Main ke Kampung Batu Malakasari

Beberapa waktu lalu, saya dan Anipchan diajak wisata bersama teman arisan neneknya Anipchan. Seru! Sebenarnya yang bikin tambah "Wow" itu karena saya baru tahu ada tempat wisata alam oke di seputaran Baleendah, Bandung. Memang saya jarang sekali ke daerah sana karena agak jauh dari rumah.

Kawasan wisata satu ini namanya Kampung Batu Malakasari. Lokasinya di Jalan Raya Banjaran (Rencong) Desa Malakasari, Kecamatan Baleendah. Sekitar 6 km dari pintu tol Buah Batu atau 7 km kalau lewat tol Mochamad Toha. Untuk mencapai tempat ini dari jalan raya Baleendah, kita harus lewat pemukiman penduduk dulu. Jadi memang agak tersembunyi.

Tapi... begitu masuk pintu gerbang Kampung Batu, rasanya seperti bukan di Bandung! Di pintu gerbang kita sudah langsung disambut gunungan batu nan elok, dengan satu-dua kandang rusa totol di kiri kanan jalan. Menurut pegawainya, dulu tempat wisata ini adalah bekas lokasi penambangan batu yang terbengkalai. Lalu penambangan itu di beli oleh Ir. H. Waryo, peternak ayam yang tinggal di Pangalengan. Setelah itu, penambangan tersebut direklamasi dengan melibatkan seorang ahli Geofisika bernama Ir. Bambang Sutedja. Kampung Batu pun diubah jadi kawasan wisata alam yang kental nuansa edukasi.

Secara geologi, kawasan seluas 50.000 meter persegi ini merupakan gunung lipatan yang menyimpan bongkah batuan Metamorfik di dalamnya. Reklamasi yang dilakukan mengubah bekas galian tambang menjadi formasi geologi dengan danau yang unik. Ditambah rumah adat Sunda di sisi kiri, pantas rasanya kalau kawasan ini dinamai Kawasan Rumah Adat dan Budaya Sunda Kampung Batu Malakasari (KBM).

Dari tempat parkir ke kawasan wisata kita diajak menikmati jajaran bukit batu putih nan anggun. Lepas dari bukit batu, baru tampak barisan sasaungan di kanan jalan dan danau di sisi kiri. Sangat cantik! Turun dari mobil, saya dan rombongan langsung menyerbu saung-saung untuk mengisi perut yang kelaparan sejak tadi. Ayam bakar madu, pepes ikan peda plus dawegan dijamin pas untuk buat suasana alam sejuk Kampung Batu.

Baru makan sedikit, Anipchan sudah merengek minta jalan-jalan ke ujung area makan. Ada apa di sana? Ternyata tepat di belakang area makan ada waterpark yang cukup besar! Namanya Tekno Waterpark. Seperti waterpark lain, di sini juga ada air tumpah, waterboom, kolam air hangat dan kayanya masih akan dibangun kolam arus dan beberapa kolam lain di sisinya.

image credit: blog kampung batu

Pantas saja Anipchan tidak sabar ingin berenang, airnya menggoda sekali. Sayang kamar mandinya belum selesai, jadi antara laki-laki dan perempuan masih bergabung. Air mandinya juga agak kuning, mungkin karena dekat area sawah. Tapi secara umum saya sih senang sekali main ke sini. Selesai berenang, kami sudah ditunggu para  ibu yang mau berangkat lagi ke Bandung. Rencana naik perahu di danau pun gagal karena waktunya sempit, dan tukang perahunya sudah pulang. Katanya kalo mau naik perahu harus sebelum pukul tiga.

Tapi saat Anipchan tahu sudah mau pulang, ia malah buru-buru ke kios camilan! Masih betah kayaknya, saya saja masih betah kok. Sambil menemani Anipchan belanja, saya sempatkan melihat-lihat seputaran Kampung Batu, sambil bertanya-tanya sedikit pada penjaganya. Katanya di Kampung Batu sering ada kunjungan dari anak sekolah. Nanti di sini mereka diajak menanam sayur, memerah susu sapi,  memandikan kerbau, menangkap ikan, naik perahu di danau, outbound, dan masih banyak lagi. Jadi ingin mengajak Anipchan ke sini lagi kapan-kapan.

Berikut foto-foto saya waktu main ke sana: