Selama ini, aku selalu curiga dengan cara Azzam bernapas ketika siang maupun ketika tidur di malam hari. Ketika siang, ia selalu bernapas dengan mulut dan terdengar seperti orang habis lari. Ketika malam, Azzam selalu mendengkur (dengan berbagai posisi tidur bagaimanapun). Sering kali, napas terhenti walau bahu tetap naik turun. Azzam tidak berhasil mengambil udara. Dan akhirnya, Azzam seperti orang yang gelagapan tidak dapat bernapas, padahal Azzam tidak sedang pilek ataupun sakit.
Saat malam ketika tidur, Azzam bisa “berhenti bernapas” dan terbangun dalam tidurnya lebih dari 20 kali. Saya sungguh kasihan saya. Azzam tidak pernah bisa tidur pulas, selalu terbangun berkali kali dalam tiap jamnya. Sebagai orangtua, rasanya sedih dan stress melihat bagaimana dia kerap terbangun karena “kehabisan napas” puluhan kali juga karena tidak bisa melakukan apapun untuk mencegah hal tersebut terjadi. Bahkan beberapa dokter anak yang kami datangi untuk konsultasi juga tidak cukup bisa memberikan penjelasan yang memuaskan hati. Saran yang diberikan hanya jaga suhu ruangan agar tidak terlalu dingin atau jaga Azzam jangan sampai pilek.
Kecurigaan ini lama tak terjawab, hingga ketika azzam berusia hampir 4 tahun, ia dirawat di RS Mitra Keluarga Depok karena suspect DB dan bronco pneumonia. Dokter anak (dr. Susy Putri Wihadi, Sp.A) yang menangani Azzam datang melakukan visit reguler. Kebetulan, Azzam sedang tidur (dan mengorok tentunya) ketika dokter Susy datang. Dokter Susy langsung curiga dengan napas Azzam yang berat dan ngorok ketika tidur. Ia bertanya apakah Azzam selalu dalam kondisi seperti ini ketika tidur. Karena saya menjawab iya dan sekaligus kami ceritakan kondisinya yang kerap terbagun karena seperti tidak bisa bernapas ketika tidur, oleh dr. Susy, Azzam langsung dirujuk ke dokter THT. Dokter Susy curiga Azzam mengalami OSA.
Azzam pun dipertemukan dengan dr. Johan J. Bernadus, Sp.THT dan akhirnya kecurigaan dan kebingungan kami terjawab. Setelah pemeriksaan lengkap, oleh dr. Johan, Azzam didiagnosa mengalami OSA (Obstructive Sleep Apnea). Suatu nama yang baru, walau sebetulnya gejalanya sudah lama kami ketahui. Oleh dr Johan, Azzam disarankan untuk menjalani operasi tonsil dan adenoidnya. OSAnya timbul karena ada penebalan kelenjar adenoid dan tonsil yang lumayan menutupi jalan napas Azzam. Ketika sedang bermain, Azzam masih bisa mengakalinya dengan membuka mulutnya untuk bernapas agar mendapat asupan udara lebih banyak. Tapi ketika ia tidur, dia tidak dapat mengendalikan ini dan harus pasrah karena jalan udaranya tertutup oleh ke dua kelenjar ini terutama ketika ia hendak memasuki tidur pulas. Itulah sebabnya Azzam “gelagapan” dan “kehabisan napas” berkali kali dalam tidurnya.
OSA tidak bisa dianggap sepele. OSA bisa menghambat tumbuh kembang anak karena asupan oksigen yang kurang terutama di saat tidur. Padahal kita tahu bersama, tidur adalah komponen penting dalam pertumbuhan anak.
Akhirnya setelah Azzam telah benar-benar sembuh dari sakitnya dan keluar dari rumah sakit, kami memutuskan dan segera melakukan persiapan untuk Azzam menjalani operasi.
Sebelum operasi, Azzam diharuskan puasa 6 jam, dan menginap 1 malam setelah operasi untuk dipantau kondisinya. Alhamdulillah, operasi berjalan dengan baik, dan dalam tidurnya setelah operasi, gangguan OSAnya langsung hilang sama sekali. Azzam bisa tidur dengan sangat nyenyak tanpa ngorok dan gangguan henti napas. Senang rasanya. Terima kasih dokter Susy, terima kasih dr Johan.
Baru tau tentang OSA, alhamdulillah bisa segera diatasi ya Bunda Nouf. Peluk hangat buat Azzam, semoga sehat selalu yaaa anak pintar!
Mbaaa ndak bisa bayangin deh pas Azzam megap-megap :( Syukur Azzam sekarang udah sehat ya!
deg-degan banget baca ini. alhamdulillah udah sembuh yaa azzam.
Duh kebayang itu saat Azzam gelagapan :( pasti tersiksa sekali ya. Syukur Alhamdulillah sekarang Azzam sudah dioperasi dan tidurnya jadi lebih nyaman. Sehat terus Azzam!
baru tau tentang penyakit ini. Azzam, semoga sehat terus ya sayang. Alhamdulilah sekarang yang mengganggu tidurmu sudah diangkat ya nak. Mama Azzam terima kasih sudah sharing hal ini, kita para ortu jadi punya pengetahuan baru :)