Kami memanggilnya Mamih. Mamih ini seorang ibu bekerja yang menurut saya luar biasa, karena dia bekerja bukan di kantor namun sebagai seorang geologist. Sampai saat ini Mamih bekerja di perusahaan tambang di daerah Kalimantan. Karena tuntutan, Mamih tidak mengajukan resign. Lalu bagaimana dengan bayinya?
Setelah gagal memberikan ASI pada Affan, saya bertekad untuk belajar lebih banyak lagi saat hamil Kianna karena tidak mau gagal untuk kedua kalinya. Kondisi saya yang inverted nipple menjadikan tantangan tersendiri saat Kianna belajar latch on.
Semoga semakin banyak kantor dan perusahaan yang peduli dan menyediakan fasilitas ruang laktasi bagi ibu pekerja yang sedang menyusui. Walaupun sederhana, yang penting ruang laktasinya aman, terjaga kebersihannya, kenyamanannya serta ada peralatan yang cukup.
Pengalaman memberikan ASI kepada buah hati saya dimulai di atas meja operasi, sekitar empat tahun yang lalu. Menyusui memang proses naluriah, namun diperlukan pengetahuan, persiapan, dan support system untuk dapat berhasil menyusui si kecil.
Memompa bersama-sama ternyata memberikan suasana berbeda. Obrolan-obrolan ringan, melepas stres dari pekerjaan nyatanya juga membuat ASI perah yang dihasilkan semakin banyak karena ada rasa senang.
Tanggal 16 Agustus 2014, Halalbihalal alias Bee-Day TUM #BC0814 yang dinanti-nanti akhirnya tiba juga! Senangnya bukan main, bisa merayakan ulang tahun pertama anak-anak bersamaan dengan kopdar akbar BC kami.
Sudah setipis kertas semangat saya saat itu dan hampir menyerah, belum lagi rasa sakit saat memerah dengan tangan atau dengan bantuan breastpump, lecet, perih, lelah pokoknya benar-benar menguras energi dan saya sudah hampir menyerah.
Waktu berkenalan di thread awalnya awkward, masing-masing dari kami masih memanggil dengan embel-embel 'mbak'. Kini sudah tidak lagi, yang ada hanya saling berbagi dan menyemangati lewat kata-kata yang menguatkan. Meski belum semua dari kami bisa bertemu bertatap-muka langsung, rasanya tidak ada yang lebih indah dari persahabatan tulus dan saling mendukung dalam menjalani hari-hari sebagai mama.
Tahun pertama bersama anak PRS merupakan tahun terberat saya, tetapi PRS journey kami masih panjang. Sudah menjadi kewajiban saya untuk bisa memperjuangkan pemberian ASI dan semua yang terbaik untuk Kirana.
Sehari setelah melahirkan saya dipanggil ke ruang dokter spesialis anak. Dokter anak yang membantu proses kelahiran bayi kami memberitahukan bahwa ada suara bising di jantung anak kami. Saya dan suami hanya diam saling menatap satu sama lain dan bertanya "Bising jantung itu apa, Dok?"