Kegiatan Saya Bersama Keluarga Saat Nyepi 2018

Oleh Intan Rastini pada Senin, 19 Maret 2018
Seputar Our Stories
Kegiatan Saya Bersama Keluarga Saat Nyepi 2018

Banyak teman saya yang bertanya, "Apa sih, yang saya lakukan selama hari Nyepi?" Sebagai umat Hindu yang merayakan Tahun Baru Caka dengan menyepi, saya dengan senang hati akan menceritakan apa saja yang saya lakukan selama hari Nyepi. Untuk memuaskan beberapa teman saya yang bertanya-tanya dan mungkin juga para Urban Mama dan Papa sekalian yang penasaran... Berikut ini saya ingin berbagi aktivitas apa saja yang saya lakukan bersama keluarga di rumah.

Hari Raya Nyepi tahun 2018 ini jatuh pada hari Sabtu, 17 Maret 2018. Sedangkan Tahun Baru Caka yang dirayakan adalah Caka Warsa 1940. Pada Nyepi kali ini anak-anak saya, Kalki sudah berusia 4 tahun dan Kavin, adiknya berusia 2 tahun. Mereka ikut juga merayakan Nyepi dengan diberi sedikit pengertian sehari sebelumnya bahwa pada hari Sabtu nanti kita akan merayakan Nyepi. Pada hari itu kita harus tenang, tidak boleh berbicara keras atau berteriak-teriak, tidak boleh nonton televisi karena itu siaran televisi tidak ada, tidak boleh bepergian, dan tidak boleh menyalakan lampu saat petang.

Kalki bahkan sempat saya tawari untuk puasa. Saya beri tahu kepada Kalki bahwa puasa itu tidak makan dan tidak minum selama seharian. Saat tahu mengenai puasa, Kalki pun menjawab mau. Tapi ternyata Papa tidak mengizinkan Kalki puasa dulu karena masih kecil. Akhirnya hanya mamanya saja yang puasa. Ya, selama hari Nyepi umat Hindu melakukan brata atau puasa. Puasa yang dilakukan bukan hanya puasa makan dan minum, tapi juga “catur brata penyepian” yang terdiri dari empat pantangan. Pertama tidak menyalakan api, kedua tidak bekerja, ketiga tidak keluar rumah atau bepergian, dan terakhir, tidak bersenang-senang menikmati hiburan atau berpesta.

Karena tidak boleh menyalakan api jadi kami tidak memasak dan tidak menyalakan lampu. Ibu mertua saya memasakkan banyak tipat dan kami pun sudah siap menyetok pepes ikan nila dan telur rebus untuk makan anak-anak. Sedangkan air panas sudah dimasak di panci besar untuk mandi anak-anak saat pagi-pagi buta sebelum matahari terbit. Serta tidak lupa air panas untuk minum dimasukkan ke vacuum flask untuk membuat susu anak. Saya mulai puasa pukul 06.00 pagi. Sebelumnya saya bangun pukul 04.00 untuk membuat air madu hangat dan minum air putih untuk tambah stamina saat mulai puasa. Selanjutnya saya puasa selama 24 jam sampai pukul 06.00 pagi berikutnya yaitu Minggu, 18 Maret 2018.

Pagi hari di Hari Nyepi, yang saya lakukan pertama kali adalah latihan yoga Surya Namaskara, lalu diikuti dengan berlatih pose-pose yoga lainnya yang membantu saya mengurangi nyeri saat haid mengikuti petunjuk di buku yoga. Saya melakukan sesi yoga sekitar 1 jam. Lalu memberi anak-anak sarapan dan memandikan mereka. Setelah selesai, anak-anak bermain-main dengan papanya dan saya pun bisa menikmati luluran lalu mandi. Setelah mandi, saya juga melakukan massage badan dengan minyak esensial dan body lotion. Selanjutnya saya melipat pakaian yang sudah kering dijemur. Selesai melipat pakaian, saya membaca buku parenting sampai siang hari dan saya akhirnya pergi tidur siang. Sedangkan anak-anak diberi makan oleh papanya lalu mereka juga ikut tidur siang.

Kira-kira pukul 3 sore saya bangun dan melakukan latihan untuk membuat perut kuat dan rata. Saya juga minta tolong suami untuk memotret pose-pose latihan untuk ditulis artikelnya. Kurang lebih sesi latihan dan sesi pemotretan itu berlangsung selama 1 jam, lalu saya istirahat sambil menemani Kalki yang sudah bangun tidur siang dengan aktivitas mewarnai. Setelah itu saya mandi. Saat Kavin sudah bangun, saya membuatkan susu untuk Kalki dan Kavin lalu bersiap-siap memandikan mereka. Setelah mandi, baru deh memberi makan mereka dengan nasi dan pepes ikan. Setelah selesai makan saya menyikati gigi mereka berdua sebelum keburu gelap.

