Sebagai ibu rumah tangga, saya memiliki beberapa peran. Bukan hanya merawat dan mendidik anak, tetapi juga ada tugas negara lain yang tak kalah penting yaitu menjadi menteri keuangan keluarga.
Semenjak memutuskan resign dan fokus untuk di rumah, praktis suami adalah pencari nafkah utama. Perbedan kondisi keuangan pasca berhenti bekerja menjadi tantangan tersendiri untuk saya pribadi.
Urban Mama yang pernah bekerja sebelumnya lalu resign, pernah merasakan gak sih rasanya beda punya uang sendiri dan tidak lagi? Jujur, saya merasakan perbedaannya, terbiasa punya uang sendiri membuat saya jarang komunikasi keuangan dengan suami. Nah, ketika saya berhenti bekerja, ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Saya merasakan transisi kurang nyaman, namun ada rasa segan dan tabu untuk diskusi, karena yang namanya masalah uang selalu sensitif. Namun ujungnya adalah saya pusing sendiri mengatur keuangan ketika terjadi defisit, padahal saya juga sedang merintis usaha kecil-kecilan sedangkan suami ya anteng-anteng saja karena sayanya diam.
Akhirnya demi kebaikan bersama, saya mencoba mengajak suami diskusi. Karena saya menyadari suami ini tipe laki-laki yang mainnya logika banget. Daripada merajuk atau hanya sekedar meminta tanpa penjelasan, saya memilih untuk mempersiapkan tabel pengeluaran di Excel. Dalam tabel ini saya tulis rincian beberapa highlight, seperti budget rencana keluarga yang ingin dicapai (dana darurat, pendidikan anak, tabungan pensiun), laporan keuangan usaha saya, rincian pengeluaran keluarga, serta pengeluaran individu masing-masing anggota keluarga. Setelah selesai, barulah saya ajak suami untuk ngobrol termasuk kendala yang saya hadapi.
(Gambar: www.pexels.com)
Alhamdulillah dari hasil diskusi, kami menemukan akar permasalahannya dan bisa mencari solusinya. Kami juga saling terbuka dan mengevaluasi kontrol keuangan masing-masing. Yang lucu dan mengejutkan adalah ternyata selama ini suami menyadari di tanggal tanggal tertentu perubahan mimik muka saya, namun karena saya nggak bilang, suami pikir karena saya PMS saja.
Setelah diskusi bersama-sama, suami pun malah senang karena jadi paham selama ini nafkah yang beliau beri 'larinya' ke mana. Lalu di bulan selanjutnya, diskusi masalah keuangan menjadi hal yang mudah untuk dikomunikasikan, dan neraca keuangan keluarga pun tetap dapat kami kontrol dengan baik.
Menurut saya, sebagai seorang istri -baik berkarir di luar rumah ataupun di rumah- penting bagi kita para Urban Mama untuk berani diskusi masalah keuangan dengan pasangan. Sebelum memulai diskusi, catatan pengeluaran dan pemasukan lebih baik dibuat rinci dan terstruktur. Karena perencanaan keuangan yang jelas akan membantu kita menjalani rumah tangga itu sendiri, lebih terbuka dan lebih tenang dalam menjalaninya, sehingga menciptakan suasana rumah yang nyaman tanpa harus ada adegan keributan karena masalah finansial.
Kalau Urban Mama lainnya, bagaimana sih perencanaan keuangan keluarganya? Sharing yuk!