Tips Menyusui Bagi Working Mama

Oleh sarah audia pada Senin, 18 Februari 2013
Seputar Expert Explains

Kembalinya bekerja dari cuti bersalin bukan menjadi halangan untuk tetap menyusui eksklusif. Seperti kita ketahui keinginan dan motivasi yang kuat dari Mama, dukungan dari Papa dan keluarga, serta bekal informasi tentang ASI yang cukup akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan menyusui bagi working mama.

Pemerintah Indonesia melindungi hak-hak ibu menyusui yang bekerja seperti tercantum di Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif, Pasal 30 ayat 3, yang bunyinya yaitu Pengurus tempat kerja dan penyelenggara tempat sarana umum harus menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui dan atau memerah ASI sesuai dengan kondisi kemampuan perusahaan, serta Pasal 34 yang berbunyi pengurus tempat kerja wajib memberikan kesempatan kepada ibu yang bekerja untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayi atau memerah ASI selama waktu kerja di tempat kerja.

Berikut ini ada beberapa tips untuk para Mama yang sebentar lagi akan mulai bekerja atau yang sudah bekerja.

A. Persiapan Sebelum Bekerja (dalam kurun waktu 3 bulan cuti melahirkan)


  1. Menyusui secara eksklusif dan sesering mungkin sesuai kebutuhan bayi (on demand) selama cuti melahirkan. Hal ini dapat meningkatkan pasokan ASI. Ingat bahwa semakin sering bayi menyusu semakin banyak pula ASI yang diproduksi. Dua bulan pertama sangat penting membantu persediaan stok ASI ke depan.

  2. 1-2 bulan sebelum bekerja, Mama dapat mengunjungi klinik laktasi, bertemu dengan konselor laktasi. Di sana akan dibahas persiapan busui bekerja seperti bagaimana memerah ASI untuk persediaan stok ASI perah selama Mama bekerja, manajemen ASI perah, teknik memberikan ASI Perah dengan cawan (tidak dengan dot).

  3. Siapkan peralatan seperti breast pump (bisa perah manual, pompa manual, atau elektrik), botol kaca tempat menyimpan ASI perah atau plastik BPA Free (botol kaca lebih direkomendasikan), freezer (bisa dari kulkas 1 pintu, kulkas 2 pintu atau deep freezer), cool-box atau cool-bag, apron menyusui, jika perlu bottle warmer (baskom berisi air hangat sudah cukup), jika perlu sterilisator.

  4. Belajar memerah ASI sedini mungkin setelah Mama melahirkan. Hal ini akan memudahkan Mama selanjutnya.

  5. Membiasakan bayi minum ASI Perah dengan cawan atau cangkir, tidak perlu sama sekali menggunakan dot (dot berisiko menyebabkan bingung puting). Mama bisa membawa nenek bayi dan pengasuh untuk konsultasi ke klinik laktasi belajar cara memberikan ASI Perah dengan cawan. Sediakan waktu paling kurang 1 minggu sebelum bekerja untuk membuat bayi terbiasa minum dari cangkir dan membiasakan nenek bayi atau pengasuh yang akan memberikan ASI perah melalui cangkir selama Mama tidak ada di rumah. Hindari penggunaan empeng pada bayi untuk mengatasi rewel.

  6. ASI yang sudah diperah tahan di suhu ruangan selama 4-6 jam. Jika ingin digunakan sebagai stok saat nanti bekerja, Mama bisa simpan ASI Perah di freezer. Freezer kulkas 1 pintu tahan menyimpan ASI selama 2 minggu-1 bulan, freezer kulkas 2 pintu tahan menyimpan selama 3-4 bulan, sedangkan deep freezer (freezer es krim) tahan untuk menyimpan ASI selama 6 bulan. Jangan lupa melabeli ASI perah dengan tanggal dan jam perah dan nomor urut. Jika ingin digunakan untuk bayi, dahulukan yang pertama kali dimasukkan ke freezer (first in first out). Itulah gunananya label tanggal dan nomor urut untuk memudahkan Mama dalam menyediakan ASI Perah untuk bayi.


B. Persiapan Saat Bekerja


  1. Bila memungkinkan, Mama bisa bawa bayi ke tempat kerja. Dengan catatan apabila tempat kerja kondusif untuk bayi dan transportasi juga memadai. Bila tempat kerja dekat dari rumah, Mama bisa pulang saat jam istirahat untuk menyusui bayi. Bila tempat kerja jauh dari rumah, sebelumnya pastikan stok ASI sudah ditinggalkan untuk bayi selama beberapa jam saat Mama tidak ada di rumah.

  2. Kebutuhan cairan bayi (lahir cukup bulan) 0-6 bulan di luar menyusui langsung ke payudara adalah 150 ml dikalikan BB (berat badan) bayi dalam 24 jam. Rumus ini dapat dipakai Mama untuk memperkirakan berapa cc ASI Perah yang perlu ditinggalkan selama beberapa jam saat Mama tidak di rumah.

  3. Perah ASI semampu Mama, tidak perlu menargetkan dan kecewa apabila hasil perahan tidak sesuai yang diharapkan. Stress dan rasa kecewa dapat berpengaruh menurunnya produksi dan suplai ASI. Selalu tanamkan dalam pikiran kita bahwa berapapun hasil perahan sangat berguna dan berharga untuk bayi.

  4. Selama Mama di rumah, bayi sebaiknya menyusu langsung. Bayi yang terus menyusu akan meningkatkan dan mempertahankan pasokan ASI.

