Menstruasi dan Fertilitas

Oleh dr. Riyana Kadarsari, SpOG pada Selasa, 10 Januari 2012
Seputar Expert Explains

Dear dokter Riyana,

Usia saya 26. Saya menikah hampir memasuki bulan ke delapan tetapi kami belum dikaruniai keturunan. Saya ingin bertanya:

1. Apakah siklus haid berpengaruh pada kesuburan? Karena selama ini siklus haid saya selalu 28 hari. Apakah siklus haid yang teratur berarti saya subur?
2. Suami pernah tes sperma sekitar 6 tahun yang lalu saat kuliah (setelah dites, bekerja selama 4 tahun sampai sekarang) dan hasilnya bagus. Apakah setelah 6 tahun ada perubahan struktur spermanya? Suami adalah perokok berat dan begadang setiap hari.

Pertanyaan dari hunbun.
---

Dear Mama Hunbun,
Pasangan disebut mengalami infertilitas jika setelah satu tahun menikah, senggama teratur tanpa kontrasepsi belum dikaruniai anak. Angka terjadinya kehamilan spontan setelah 1 tahun menikah sebesar 80%, jadi biasanya work-up untuk kasus infertilitas yang detil dikerjakan setelah setahun berhubungan pasutri namun belum terjadi kehamilan.

Infertilitas adalah masalah pasangan, jadi baik suami dan istri sama-sama berkontribusi.

Pada istri hal-hal yg dievaluasi (skrining) adalah: profil siklus haid, idealnya siklus yang berovulasi (menghasilkan sel telur) adalah 21-35 hari teratur, jika siklus teratur kemungkinan besar berovulasi (subur), perempuan hanya mengeluarkan 1 sel telur selama 24 jam saja tiap bulannya maka penting dievaluasi timing senggama. Idealnya adalah selang sehari setelah haid. Hal lain yang dievaluasi adalah penilaian kondisi alat reproduksi; adakah kelainan anatomi spt mioma, kista, polip dsb yang mungkin berkaitan dengan gangguan kesuburan, bagaimana kondisi indung telur adakah sel telur yang dominan, bentuk dan arah rahim.
Adakah infeksi pada panggul dan saluran reproduksi.

Dari pemeriksaan laboratorium dapat diperiksa profil hormon jika pasien mengalami gangguan haid, cek progesteron untuk menilai ovulasi, skrining infeksi. Pemeriksaan penunjang yang dapat dikerjakan adalah USG transvaginal, HSG (histerosalpingografi) untuk menilai sumbatan pada kedua tuba.

Semua hal di atas idealnya dilakukan setelah setahun belum terjadi kehamilan, sehingga program untuk kehamilan bisa lebih terarah.

Untuk pria dilakukan pemeriksaan analisa sperma. Analisa sperma hanya menilai kualitas sperma selama 3 bulan, jadi kalau cek sperma 6 tahun yang lalu jelas tidak bisa valid. Harus dievaluasi ulang.
Pada pemeriksaan ini dinilai jumlah sperma (normal > 20 jt/ml), gerakan (>50% bergerak cepat dan lambat), dan morfologi (normal >60%). Jika ada kelainan pada pemeriksaan, sebaiknya dikonsulkan pada andrologi dan urologi. Diperiksa lebih lanjut adakah kelainan anatomi seperti varises pada testis, sumbatan di saluran reproduksi, atau hormon.

Hal yang perlu diingat adalah usaha untuk menskrining infertilitas bukan bertujuan untuk mencari kambing hitam, tak jarang hubungan suami maupun istri menjadi terganggu manakala salah satu mengalami penyulit. Niatkan ini sebagai upaya ikhtiar untuk mendapatkan anak dan bersabar karena hak prerogatif yang menentukan tetaplah Yang Maha Kuasa.

Kategori Terkait


Tag Terkait

4 Komentar
ayu wijaya October 21, 2015 2:11 pm

Dear dr. Riyani

Saya sudah menikah 7 bulan dok. Sebelum menikah haid teratur siklus 28 hari. Setelah menikah siklus 28-30an. Bulan ke 3 pernikahan kami konsultasi ke dokter pas hari ke 2 haid trus diperiksa usg transvaginal kata dokter hasilnya folikel cukup banyak. Posisi rahim antefleksi dan diberikan profertil 5 + vit e. Setelah mengikuti saran tanggal dr dokter akhirnya bulan berikutnya mens lagi. Dan setiap habis berhub saya sering keputihan apakah ini ad pengaruhnya dengan fertilitas y dok. Kira2 ap masalahnya y dok dan apakah di usia pernikahan saya ini sudah bisa dilakukan tes prolaktin, fsh, lh dan cek sperma di rs hermina ciputat. Mohon infonya terima kasih

geena January 24, 2012 6:50 pm

Dokter...

ikutan nambah pertanyaannya.

aku sedang program untuk punya anak kedua, karena jaraknya dengan si sulung (13 tahun)sudah 'agak' jauh.
sudah 2 bulan ini kami (saya & suami) konsul ke dokter obgyne, dan sudah melakukan sperma tes (suami), pap smear & USG internal (saya), dan selama 2 bulan ini kami diberikan vitamin & suplemen (star Folat & Vit E : saya) & (Bioquinon : suami.
suami saya tidak merokok, tapi saya yang merokok.
Terakhir Dokternya menyarankan saya untuk tes darah (TORCH), lalu baru HSG, Apakah tes untuk TORCH itu sangat perlu dok ?, mengingat harganya lumayan menguras kocek.

Dokter,
apa ada second opinion yang harus kami lakukan ?, mengingat saya sangat ingin punya baby lagi.


Thanks A lot Dokter.....

dr. Riyana Kadarsari, SpOG
dr. Riyana Kadarsari, SpOG January 10, 2012 9:32 am

Pertama-tama yg dimaksud program disini kalau boleh tahu apa yg sdh dilakukan oleh dr obgin anda? Apakah ada terapi hormon yg diberikan?
Siklus haid yg normal 21-35 hari reguler tiap blnnya, walaupun siklus berubah biasanya utk program kehamilan, dr akan menilai apakah siklus ini berovulasi atau tidak. Beberapa penilaian ovulasi misalnya dgn dinilai usg folikel apakah ada yg siap berkembang, atau pemeriksaan kadar hormon progesteron. Jika ternyata siklusnya walau teratur tp tidak ovulasi maka dievaluasi sebabnya apa, adakah kenaikan atau penurunan berat badan drastis misalnya shg menyebabkan gangguan hormon, dan faktor-faktor lainnya. Berhubung anda sdh program, diskusikan dg dokter anda. Krn program utk pasangan infertil memang membutuhkan waktu dan kesabaran yg cukup tinggi.
Coba utk sederhananya; atur makan kurangi lemak, olahraga teratur minimal 3 kali seminggu lama 30 menit.. Mdh2an dgn exercise teratur siklus akan subur dg spontan

Mutia
Mutia January 10, 2012 8:47 am

Dokter, jadi mau ikutan nanya..
siklus saya normal 28 hari, paling telat 30 udah pasti haid. tapi setelah ikutan program dari Obgyn, jadwal jadi kacau. Pasti jadi 30-33 hari.

biasanya saya TP di hari ke 30, dan negatif. Makanya saya nunggu haid saya.

itu kenapa yah dokter?


^^ terimakasih