Bulan Desember yang lalu, Chila dan Lea mendapat kesempatan untuk mengunjungi ayahnya yang bekerja di Papua sekaligus liburan natal dan tahun baru. Tujuan kami adalah kota Nabire - Papua Barat, di mana pamannya Chila juga bertugas sebagai anggota TNI disana. Kami berangkat malam hari pada tanggal 23 Desember lalu. Sejujurnya, perjalanan menuju Papua cukup sulit karena saya tidak ditemani oleh suami. Terlebih lagi kami harus transit pada pukul dua pagi dini hari di Makasar dan pukul enam pagi di Biak.
Sesampainya di Nabire, kami langsung sibuk dalam perayaan Natal. Senang sekali melihat anak-anak Papua di gereja, semua duduk rapi dan tertib selama kebaktian berlangsung. Ternyata perayaan Natal di Papua jauh lebih meriah dibandingkan di Jakarta. Di Jakarta, hiasan natal hanya terlihat di mal atau hotel. Namun tidak dengan di Nabire, hampir semua rumah penduduk yang saya lihat memiliki hiasan natal di depan rumahnya. Masing-masing membuat sendiri hiasan Natal DIY seperti pohon natal dari botol bekas, palungan bayi Yesus lengkap dengan dioramanya, serta halaman yang dikelilingi dengan lampu Natal yang berkelap-kelip. Cantik sekali!
Kota Nabire sendiri sedang membenahi diri untuk menjadi lokasi tujuan wisata di Papua. Terang saja, kota ini memiliki banyak pantai dan keindahan alam yang cantik sekali. Kalau dikelola dengan baik pasti akan mendatangkan banyak turis. Kami mengajak anak-anak pergi ke Pantai Gedo yang hanya membutuhkan waktu 20 menit dari kota. Pasir disini warnanya hitam dan halus. Senangnya lagi, pantainya dangkal sehingga anak-anak puas dan aman bermain dengan ombak.
Spot menarik lainnya di kota Nabire adalah Air Terjun Bihewa. Saya baca di sebuah portal berita bahwa air terjun ini baru saja ditemukan pada tahun 2016. Perjalanan menuju air terjun Bihewa memakan waktu sekitar dua jam dari kota. Namun tidak terasa lama karena kami asyik menikmati pemandangan, keluar-masuk dari satu kampung ke kampung lainnya. Sepanjang perjalanan, kami banyak menemui mama-mama Papua menggandeng anaknya sambil membawa noken di atas kepalanya. Mendekati air terjun, jalanan semakin sulit karena harus melewati tanjakan dan turunan curam. Menuju air terjun juga cukup sulit karena kami harus mendaki bukit yang terjal dan melewati pohon-pohon besar serta bebatuan yang licin. Perjalanan yang sulit dibayar dengan pemandangan air terjun yang indah dan air yang segar.
Agenda lainnya saat di Nabire adalah mencari whale shark yang terkenal banyak ditemukan di Teluk Cendrawasih. Selama tiga jam di kapal menuju Kwatisore, kami dihibur oleh sekawanan penyu, lumba-lumba, ikan pari dan berbagai jenis ikan lainnya. Sesampainya di resort, anak-anak langsung menceburkan diri ke air laut dan bermain pasir. Puas bermain pasir, kami kembali menuju ke tengah laut untuk mencari whale shark. Kami cukup beruntung karena whale shark yang kami cari langsung menampakkan dirinya setelah dipancing dengan ikan-ikan kecil. Mungkin juga ikan tersebut muncul karena anak-anak sibuk menyanyikan lagu Baby Shark. Kita dapat ikut menyelam dan berenang bersama si whale shark yang jinak ini, hanya saja perlu berhati-hati karena mulutnya yang sangat lebar. Selain itu kulitnya juga tajam jika salah mengusap kulitnya dari arah buntut ke kepala. Terlepas dari hal tersebut, whale shark ini sangat jinak. Lagi-lagi, beratnya perjalanan selama tiga jam di atas kapal dengan ombak yang cukup besar terbayar lunas dengan pengalaman luar biasa bermain bersama whale shark.
Usai berlibur di kota Nabire, kami pun pulang lewat Sorong karena ingin mampir ke Raja Ampat yang tersohor. Sejak Bapak Presiden Jokowi berfoto di dermaga salah satu resort dan berdiri di atas Bukit Piaynemo, Raja Ampat menjadi semakin terkenal. Kota Sorong menjadi pintu pembuka bagi turis yang ingin ke Raja Ampat. Bagi Urban mama-papa yang hendak ke Raja Ampat, bisa mencari tiket penerbangan ke Sorong. Dari Nabire, kami harus terbang kembali ke kota Jayapura, baru lanjut ke kota Sorong. Kami sampai di Sorong pukul 12 siang dan berkeliling di kota Sorong terlebih dahulu sambil menunggu jadwal keberangkatan kapal Bahari Express. Bahari Express berangkat dua kali setiap harinya, yaitu pada pukul sembilan pagi dan pukul dua siang. Terdapat empat pulau besar yang ada di Raja Ampat yaitu Pulau Waigeo, Pulau Batanta, Pulau Salawati, serta Pulau Misool.
