bisa menyediakan/membelikan/mengadakan akses dan kesempatan untuk anak-anak kita agar mereka bisa mengasah bakat mereka. Kasus the Beatles pun sama. Mereka memiliki akses ke pub di Jerman itu.


Ini adalah dua dari beberapa hal yang malcom Gladwell tulis dalam Outliers, yang memililiki hubungan langsung dengan parenting. Buku ini sangat direkomendasikan. Selamat membaca, urban mamas & papas!

Kategori Terkait


Tag Terkait

8 Komentar
Fariella
Fariella December 15, 2009 8:59 pm

aku (bakal) suka buku ini, terimakasih resensinya yaaa...,ust have nih

Vanda Hamim
Vanda Hamim December 15, 2009 10:34 am

Thanks Aditya buat rekomendasinya..bener banget sebagai orang tua kita emang harus menfasilitasi sesuatu untuk anak, sesuai dengan kemampuan anak dan off course juga sesuai dengan kemampuan kita..

shinta lestari
shinta lestari December 15, 2009 10:34 am

interesting book! i also like the observation from the writer.

kayaknya emang tugas orang tua yah untuk mengenalkan anaknya berbagai macam aktivitas supaya terangsang interest nya. tapi kadang orang tua hanya memperkenalkan interest yang orang tua nya juga suka, walopun ternyata si anak gak punya passion disitu.

contoh: bokap gue suka musik dan pengen gue bisa maen gitar. dimasukan lah gue ke tempat les gitar, tapi karena gue ga suka itu, ya ga pinter2 deh. dan gue ga pernah diperkenalkan di dunia laen karena si bokap expect gue punya passion di musik aja, seperti dia.
(bukan kisah beneran, cuma contoh.. hehe)

Ari Widjanarko
Ari Widjanarko December 15, 2009 12:34 am

Interesting observation dari sang penulis. Dan memang gue setuju kalo "cultivating passion" itu sangat penting dalam perkembangan anak. Soalnya passion ini yang membuat dia mau mencoba berkali-kali tanpa harus dipaksa. Nggak kaya gue dulu, tiap kali mau les organ mules-mules.

The question is, gimana kalo anaknya nggak passionate terhadap apa2? Apakah hanya kita belum tahu passionnya sang anak ada di mana (jadi belom bisa disediain akses yang perlu), atau kita kurang ngasih encouragement atas keberhasilan2 kecilnya? Atau dia kurang dipaksa aja?

thalia kamarga
thalia kamarga December 14, 2009 8:08 pm

wah, interesting ya isi bukunya. emang bakat itu ga bisa cemerlang kalo ga diasah... dan susah susah gampang juga untuk bisa ngebangun semangat sang anak biar mau "ngasah" bakatnya... kalo akses, kok kesannya ada faktor "luck"nya juga ya?