Terbang Nyaman Saat Hamil

Oleh Retno Aini pada Kamis, 31 Desember 2009
Seputar Our Stories

Saat hamil, salah satu hal yang sempat membuat saya kuatir adalah saat harus bepergian menggunakan pesawat-terbang. Sebenarnya kekuatiran ini lebih disebabkan karena informasi awal yang saya dapatkan -jujur saja- bikin saya waswas; seperti radiasi kosmik di langit sana membahayakan kesehatan si baby, tekanan udara dalam kabin pesawat tidak baik untuk ibu & janin, dan lain-lainnya. Karena informasi tersebut kebanyakan memakai embel-embel “katanya…” & tidak disertai penjelasan ilmiah dari narasumber yang kompeten (dokter & praktisi obgyn lainnya), akhirnya saat kontrol di minggu ke-9, semua hal (dan kekuatiran) mengenai keselamatan terbang saat hamil ini langsung ditanyakan ke dokter.


pregnant in airplane illustrationLeganya, dokter pun bilang… aman-aman saja untuk bepergian naik pesawat terbang, karena tidak ada masalah kesehatan yang serius, dan penerbangan yang kami naiki adalah penerbangan jarak-dekat (waktunya kurang dari enam jam). Yang jadi concern dokter hanya satu : karena saat itu kehamilan saya masih dalam trimester pertama, dikuatirkan gejala morning sickness akan terasa lebih “menyiksa” (apalagi kalau langganan mabok saat naik pesawat /kendaraan bermotor). Yah, silakan dibayangkan deritanya kalau mendapat paket-Combo morning sickness +  motion sickness, hehe. 


Dokter kemudian menjelaskan kalau waktu yang paling nyaman & baik untuk bepergian naik pesawat terbang adalah saat usia kehamilan 14-27 minggu (selama trimester kedua), karena saat itu badan ibu hamil sudah lebih sehat & fit (dibandingkan dengan kondisi tubuh & kehamilan saat trimester pertama, yang masih rentan akan morning sickness & kemungkinan gugur). Seringnya, tidak disarankan untuk bepergian naik pesawat terbang setelah kehamilan berusia diatas 7 bulan, dan/atau kalau kehamilannya berada dalam status “high risk case” (plasenta previa, pernah melahirkan prematur, pernah keguguran, dsb). Khusus untuk batas usia kehamilan yang dibolehkan, tiap maskapai penerbangan punya kebijakan & peraturan masing-masing; sebaiknya di-cek sebelum memesan tiket pesawat.


Mengenai kekuatiran tentang tekanan udara dalam kabin pesawat, dokter menjelaskan bahwa mayoritas penerbangan komersil sekarang sudah memiliki pesawat dengan kabin pressurized, (tekanan udara & kadar oksigen dalam kabin dibuat sama dengan tekanan udara di permukaan laut), sehingga tidak perlu kuatir akan kekurangan oksigen selama didalam kabin. Namun rendahnya kelembaban udara dalam kabin pesawat dapat menyebabkan dehidrasi; untuk mencegahnya, banyak-banyak minum air putih. Lupakan dulu kopi & teh yang bersifat diuretic a.k.a bikin pengen pipis terus, juga tahan keinginan untuk meneguk minuman bersoda yang bikin perut begah-begah & kembung. Saran dokter saat itu hanya : “Just try to stay hydrate, drink plenty of water & don’t wear any tight clothing around your belly.”.


Kalau boleh ditambahkan, beberapa tips lain agar nyaman bepergian dengan pesawat terbang saat hamil adalah :



  • Sebelum memesan tiket pesawat, konsultasikan terlebih dahulu rencana bepergian tersebut ke dokter & mintalah pendapat/pertimbangannya. Beritahukan juga daerah tujuannya & durasi waktu penerbangan. Biasanya, dokter akan memberikan/menyiapkan amaran khusus atau menyarankan untuk mempertimbangkan kembali perjalanan tersebut kalau di daerah tujuan sedang terjadi kejangkitan penyakit, atau penerbangan yang diambil termasuk penerbangan jarak jauh (long-haul flight, yang durasi terbangnya diatas enam jam), dsb.

  • Mintalah kepada dokter surat keterangan mensyaratkan boleh terbang dalam kondisi hamil; lalu siapkan beberapa copy suratnya (jaga-jaga kalau diminta oleh pihak bandara/maskapai). Bawa serta surat keterangan dokter tersebut beserta catatan medis & kartu asuransi kesehatan (kalau ada).

  • Usahakan untuk memilih tempat duduk disamping gang/aisle, untuk mempermudah mobilitas ke toilet.

  • Bawa benda-benda "pengusir kebosanan" seperti buku bacaan atau mp3 player (musik yang tenang bisa ampuh juga untuk menghalau pusing atau "keributan" dari sekitar).