Urusan anak-anak sudah selesai, mereka pun bebas bermain mobil-mobilan atau menggambar, sedangkan saya membaca buku parenting lagi dan membahasnya bersama suami. Hari mulai gelap saat pukul 18.30 WITA dan saya pun meski puasa bergegas untuk menggosok gigi dan ke kamar mandi. Lalu aktivitas dilanjutkan dengan mengobrol-ngobrol dengan suami dan bercengkrama dengan anak-anak di kamar tidur dalam kondisi gelap. Kami terus ngobrol sampai anak-anak tertidur dan kami berdua pun pergi tidur.

Keesokan harinya saya bangun pukul 04.00 pagi untuk memasak sarapan dan menu untuk saya makan selesai puasa Nyepi. Saya memasak mie goreng, omelet telur dan mie, kolak kacang hijau dan pisang, lalapan timun serta bumbu rujak buat timunnya, sedangkan telur rebus masih sisa dari hari kemarin. Ini menjadi menu berbuka puasa saya, ditambah dengan segelas susu.

Selama Nyepi, kakak Kalki yang sudah lebih mengerti masih saja berteriak-teriak antusias saat bermain, juga berseru-seru sambil bernyanyi padahal sudah sering diingatkan oleh papa dan mama bahwa ini hari Nyepi. Kakak Kalki juga tak jarang masih senang menggoda adik Kavin yang sedang anteng nonton video di smartphone sehingga adik jadi menjerit tidak suka. Yah, mengondisikan anak-anak balita supaya tenang selama Nyepi memang perlu upaya ekstra karena anak-anak masih belum paham apa makna dari menjaga ketenangan di hari sakral ini. Kami pun juga harus jaga kesabaran supaya tidak marah-marah dan ikut berteriak kepada anak kami. Susahnya cuma membuat anak-anak supaya tidak ribut saja, tapi mereka mau kok tidak main keluar dan tidak menangis karena tidak bisa nonton televisi.

Sebagian besar kegiatan Nyepi saya selama bertahun-tahun berkisar di seputar membaca buku, entah itu buku spiritual, ilmu pengetahuan atau bahkan fiksi. Di Hari Nyepi pula saya bisa melakukan yoga sepuasnya. Sisanya saya bisa berkontemplasi, memikirkan rencana saya ke depan, apa yang ingin saya raih, apa yang ingin saya perbaiki dalam hidup saya untuk menjadi manusia yang lebih baik dan bermanfaat. Saya juga berdiskusi dengan suami tentang hidup yang sudah kami jalani dan apa rencana untuk keluarga kami. Itulah kegiatan saya selama Hari Raya Nyepi yang konon katanya hanya menyepi dan berdiam diri. Semoga terjawab sudah pertanyaan dari teman-teman dan terpuaskan rasa penasaran Urban Mama dan Papa, ya.

Semoga Tahun Baru Caka 1940 ini membawa kedamaian dan kesejahteraan bagi kita semua.

 

Kategori Terkait


Tag Terkait

8 Komentar
musdalifa anas
musdalifa anas March 20, 2018 2:32 pm

Selamat tahun bara Caka mama Intan, senang baca tulisannya. Semoga mama Intan dan keluarga sehat selalu.

Intan Rastini
Intan Rastini March 20, 2018 3:52 pm

Makasih mbak ucapan dan doanya :)
saya juga senang dapat feedback positif.

ninit yunita
ninit yunita March 20, 2018 10:06 am

seneng banget baca artikel ini... jadi menambah pengetahuan ttg nyepi. terima kasih intan untuk artikelnya :) bagus!

Intan Rastini
Intan Rastini March 20, 2018 1:02 pm

Wah makasih banyak mbak... ikut seneng juga karena pembaca mengapresiasi :)

Anisa Kharismawati
Anisa Kharismawati March 19, 2018 7:15 pm

Thanks for sharing mbaak, luar biasa saat puasa tapi masih kuat yoga mbaak:)

Intan Rastini
Intan Rastini March 20, 2018 9:08 am

Yoga itu olahraga ringan kok mbak. Emang kalau pilih yoga yang banyak pose berdirinya bisa bikin pening. Saya pilih-pilih supaya banyakan melakukan pose duduk di matras ;)
You're welcome...

Eka Gobel
Eka Gobel March 19, 2018 5:43 pm

Makasih Intan infonya! Membuka wawasan banget! Selamat Tahun Baru Caka, damai dan sejahtera untuk kita bersama

Intan Rastini
Intan Rastini March 20, 2018 9:06 am

Iya sama-sama, mbak. Senang tulisannya bermanfaat

 

Artikel Terbaru
Senin, 09 November 2020 (By Expert)

Mengenal Lebih Dekat Rahasia Manfaat BPJS Sebagai Asuransi Proteksi Kita

Jumat, 25 Desember 2020

6 Keuntungan Tidak Punya Pohon Natal di Rumah

Kamis, 24 Desember 2020

Rahasia kecantikan Alami dari THE FACE SHOP YEHWADAM REVITALIZING

Rabu, 23 Desember 2020

Lentera Lyshus

Selasa, 22 Desember 2020

Different Story in Every Parenting Style

Senin, 21 Desember 2020

Menurut Kamu, Bagaimana?

Jumat, 18 Desember 2020

Santa's Belt Macarons

Selasa, 15 Desember 2020

Christmas Tree Brownies