Bagi saya menyusui adalah anugerah. Bisa menyusui anak pertama saya hingga dua tahun lebih adalah pengalaman yang luar biasa, mengingat tantangan yang ada saat itu.
Kami memanggilnya Mamih. Mamih ini seorang ibu bekerja yang menurut saya luar biasa, karena dia bekerja bukan di kantor namun sebagai seorang geologist. Sampai saat ini Mamih bekerja di perusahaan tambang di daerah Kalimantan. Karena tuntutan, Mamih tidak mengajukan resign. Lalu bagaimana dengan bayinya?
Apa jadinya ketika mama minta liburan? Ya dikasih dong. Mama kan juga manusia, pengin punya me-time bersama sahabatnya. Jadi ketika para mama TUM March 2011 ini merasa anak-anak bisa ditinggal sama ayahnya, langsung merencanakan untuk liburan bersama.
Tinggal di kota kecil merupakan sesuatu yang baru bagi saya. Karena saya lahir dan besar di dekat ibukota yang ramai, dulu rasanya tidak sulit mencari aktivitas seru di daerah pusat kota. Tetapi sekarang mau tidak mau saya harus ikut suami merantau ke Bontang, Kalimantan Timur.
Saat ini banyak orang ketika betemu Yasser berkata “He doesn’t look autistic”. Saya kadang masih bingung menanggapi komentar semacam itu. Saya adalah seorang ibu dari anak yang belum lancar komunikasinya, maka saya harus membantunya menyuarakan hak-hak dan mengedukasi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Sekarang Yasser hampir 6 tahun, saya selalu bersyukur sekecil apa pun progress yang ia buat. Dari yang tidak peduli kehadiran teman, sekarang mau menyapa teman dan guru. Sering saya lihat ia mencoba mengajak bermain tetapi masih kesulitan mengungkapkannya.
Awal tahun 2016 adalah masa-masa yang saya nantikan sekaligus mendebarkan. Bagaimana tidak, saya ditugaskan untuk membuat liputan dokumenter sebanyak empat episode di Mexico City dengan masa tugas 18 hari. Kali ini saya saya harus membawa tas yang lebih berat karena membawa breastpump dan ASI perahan yang ditabung selama perjalanan.
Sebagai seorang ibu rumah tangga, mau tidak mau saya harus bisa mengatur keuangan dengan baik. Itu berarti saya harus bisa memisahkan antara keinginan dan kebutuhan, salah satunya dalam hal menata rumah. Saya berusaha menata ruang makan, kamar Raffi, ruang keluarga, dapur, ruang kerja sebaik mungkin dan yang terpenting adalah sesuai dengan budget yang ada.
Apakah urban Mama familiar dengan latte factor? Saat baru menikah dulu, saya mengenal istilah tersebut ketika menonton Oprah. David Bach, penulis berbagai buku keuangan, hadir dengan istilah latte factor. Latte factor menurut David Bach didasari oleh ide yang sangat sederhana yaitu pengeluaran kita setiap hari yang sebetulnya bisa dikurangi.
Saya dan suami tidak percaya produk instan, apalagi dalam membesarkan dan mendidik anak-anak. Ada proses yang harus dilakukan dalam mempersiapkan masa depan anak. Ada perjuangan yang harus ditempuh anak, dalam meraih cita-cita mereka. Ada pengorbanan yang harus dicurahkan orangtua, demi kemajuan sang buah hati.