Mama menyusui yang bekerja dan tetap memberikan ASI kepada sang buah hati memerlukan tekad, kerja keras, perjuangan, ilmu yang memadai dan dukungan dari berbagai pihak. Perjuangan menjadi lebih berat bila kondisi ibu, keluarga dalam keterbatasan.
Setelah tiga bulan menyusui dan sadar bahwa perjalanan kami masih panjang, saya berusaha “berdamai” dengan keadaan. Satu hal yang perlu ditanamkan, sugesti positif kepada diri sendiri itu sangatlah penting, ditambah dengan dukungan suami dan ayah saya yang luar biasa.
Bagi saya, menyapih adalah perpisahan. Perpisahan yang pertama kali dengan si buah hati, saat kami sama-sama belajar melepas ketergantungan satu sama lain. Meski demikian, setelah menyapih pun Mama harus tetap menjaga bonding dengan anak.
Saya senang sekali bisa hadir pada acara Breastfeeding Fair AIMI ini yang menurut saya sangat efektif untuk menyampaikan dan menyebarkan informasi mengenai pentingnya ASI untuk bayi.
Sejak Desember 2012 lalu, para pegawai wanita yang berkantor di Plaza Mandiri, serta para tamu/nasabah yang perlu memerah ASI bisa memanfaatkan ruang laktasi baru ini.
Kesuksesan seorang ibu dalam memberikan ASI eksklusif pada anaknya tidak serta merta karena dia bekerja sendiri. Dibelakangnya pasti ada orang-orang yang mendukung.
Perjuangan memberikan ASI kepada Aghnan tercinta bagi saya sudah dimulai sebelum Aghnan lahir. Dan tantangan tersebut malah didapatkan dari mama saya sendiri.