Menjaga Lingkungan Rumah Bebas Nyamuk

Oleh Gabriella F pada Jumat, 20 November 2015
Seputar Tips

Beberapa hari terakhir ini hujan mulai turun lagi. Lega ya rasanya, urban mama, setelah diterpa kemarau dan kekeringan yang panas dan panjang. Selama setengah tahun ini diterpa kemarau dan kekeringan yang panas dan panjang, senang sekali rasanya saat hujan kembali turun. Suasana sekitar rumah mulai terasa sejuk dan segar. Meski demikian, kita harus tetap waspada akan datangnya salah satu penyakit langganan di musim pancaroba (peralihan musim kemarau ke hujan) yakni bahaya demam berdarah dengue (DBD). Memang setelah hujan turun, mulai terasa banyak nyamuk di dalam rumah.

Iklim tropis Indonesia memang favourable bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak, sehingga hadirnya musim hujan di mana cuaca menjadi lebih lembap dan hangat perlu diwaspadai. DBD sendiri disebabkan oleh virus dengue yang tumbuh dalam saluran pencernaan nyamuk A. aegypti betina dan ditularkan lewat air liur nyamuk saat nyamuk betina menghisap darah manusia. Menurut CDC meskipun nyamuk A. aegypti biasanya menggigit di siang dan sore hari, dalam ruangan tertutup atau tempat rimbun hangat dan saat cuaca lembap hujan, namun penularan virus dengue lewat gigitan nyamuk betina tersebut dapat terjadi sepanjang tahun dan setiap waktu dalam sehari.

[caption id="attachment_112379" align="aligncenter" width="298" caption="(sumber: www.wikipedia.com)"][/caption]

Menurut WHO, sampai saat ini belum ditemukan pengobatan spesifik maupun vaksin untuk penyakit DBD, namun pencegahan awal dan perawatan medis yang tepat lebih efektif dalam menurunkan kejangkitan kasus DBD. Ternyata memang mencegah selalu lebih baik daripada mengobati.

Pencegahan DBD sangat bergantung pada usaha setiap orang dalam menjaga kebersihan dan kondisi lingkungan, termasuk urban mama-papa. Dan pencegahan terbaik selalu dimulai dari rumah. Berikut beberapa tips yang bisa urban mama-papa lakukan untuk mencegah nyamuk demam berdarah berkembang biak:


  • Selalu rutin menguras tempat penampungan air seperti bak mandi, tempayan, atau baskom. Untuk tempat penampungan air yang besar seperti tangki air dapat diberikan bubuk abate.

  • Menutup rapat tempat penampungan air, jangan ada selang, gayung atau benda apapun yang menggantung dan membuat penutupnya terbuka.

  • Genangan air tenang/tidak mengalir adalah tempat ideal untuk nyamuk bertelur dan tumbuhnya jentik (larva) nyamuk. Genangan air dalam vas bunga, pot tanaman, kolam, di bawah wastafel, di lantai kamar mandi, wadah-wadah bekas kosong, serta genangan tetesan air dari kulkas dan AC harus selalu dibuang dan dibersihkan agar tidak menjadi tempat tumbuhnya jentik nyamuk.

  • Mengubur atau membuang wadah-wadah bekas yang tidak terpakai agar tidak terisi genangan air hujan yang nantinya menjadi tempat ideal untuk nyamuk bertelur.


[caption id="attachment_112383" align="aligncenter" width="228" caption="Mengubur wadah-wadah dan ban bekas agar tidak menjadi sarang nyamuk (sumber: www.who.int)"][/caption]

  • Pastikan pula tidak ada air menggenang pada mainan outdoor anak-anak seperti kolam plastik, seluncuran, atau rumah-rumahan plastik. Selalu keringkan dan gantung/balikkan kolam plastik setelah dipakai bermain. Hal yang sama juga diterapkan pada ember dan baskom cucian di rumah.

  • Segera lipat semua cucian/jemuran setelah kering, jangan dibiarkan lama menggantung lembap karena nyamuk suka berkumpul di celah-celah yang hangat dan lembap.

  • Rutin kerja bakti bersama warga lingkungan sekitar untuk membersihkan tempat sampah di luar rumah, talang air, dan selokan agar tidak ada air yang menggenang. Pastikan pula selalu ada jadwal rutin untuk fogging (pengasapan) insektisida.

  • Sebelum beraktivitas di luar rumah, selalu ingat untuk mengoleskan obat anti nyamuk, minyak kayu putih atau minyak tawon pada kulit si kecil dan urban mama-papa.


Urban mama-papa dapat pula memasang kasa nyamuk dan kelambu, atau memasang ventilasi udara yang memiliki penyaring untuk mencegah nyamuk masuk ke rumah. Salah satu penyaring udara yang sempat saya lirik adalah produk terbaru air purifier SHARP, sekarang hadir mengombinasikan fungsi pembersih udara Plasmacluster dengan teknologi HEPA filter untuk menyaring debu dan fungsi mosquito catcher. Hmm, baru dengar kan tentang mosquito catcher ini?

Metode mosquito catcher ini dikembangkan dengan menelaah perilaku unik beberapa jenis serangga parasit (nyamuk Culex, Aedes, serta lalat) seperti kecenderungannya untuk hidup di tempat hangat, tertarik pada warna gelap, celah sempit, dan sinar ultraviolet. Agar nyamuk dapat mudah terperangkap, pada produk ini selain didesain berwarna gelap, memiliki celah sempit dan mengeluarkan sinar ultraviolet yang disukai nyamuk, juga dipasang fitur aliran udara berdaya hisap kuat dan diberi lembaran perekat untuk menangkap nyamuk yang terperangkap sehingga tidak berceceran di lantai. Karena menggunakan mekanisme yang bebas dari bahan kimia beracun, metode mosquito catcher FP-FM40Y ini teruji aman digunakan dalam ruangan dan aman bagi seluruh anggota keluarga terutama si kecil.

Better safe than sorry, menjaga lingkungan dan mencegah timbulnya penyakit terbukti lebih baik daripada mengobati. Dimulai dari rumah, dan dilakukan bersama-sama.

11 Komentar
Citra Tan February 13, 2016 12:15 am

Alatnya harganya berapa duit bunda ?

Iya nih uda mulai musim hujan jadi extra care ke anak

Marrisa yayuhu December 7, 2015 9:23 am

Maksh infonya,, btw mosquito catcher beli dimana yah...

Angie Renata
Angie Renata November 25, 2015 9:50 am

Waah, ini perlu banget nih mama Ella. Di rumahku banyaaak banget nyamuknya, mau cari ah mudah-mudahan di Bandung masih ada :D

Eka Gobel
Eka Gobel November 24, 2015 4:01 pm

Pas banget tipsnya nih ella. Sharp air purifiernya keren deh, mau cari ah. Tfsy a ella

May Sukmasari
May Sukmasari November 24, 2015 12:28 pm

Terima kasih tipsnya mama ella. Kemarin ada tetangga yg anaknya usia 5 tahun kena dbd. Jadi kami benar-benar harus beberes rumah dan mengecak halaman belakang.
Naksir sharp air purifier nya. Harganya berapa ya?