Masa-masa menyusui adalah salah satu masa terindah untuk para ibu. Proses mendapatkan ASI menurut saya tidak terbayar oleh nominal uang, tetapi dengan cinta kasih dan kesabaran.
Sedari hamil, saya sudah berencana untuk memerah ASI dengan teknik manual (marmet). Beberapa pertimbangannya adalah tidak harus repot sterilisasi banyak alat perah ASI, tidak perlu repot mencari stop kontak listrik untuk electric breastpump, serta jika memerah manual rasanya ASI yang keluar lebih banyak, bikin hati bahagia. Let-down reflex (LDR) lebih mudah, cepat dan hasil ASIPnya banyak.
Masa cuti berakhir, stok ASIP sebanyak 60 kantung ukuran 180ml pun sudah berbaris rapi di kulkas rumah. Bahkan sempat tidak muat, akhirnya kulkas kantor (yang notabene punya Pak Boss) ikut ambil andil (terimakasih Pak Boss!). Sampai suatu hari saya dapat kabar kalau listrik padam. Saat itu baru pertama kalinya terjadi sepanjang perjalanan saya memerah ASI. Panik, ya pasti. Terbawa pikiran sampai pekerjaan ikut semrawut. Untungnya listrik hanya padam selama dua jam. Stok ASI selamat semua, tetapi sudah cukup bikin pusing tujuh keliling.
Selang beberapa hari kemudian, dapat kabar lagi kalau listrik padam sedari pukul 10.00 pagi. Saya baru mendapat kabarnya saat pukul 12.00 siang. Oooohh tidak! Segera saya telepon pengaduan listrik, untuk menyakan apa yang terjadi dan butuh berapa lama proses perbaikan sampai listrik kembali menyala. Ternyata gardu utama rusak, dan petugas menjelaskan panjang lebar apanya yang rusak. Duh pusingnya, terbayang bagaimana nasibnya stok ASI sekulkas? Selesai mengadu, putar otak lagi. Cuaca buruk tidak memungkinkan ayah mertua saya keluar menyelamatkan ASIP itu, sampai terpikirlah untuk menelepon salah satu teman suami, minta bantuan. Alhamdulillah sang teman ada di rumah karena baru akan kerja shift malam. ASIP yang selamat hanya setengahnya saja freezer miliknya kecil, itupun sudah dititipkan ke tetangganya. Posisi sudah jam 16.00, sudah 6 jam padam.
Saya dan suami tidak tenang selama dalam perjalanan pulang. Untunglah perjalanan pulang saat itu tidak terlalu macet, padahal sore itu hujan yang sudah menjadi kebiasaan Jakarta akan macet total. Ternyata Tuhan memihak kami, jalanan lancar. Sesampainya di jalan komplek menuju rumah, memang benar gelap gulita, padamnya rata. Listrik masih belum menyala. Saya mampir ke beberapa mini market yang memakai genset, meminta kesudian mereka untuk dititipi ASIP di tempat ice cream. Tidak mudah menjelaskan kepada mereka, saya harus berbicara dengan kepala store yang notabene adalah pria bujang. Ada yang menolak, ada yang menerima. Akhirnya dapatlah dua mini market yang bersedia. Kami catat nomor teleponnya, dan segera kami menuju rumah untuk mengambil sisa ASIP yang akan dititipkan.
Saat itu sudah pukul 18.30, masih ada sekitar 30 kantong ASIP yang harus diselamatkan. Saya bergegas memasukkan ASIP ke container, di tengah redup lilin dan hujan. ASIP sudah ada yg mencair seperempat, ada yang masih beku. Rasanya jangan ditanya, hanya bisa menahan tangis. Akhirnya dua container siap dibawa. Saat baru saja naik ke motor, ternyata Criiiiiiing.... listrik pun kembali pun menyala!
Lega, bercampur kesal. Seperti dipermainkan perusahaan listrik. Setelah duduk sejenak berdoa dan menarik napas, langsung kami selamatkan sisa ASIP ke dalam kulkas kembali. ASIP yang sudah seperempat mencair saya pakai untuk esok hari. Pengalaman dan pelajaran yang luar biasa, menyelamatkan ASIP ini. Sejak kejadian itu, kami yang belum mempunyai genset di rumah mengantisipasi kejadian listrik padam tersebut dengan mengantongi nomor telepon mini market di seputaran rumah untuk sudi dititipkan ASIP. Saya tinggal telepon abang becak atau abang ojek langganan untuk menitipkan ASIP.
Namun memang, bagi urban mama dan papa yang berencana memberikan ASIP untuk si kecil, sebaiknya persiapkan juga semua peralatan penyimpanan ASIP. Siapkan kulkas atau freezer yang kapasitasnya cukup untuk menampung semua stok ASIP. Stok ASIP yang tersimpan rapi dan baik akan memudahkan pengasuh di rumah saat menyiapkan ASIP untuk diminum oleh si kecil. Siapkan pula genset di rumah untuk mengantisipasi kejadian listrik padam. Jadi setidaknya stok ASIP di kulkas atau freezer tetap selamat saat kejadian listrik padam, kita pun tidak perlu semrawut kebingungan menyelamatkan stok ASIP di rumah. Semoga sharing ini bermanfaat bagi urban mama dan papa yang berencana akan memberikan ASIP kepada si kecil.
Thanks ya Bunaghaw utk tipsnya... benar bgt, nggak cuma harus menyiapkan perlengkapan menyusui & breastpump aja, penyimpanan ASIP-nya pun harus baik2 dipersiapkan & diantisipasi. Kebayang pusingnyaaa itu menyelamatkan stok ASIP pas listrik padam.
Haii moms, thanks for sharing tips!
Kebetulan beberapa hari lalu aku baca posting di IG ttg tips nyimpan ASIP dikala mati listrik. Buat nambah2in nih:
1) Sedia ice gel / ice pack di freezer (minimal 4 buah atau sesuai dengan jumlah ASIP yang disimpan). Ice gel atau ice pack sangat membantu jaga asip tahan lama.
2) Sedia cooler box dengan extra ice pack/gel.Ini bisa sangat kepake jika listrik sering padam dalam waktu yang lama padahal sudah harus jadwal pumping. Jadi asi yang baru dipump ini ditaro dulu di cooler box ketika kulkas tak bisa berfungsi.
(tips dari @eleanor_latisha)
Lalu pernah denger juga dari saudaraku yang jualan eskrim, tipsnya jangan buka2 lemari kulkas kalau mati listrik. Setiap pintu kulkas terbuka- maka suhu dingin di dalamnya akan berkurang. Jika pintu lemari pendingin tidak dibuka, bahan makanan yang disimpan di dalamnya tetap dingin dan aman sampai beberapa jam.
Semoga tips ini juga bermanfaat ya moms :)
wah listrik padam memang musuh bebuyutannya para pejuang asip nih.. selama perjalanan ngasih ASIP ke kait juga aku sempet ngalamin listrik padam beberapa kali.. untungnya gak pernah lebih dari dua jam, tapi itu aja udah bikin panik setengah mati..
Penting banget yaa punya genset dan no telp mini market favorit itu. Makasih ya bunaghaw sharingnya!
Thanks for sharing Bundaghaw.. :)