  5. Teruskan menyusui di malam hari karena di malam hari produksi prolaktin tinggi. Biasanya bayi sangat efektif menyusu di malam hari. Pagi-pagi sebelum bekerja Mama dapat kembali menyusui bayi.

  6. Selama Mama di tempat kerja, perah ASI setiap 3 jam sekali, jika ingin menaikkan pasokan ASI dapat diperah setiap 2 jam sekali. Pemerahan ASI dapat mempertahankan pasokan ASI, mengurangi nyeri dan payudara bengkak akibat ASI sudah penuh, mengurangi rembesan.

  7. ASI yang baru saja diperah di tempat kerja dapat disimpan sementara di cool-box atau cool-bag (Mama dapat membawa serta ke tempat kerja), dapat juga dititip di lemari es jika memungkinkan. Nantinya ASI ini akan dibawa untuk menambah stok persediaan. Sediakan botol penyimpanan yang bersih dan sudah disterilkan sebelumnya.

  8. Malam hari, ASI perah yang disimpan di freezer untuk minum bayi keesokan harinya dapat diturunkan ke kulkas bawah semalaman, naikkan suhu ASI Perah secara bertahap karena perubahan mendadak suhu yang ekstrim dapat merusak zat-zat penting dalam ASI. ASI yang sudah keluar freezer tidak dapat masuk kembali ke dalam freezer.

  9. ASI perah yang akan diberikan ke bayi, keluarkan secara bertahap dari kulkas bawah. Diamkan sementara di suhu ruangan atau ditaruh dibawah air ledeng yang mengalir untuk menaikkan suhu secara bertahap. Kemudian botol isi ASI perah dihangatkan di atas air hangat dalam baskom atau bottle warmer. Ingat, jangan mendidihkan atau memanaskan ASI. Panas akan menghancurkan beberapa faktor anti infeksi yang terkandung dalam ASI.

  10. Ajarkan pengasuh atau nenek bayi untuk menyajikan ASI perah dengan cangkir. Berikan satu porsi dalam sekali pemberian, hindari menyimpan kembali ASI perah dalam cawan yang sudah diberikan ke bayi apabila bayi belum habis meminumnya. Hal ini akan menurunkan kualitas zat penting yang terkandung dalam ASI. Perlu diingat cangkir atau cawan harus bersih dan disterilkan sebelumnya dan setelah dipakai.

  11. Perhatikan tanda kecukupan ASI pada bayi, perhatikan kenaikan berat badan bayi, frekuensi buang air kecil > 6x sehari, frekuensi BAB.

  12. Mama tetap memperhatikan makan yang bergizi seimbang dan minum air putih untuk menjaga stamina. Tetap berpikir positif, rileks, hindari pikiran negatif, dan stress yang berpengaruh tidak baik pada kelancaran ASI. Berbagi cerita dengan kelompok ibu-ibu menyusui yang bekerja juga dapat meningkatkan motivasi dan percaya diri.


Bekerja bukan menjadi halangan bagi working Mama untuk tetap memberikan ASI sebagai hadiah terindah kepada bayi. Tetap semangat menyusui ya, Ma.

Salam ASI!

22 Komentar
Dewi.Utari October 26, 2014 10:23 pm

ups maaf salah ketik maksdny dokter Sarah... mohon saranny...

Dewi.Utari October 26, 2014 10:17 pm

halo filter Sarah,
aq mau tanya dong babyku susah 7m5h susah MP Asi tapi krn aq kerjany jauh jadi ktmu hanya sbtu dan minggu saja... sejak 6 Bulan anakku susah tidk mau nyusui langsung dr aq... itu berpengaruh ga si sm produksi asi..aq masih tetep mompa.. gmn y carany biar anakku mau nyusui langsung lagi...terimakasih sebelumny...

bunda nazneen October 6, 2013 7:05 am

dokter, dr tulisan diatas kan asip dfrezzer 1 pintu 2 mg - 1 bln, brarti gak apa2 kan klo bayi diminumin asip yg penyimpanan sudah 1 bulan? trus ada indikatornya gak misal tu asip dah gak boleh dikasih ke baby?
soalnya kmaren baca kok asip dikulkas 1 pintu cuma bertahan 10-14 hari, alias maksimal nya 14 hari, jadi galau ni dok, masak iya mbuang asip yg dah lumayan banyak krn usia penyimpanan dah 1 bln..
gimana nih..

sarah audia
sarah audia May 28, 2013 10:58 pm

@mama yuasti: jika sudah 8 bulan, bayi kan sudah MP-ASI ma, kebutuhan ASI pada bayi diatas 6bulan-1 tahun 70%, perhitungan mengenai ASIP yang ditinggalkan untuk bayi selama bayi masih full ASI 0-6 bulan. Jadi nutrisi didapatkan dari makanan pedamping ASI dan ASI itu sendiri, bagus sekali ma tita masih efektif menyusu terutama malam hari, diteruskan saja agar pasokan ASI mama juga terjaga. semangat terus ya :)

Astita
Astita May 28, 2013 3:34 pm

Hai Dr. Sarah....
Anakku Tita sekarang 8m7d dan aku bekerja.
Mau tanya neh apakah pemberian asi harus selalu diperhitungkan sesuai dengan berat badan bayi?
anakku tidak terlalu suka minum asi dengan botol ataupun dengan memakai gelas. Sedangkan untuk pemberian asi ketika aku bekerja sekitar 400ml. apakah itu akan mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhannya?
Untuk malam hari tita sangat efektif menyusu, minum air putih atau minum teh pun dia tidak terlalu suka.