Kami datang ke Pulau Waigeo yang lokasinya paling dekat, sekitar dua jam perjalanan dengan Bahari Express. Turun dari kapal, kami langsung disambut pelangi yang cantik sekali. Perjalanan menuju resort memang hanya 15 menit saja. Namun jalanannya cukup menantang karena masih berupa tanah. Turunan, tanjakan serta tikungan tajam cukup membuat mual. Di sisi sebelah kiri kita bisa melihat pantai dan laut lepas, sedangkan di sisi sebelah kanan seperti hutan dengan bukit pepohonan yang tinggi. Setibanya di resort, kami istirahat menikmati senja sambil memberi makan ikan yang ada di pinggir pantai. Keesokan harinya barulah kami menjelajahi gugusan pulau di Raja Ampat. Tempat wisata yang dapat dikunjungi di Waigeo antara lain:
- Piaynemo: mendaki ratusan anak tangga untuk melihat pemandangan gugusan pulau kecil tempat Bapak Presiden Jokowi mempromosikan Raja Ampat
- Telaga Bintang: sebuah telaga yang berbentuk bintang dan untuk menuju kesana harus mendaki karang yang curam dan terjal
- Arbore: kampung kecil yang memiliki pantai dengan banyak ikan kecil dan besar
- Yenbuba: sama seperti Arborek, yaitu kampung kecil yang cocok untuk snorkeling
- Pasir Timbul: gundukan pasir putih di tengah laut
- Pantai Friwen: pantai cantik untuk berjemur dan snorkeling
- Batu Pensil: batu karang yang berbentuk pensil di tengah laut
- Teluk kabuy: gugusan pulau-pulau kecil di lepas pantai
- Wayag: menikmati pemandangan gugusan pulau dengan mendaki bukit karang
Kami tidak mampir di Wayag dan Telaga Bintang serta tempat-tempat yang medannya sulit dicapai oleh anak-anak. Menurut saya, tempat yang kids friendly an anak-anak sangat senang dan semangat sekali, sampai tidak tega meminta mereka menyudahi acara berenang dan snorkeling. Papua memang benar-benar surga kecil yang Tuhan turunkan ke Indonesia.
Bagi Urban mama dan papa yang hendak berlibur ke Raja Ampat dan kota-kota lainnya di Papua, berikut beberapa tipsnya:
- Ingat selalu untuk membawa obat nyamuk oles.
- Usahakan anak-anak untuk selalu makan sebelum naik kapal atau main air agar tidak kembung.
- Bawa makanan cadangan seperti oatmeal atau roti serta camilan kesukaan anak-anak. Untuk berjaga-jaga saja jika makanan di resort ternyata pedas atau tidak cocok dengan lidah anak-anak. Di Raja Ampat cukup sulit menemukan kedai tempat makan.
- Sediakan pelampung life jacket dan alat snorkeling untuk anak-anak karena biasanya paket tur tidak menyediakan life jacket ukuran anak.
- Untuk masuk ke Raja Ampat, wisatawan diwajibkan membayar PIN retribusi sebesar Rp500.000 per orang, kecuali anak-anak dibawah 12 tahun.
- Bawa uang tunai secukupnya, karena di Raja Ampat tidak ada mesin ATM/EDC. Kalaupun ada, harus ke kota Waisai terlebih dahulu.
- Aliran listrik di Raja Ampat masih sangat terbatas, beberapa bahkan resort melarang pengunjung membawa hairdryer. Hemat-hemat listriknya ya, mama.
- Sinyal ponsel dan internet juga masih terbatas, hanya untuk satu provider ternama. Jika Urban mama punya informasi dari internet, sebaiknya screen capture saja terlebih dahulu saat di Sorong, agar sampai di Raja Ampat tetap bisa melihat informasi tersebut dari galeri foto.
- Gunakan tas anti air karena sangat membantu untuk membawa pakaian ganti, ponsel, dompet dan barang-barang penting lainnya agar tidak basah selama perjalanan menyusuri pantai dan pulau-pulau.
Chila dan Lea seru banget liburannya jauh eui... asiknyaaa...
Waa seru banget liburannya.
Pantainya bagus, pemandangan dan hewannya banyak banget! Beruntungnya bisa lihat whale shark :)
Makasih Mba Cindy.. iya senang banget bisa liat whale shark..
ya Allah beruntungnya mama Rebekka bisa bawa anak-anak liburan ke Papua, ke surga kecil yg selalu bikin speechless dengan segenap tempat wisata dan kekayaan alamnya. Beruntung banget bisa lihat whale shark juga ya mbak...duh asli ngiri tingkat tinggi baca artikel ini :(
Makasih Mba Imelda.. iya Papua bener2 bikin speechless yaa... Semoga mba Imelda bisa kesitu juga ya sama anak2.. amiin
Wah liburannya seru sekaliiii!!! Senang deh lihat foto-fotonya. Semoga nanti kami bisa liburan ke Papua juga.
Amin.. makasih Mba Ella