Ketika Waktunya Telah Tiba

Oleh amnah atisah pada Selasa, 25 Mei 2010
Seputar Our Stories

Saya tersenyum bangga ketika leher Raihan sudah bisa tegak.
Saya melompat kegirangan ketika Raihan bisa tengkurap.
Saya bertepuk tangan ketika lihat  Raihan bisa duduk.
Saya tertawa-tawa ketika Raihan bisa merangkak,
Saya menari gembira ketika Raihan bisa berjalan.

Semuanya penuh dengan suka cita, tetapi ketika Raihan masuk tahap menyapih, saya menyambut dengan linangan air mata. Ternyata tidak mudah menjalaninya. Saya sering membaca pengalaman ibu-ibu menyapih anaknya. Belajar dari sana, akhirnya saya memutuskan bahwa saya akan membiarkan Raihan menyapih dirinya sendiri, meskipun telah lewat dua tahun. Selama dia masih mau menyusui, saya akan memberikannya. Biarpun sudah sering “diledek” oleh tante-tantenya, saya tidak akan menanggapi. Pasti akan ada masanya dia berhenti.

Masuk usia 23 bulan, gigi geraham bawah Raihan tumbuh, jadi sekarang sudah lengkap, geraham atas dan bawah. Ketika itu, tiba-tiba saja menyusui tidak lagi menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi saya

Kemunculan geraham bawah inilah yang merubah segala rencana. Dari awal Raihan tumbuh gigi sampai muncul geraham atas, alhmdulillah sama sekali tidak ada masalah. Saat Raihan menyusui, tidak ada acara menggigit, hanya sesekali saat Raihan sedang iseng. Tapi begitu mata saya “bicara”, dia pasti akan berhenti. Tapi tidak begitu halnya ketika si geraham bawah ini muncul.

Setiap mau menyusui, kami  berdua bernegosiasi dulu. "Raihan boleh nenen, tapi jangan digigit yah,"  kata saya  dan dia mengangguk tanda setuju. Tapi mungkin ini refleks, di luar kemauan dia, karena tidak berapa lama pasti dia gigit lagi. Perihnya minta ampun deh. Ibu saya mengusulkan untuk memberi “ramuan” yang pahit-pahit untuk ditempelkan di payudara agar Raihan tidak mau menyusui lagi. Tapi saya menolak. Saya tidak tega. Dua tahun yang lalu, saya menangis karena Raihan belum tau cara menyusui yang benar dan selama dua tahun kami menikmati momen menakjubkan berdua, masa harus diakhiri dengan cara seperti itu.

Suatu malam saat Raihan sedang menyusui dan lagi-lagi dia menggigit, saya menangis tersedu karena sangat sakit. Raihan melihat saya menangis. Dia menatap lekat mata saya. Lama kami saling bertatapan dan tiba-tiba dia berhenti menyusui. Akhirnya malam itu menjadi malam pertama yang dia lewatkan tanpa menyusui. Dia sempat terbangun dua kali, saya beri air putih dan alhamdulillah dia mau.

Malam berikutnya, Raihan juga terbangun, minta minum. Saya berikan susu UHT dan air putih. Malam kedua sukses terlewati lagi. Saat jam makan siang kantor, saya pulang ke rumah dan biasanya begitu melihat saya, dia langsung menarik tangan saya, minta untuk disusui. Tapi hari itu dia sudah tidak melakukannya lagi. Raihan hanya minta ditemani nonton sambil ditepuk-tepuk pantatnya atau di usap-usap kepalanya.

Malam ketiga, Raihan terbangun, saya beri susu UHT dan air putih, dia menolak sambil akhirnya Raihan menangis. “Pertahanan” saya hampir goyah. Rasanya saat itu saya ingin kembali menyusuinya. Tapi saya pikir, kalau saya pertahanan saya goyah, artinya proses menyapih ini harus dimulai dari nol lagi. Setelah beberapa saat, Raihan akhirnya berhenti menangis kemudian tertidur dengan sendirinya.

Sampai sekarang, ternyata raihan sukses menyapih dirinya sendiri. Beberapa kali dia bilang, “Nenen Mama,” tapi begitu saya bilang tidak sambil geleng kepala, dia tidak minta lagi Perasaan saya campur aduk, sedih  sudah pasti, sedih membayangkan bahwa sekarang tidak ada lagi “nenen time”, momen menakjubkan yang sekaligus membanggakan buat saya sebagai seorang ibu.

Terkadang kalau dia terlelap, saya perhatikan wajahnya  setelah hampir dua tahun menjalani proses ini, rasanya tidak percaya bahwa pada akhirnya “waktu” kami telah selesai dan kami benar-benar harus berpisah sekarang. Tetapi walaupun sedih, saya bersyukur karena perpisahan kami dilakukan dengan cara yang indah.

Kategori Terkait


Tag Terkait

42 Komentar
Siti Rahma Utami November 6, 2013 4:23 pm

akhirnya punya account di urban mama cuma buat cari tau tentang weaning. masih empat bulan lagi, tapi kok udha sedih banget ya... :(

saptaningsih ahmad
saptaningsih ahmad July 15, 2013 3:54 pm

aiihhh..jadi nangis sore-sore begini..batal ga yaaa puasanya ;p

NineLuthansa
NineLuthansa January 21, 2013 9:07 pm

Huhuhu... *ambil tissue* Jadi pengen punya baby lagi biar bisa menikmati moment 'romantis' berdua sama si baby :) Breastfeeding is the most precious moment as a mom :)

iyu
iyu June 18, 2012 9:58 am

ga nyangka kalo self weaning akan begitu rasanya T_T
semoga nanti lycka pun bisa, dan semoga rasanya akan tumbuh menjadi lebih membesarkan cinta kita
uaahh mewek beneran pagi-pagi.
TFS bunda amnah dan raihan *peluk cium untuk kalian*

babybenz
babybenz May 29, 2010 4:03 am

Aduh sedih banget bacanya, sampe berkaca-kaca...

 

Artikel Terbaru
Senin, 09 November 2020 (By Expert)

Mengenal Lebih Dekat Rahasia Manfaat BPJS Sebagai Asuransi Proteksi Kita

Jumat, 25 Desember 2020

6 Keuntungan Tidak Punya Pohon Natal di Rumah

Kamis, 24 Desember 2020

Rahasia kecantikan Alami dari THE FACE SHOP YEHWADAM REVITALIZING

Rabu, 23 Desember 2020

Lentera Lyshus

Selasa, 22 Desember 2020

Different Story in Every Parenting Style

Senin, 21 Desember 2020

Menurut Kamu, Bagaimana?

Jumat, 18 Desember 2020

Santa's Belt Macarons

Selasa, 15 Desember 2020

Christmas Tree Brownies