  • Kenakan sepatu flatshoes yang nyaman, tetapi pilih yang sol bagian dalamnya (insole) mengikuti bentuk kontur telapak kaki agar kaki tidak cepat lelah saat harus berjalan di terminal bandara (seperti saat harus mengejar connecting flight).

  • Bawa sesedikit mungkin barang bawaan yang harus ditenteng-tangan.

  • Kenakan pakaian yang nyaman & agak longgar (terutama di sekitar garis perut), dengan sesedikit kancing atau asesoris yang bikin repot dibuka saat harus buang-air. Siapkan juga syal pashmina atau jaket untuk menghalau dingin udara kabin.

  • Bawa selalu saputangan handuk/kertas tissue, cairan antiseptic pembersih tangan & pantyliner secukupnya didalam tas tangan.



Sekedar berbagi cerita; saat September’09 kemarin terbang pulang mudik, concern dokter pun terbukti : mual morning sickness yang saya alami malah menjadi-jadi. Karena cuaca sedang tidak bagus pula, pesawat beberapa kali mengalami turbulensi & sukses bikin perut teraduk-aduk. Akhirnya selama penerbangan berlangsung, saya hanya bisa duduk bersandar lemas pada suami dengan tangan siap memegang kantong-kertas buat muntah   Hal yang sama terulang saat terbang di bulan berikutnya; dengan suksesnya saya mendapat Paket-Combo = (turbulensi pesawat) + (morning sickness) + (duduk di belakang sekelompok ibu-ibu yang heboh ngobrol sambil memakai kuteks). Sudah mual, pusing, lemas… dan bagian yang paling mengganggu adalah mencium bau aseton & kuteks menguar kemana-mana bahkan sampai ke bagian belakang pesawat (saat itu kami duduk di bagian tengah pesawat). Benar-benar 2,5 jam yang tidak bersahabat, dan saya sangat-sangat bersyukur saat roda pesawat touchdown di landasan airport :-D

11 Komentar
thelilsoldier
thelilsoldier July 28, 2010 12:40 pm

gue baca-baca ini krn sekarang lagi disuruh ke Medan. waks... dsog gue belum bilang apa-apa nih padahal udah di-sms.

tfs ya..

Retno Aini
Retno Aini December 27, 2009 11:05 pm

sama-sama, mommies... hope it helps :) hehe, bc cerita @thalia & @sLesTa, jg keinget sama ibuku yg hamil 7bln-nya ga gede; pas harus pulang dr seattle jg lolos dari mata orang2 maskapai :P tp sblmnya udh dpt surat dokter utk jaga2.
@almaviva, sy juga lg cari info ttg umur brp bayi boleh dibw terbang. stlh baca peraturan bbrp maskapai, tiap maskapai pny batasan usia beda2 (kyk airasia ngebolehin bayi usia min. 9hari utk terbang). Tp setuju dg @sLesTa, amannya dibawa terbang stlh usianya diatas 14-30 hari (ada infonya jg disini : http://9monthsmagazine.blogspot.com/2009/01/kapan-bayi-boleh-terbang.html & http://pediatrics.about.com/od/weeklyquestion/a/0607_travel_bby.htm)
@Ferra, setuju bgt sama poin #5 : banyak berdoa :)

Ferra
Ferra December 27, 2009 9:08 pm

Aini, pengalaman terbangku ketika hamil 6 bln utk dinas kantor ke Bali.. Jd walau hamil gw nga mungkin lewatkan trip ini hehehe..
Persiapan gw :
1.Cek dr
2.Bawa surat keterangan hamil ( walaupun nga ditanya jg pas check in :) )
3.Permen pedes biar nga eneg
4.nga mau makan n minum ( takut muntah )
5.banyak berdoa :
Alhamdulillah semua berjalan lancar..

ninit yunita
ninit yunita December 27, 2009 8:52 pm

aini, tks banget artikelnya. kemaren sepupu nanya tentang terbang saat hamil. very useful! :)

Almaviva Landjanun
Almaviva Landjanun December 27, 2009 3:52 pm

@sLesTa hoo gitu..Thank you infonya :)

 

Artikel Terbaru
Senin, 09 November 2020 (By Expert)

Mengenal Lebih Dekat Rahasia Manfaat BPJS Sebagai Asuransi Proteksi Kita

Jumat, 25 Desember 2020

6 Keuntungan Tidak Punya Pohon Natal di Rumah

Kamis, 24 Desember 2020

Rahasia kecantikan Alami dari THE FACE SHOP YEHWADAM REVITALIZING

Rabu, 23 Desember 2020

Lentera Lyshus

Selasa, 22 Desember 2020

Different Story in Every Parenting Style

Senin, 21 Desember 2020

Menurut Kamu, Bagaimana?

Jumat, 18 Desember 2020

Santa's Belt Macarons

Selasa, 15 Desember 2020

Christmas Tree Brownies