Membentuk Karakter Melalui Taekwondo

Sudah 3,5 tahun Raka berlatih taekwondo, tepatnya sejak usia 4 tahun. Berlatih taekwondo adalah keinginannya sendiri, maklum dulu cita-citanya mau jadi tentara. Sejak masih duduk di bangku pra TK Raka memaksa ikut trial, yah walaupun akhirnya ditolak sih. Bayangkan saja, paling kecil tapi paling semangat. Begitu masuk tempat latihan, Raka langsung loncat dan teriak "MANA PENJAHATNYA?!" Saya masih menyimpan foto Raka ketika trial dulu.

Raka termasuk rajin berlatih, selama 3,5 tahun ini Raka sudah berkali-kali ganti sabuk. Saat ini Raka memakai sabuk merah-biru dan ia bangga sekali.

Selama ini Raka mendapatkan banyak manfaat dengan berlatih taekwondo, misalnya kepercayaan dirinya meningkat, belajar disiplin, berolahraga, membiasakan konsisten, dan punya target. Pada awalnya saya sempat ragu memasukkan Raka ke klub taekwondo atau seni bela diri lainnya dengan alasan takut menjadi agresif dan violent. Ternyata justru kebalikannya, karena di klub Taekwondo dan seni bela diri pada umumnya mengajarkan perdamaian (mirip dengan Kung Fu Panda), mengajarkan hormat pada senior di mana kultur global mulai mengikis sikap hormat pada senior ini.  Dengan berlatih taekwondo, Raka mengetahui kekuatan dan kemampuannya sehingga ia berhati-hati ketika menggunakannya, terutama ketika bermain dengan adiknya. Tendangannya kuat, sepertinya Raka punya spesialisasi knocked out kick karena beberapa lawannya dijatuhkan dengan tendangannya. Raka juga sudah bisa mematahkan board dengan tangan kosong (yang belakangan saya ketahui berupa styrofoam tebal) .

Ini saya cuplik student oath yang saya (baru) dengar:

• I shall observe the tenets of Taekwondo.


• I shall respect the instructors and seniors.


• I shall never misuse Taekwondo.


• I shall stand for freedom and justice.


• I shall build a more peaceful world.

Minggu lalu, Raka baru saja berkompetisi speed kicking dan kyorugi (sparring) dengan sekolah-sekolah lain di Jakarta. Raka juara 2 di kelas sabuk merah-biru. Menarik sekali menemani Raka bertanding. Kelihatan Raka ini pejuang yang emosional hahaha... suka lupa defense, jadi mamahnya yang teriak-teriak "Defense kak! Use your hands!" belum lagi pelatihnya yang memberikan input "You have longer legs, use both legs. Follow one kick with another." Jadi ketika di final, walaupun lawannya jatuh berkali-kali karena kena tendangan, Raka kalah tipis di poin. Dan karena ia pejuang emosional yang tidak kenal menyerah, sampai rumah terus latihan tendangan dua kaki termasuk jump turning kick atau entah apalah namanya.

Ini ada 3 foto yang saya ambil kemarin.

1) Raka di semi final, mengenakan rompi biru dan helm putih.

2) Raka di final, mengenakan rompi dan helm merah

Dan ini Raka di podium, juara 2. Wajahnya agak menyesal begitu ya, padahal mamahnya sudah sangat bangga loh.

Ada teman yang bertanya pada saya, apa kiatnya supaya Raka konsisten berlatih. Yah memang namanya manusia, kadang bersemangat kadang tidak. Klub yang bagus memang membantu anak tetap termotivasi, apalagi bila bersama teman-teman sepermainannya. Salah satu yang bisa saya lakukan mengingatkan kembali target black belt-nya dan mengatakan "black belt is a white belt that never quit". Ah ternyata banyak sekali ya manfaat berlatih Taekwondo. Mudah-mudah berjuang tetap menjadi karakter Raka hingga dewasa nanti.