Baby K'tan: Nyaman tanpa Lilitan

Kalau jaman ibu nenek kita dulu, menggendong bayi biasanya dibantu dengan kain jarik dengan motif batik atau motif khas daerah masing-masing. Tapi sekarang ini, gendongan bayi sudah banyak sekali jenisnya. Mulai dari sling, hip carrier, ssc sampai wrap.

Untuk sling, hip carrier, dan ssc mungkin memasangnya tidak terlalu sulit. Tapi untuk wrap, kalau untuk saya ini lebih sulit daripada menggunakan jarik.

Waktu hamil anak pertama, saya bercita-cita bisa menggendong dengan wrap ini, karena menurut review menggendong dengan wrap ini baik untuk bonding dengan anak, aman, dan tidak membuat pegal. Saya mendapatkan 2 kado wrap dari teman saya. Sebelum melahirkan, saya sudah pelajari berulang kali untuk cara mengikat dan menggendong bayinya. Tentu bayinya hanya menggunakan boneka, karena belum melahirkan. Praktek menggunakan boneka tentu berbeda dengan bayi asli yah. Ketika sudah melahirkan, akhirnya saya mencoba menggendong bayi dengan wrap ini. Wah, ternyata sulit. Dan anaknya sudah meraung-raung sebelum selesai dimasukkan ke dalam wrap. Akhirnya wrap ini tidak saya gunakan. Dan saya setia menggunakan jarik dan ssc.

Sampai setelah melahirkan anak kedua, sebenernya saya sudah kapok dengan gendongan jenis wrap ini karena menurut saya merepotkan. Lalu seorang teman yang sedang hamil dan mencari gendongan bertanya-tanya pada saya tentang baby k’tan. Saya sendiri pada awalnya berpikir, ah pasti sama saja dengan wrap yang biasa. Produk ini sebeneranya bukan produk baru juga. Namun namanya masih asing didengar oleh saya. Lalu saya berkunjung ke websitenya dan melihat cara pemakaiannya. Wah sepertinya nyaman dan tidak sulit. Akhirnya saya memutuskan untuk mencoba gendongan baby k’tan ini.

Ketika gendongannya datang, yang saya rasakan pertama bahannya. Bahan cotton yang halus, tidak panas dan tidak terlalu stretchy, tapi juga tidak sulit ketika memasukkan bayi kedalamnya. Saya coba untuk menggendong Fiyya (4bln, 6.8 kg). rasanya benar-benar nyaman. Tidak pegal sama sekali. Saya pun bisa beraktivitas dengan dua tangan. Lalu saya mencoba untuk menggendong Aisyah (21bulan, 11 kg) dan tetap nyaman. Si kakak yang biasanya tidak mau digendong dengan menggunakan gendongan pun betah kalau digendong dengan menggunakan baby k’tan.

Gendongan baby k’tan ini bisa dipakai untuk menggendong dengan gaya kangaroo, hug position, adventure position, hip position, explore position.

Kekurangan dari gendongan ini hanya karena ukuran saja. Gendongan ini mempunyai beberapa ukuran seperti layaknya baju. Sehingga jika suami berukuran badan yang jauh dengan kita, jadi tidak bisa sharing pakainya. Selain itu warnanya juga belum terlalu banyak variasinya.

Sekarang saya sudah menemukan gendongan favorit saya. Rasanya senang sekali. Bagaimana dengan urban Mama?