I often feel like Sherk when it comes to parenting. You know, a bit clumsy, lost in the woods, going through a swamp, and feeling like screaming "DONKEYYYYY" from time to time.
Anak tidak hanya diminta untuk membaca kata-kata, tetapi ada banyak aktivitas yang menyenangkan seperti memasangkan kata dengan gambar, mencari pasangan kata, mencari kata yang sama, bermain tebak kata, dan lain sebagainya.
Sejak baru berkenalan, kami memang tidak tinggal di kota yang sama, ia di Bandung dan saya di Jakarta. Keluarga besar saya juga tinggal terpencar, ayah saya di Jambi, sementara Ibu dan adik-adik di Surabaya. Hubungan jarak jauh saya dan suami ternyata berlanjut sampai menikah dan hamil.
Kalimat-kalimat yang nyinyir terlontar begitu saja saat kedua anak saya tidak cepat merespons perintah saya. Misalnya saat dipanggil untuk makan atau mandi, tetapi ia malah sibuk bermain, diminta memakai baju malah menonton televisi, disuruh merapikan mainan malah membuat tambah berantakan.
Memiliki anak picky eater pastinya tidak mudah. Bayangkan saja, waktu makan yang biasanya minimal tiga kali sekali menjadi perjuangan tersendiri saat menghadapi si picky eater. Berlibur pun menjadi suatu tantangan tersendiri jika memiliki anak yang suka memilih-milih makanan.
Saat mengetahui bahwa anak ternyata kidal, ini adalah pertanda bahwa orangtua harus lebih kreatif dalam mendidik dan mendukungnya. Sekali lagi, anaknya tidak minta menjadi kidal kok. Setiap orang dilahirkan unik.
Aksa sangat suka dinosaurus, jadi saya mengajak Aksa berburu dinosaurus di Jogja. Jika si kecil juga pecinta dinosaurus dan Urban Mama sedang liburan di Jogja, mungkin bisa mengajaknya ke tempat-tempat wisata ini.
Saya pernah berkeinginan menyekolahkan Hasna sejak usia satu tahun. Keinginan itu muncul saat melihat anak lain seusia Hasna sudah bisa bicara dengan jelas dan banyak kosakata yang diucapkan, akibatnya saya merasa tertekan.
Sebagai ibu dari dua anak perempuan, saya sering mendapatkan pertanyaan seperti judul di atas. Biasanya ditambah dengan kalimat “Sayang nih, belum ada anak laki-laki”, atau “Biar pas ada anak perempuan dan laki-laki”.
Setelah menyusui, ada fase yang harus dilewati semua ibu menyusui, yaitu fase berhenti menyusui atau menyapih anak. Inilah fase yang dinilai susah-susah gampang, baik bagi anak maupun ibunya. Dari pengalaman pribadi, saya cukup mengalami kesulitan saat awal-awal menyapih Rayan.