Mimpi Buruk Bernama Kolik

Oleh Astrid Lim pada Selasa, 28 September 2010
Seputar Tips

Saat awal menjadi orang tua baru adalah masa-masa tak terlupakan untuk kami. Bukan saja karena kehadiran seorang anggota keluarga baru mungil bernama Yofel, tapi juga karena kami sama-sama clueless tentang ilmu parenting.


Minggu-minggu pertama adalah yang terberat, karena Yofel tidak berhenti menangis dan menjerit-jerit. Setiap hari, Yofel bisa menangis lebih dari dua jam, terutama di malam hari. Tangisannya pun benar-benar memilukan, karena tidak bisa didiamkan meski kami sudah mencoba berbagai cara: disusui, digendong, dinyanyikan, bahkan didoakan!


Kami sempat mengira Yofel kehausan dan ASI saya tidak cukup, sampai akhirnya saya pompa terus karena penasaran berapa sih yang dia minum setiap hari. Bahkan, kami akhirnya top up dengan formula juga. Tapi ternyata Yofel tetap saja meraung-raung. Kadang kami sudah hampir hilang akal rasanya, dan benar-benar tidak berdaya. Apalagi kami tinggal di apartemen, yang artinya tangisan Yofel kedengaran sampai ke unit-unit di sekitar kami. Seorang tetangga pernah sampai mengetuk pintu kami karena merasa kasihan sekaligus terganggu dengan tangisan Yofel. Untuk mengajak Yofel jalan-jalan pun rasanya tidak tenang, karena khawatir dia akan mengamuk tiba-tiba di tempat umum. A truly nightmare for all of us.


Akhirnya, setelah browsing sana-sini, konsultasi dengan dokter, sampai mengikuti forum di TUM, kami mulai mendapat sedikit pencerahan, dan mengenal istilah baru: kolik.


Menurut wikipedia, kolik adalah kondisi di mana bayi yang sehat menangis terus-menerus tanpa ada penyebab pasti. Selama bertahun-tahun terjadi perdebatan di dunia medis tentang penyebab kolik. Yang paling umum adalah teori perut kembung/gastrointestinal. Penelitian juga menyebutkan, rata-rata 1 dari 5 bayi menderita kolik.


Ciri-ciri kolik:



  1. Menangis 3 jam sehari, selama 3 hari dalam seminggu, dan lebih dari 3 minggu berturut-turut (atau, dengan kata lain, menangis tanpa henti!), terutama di malam hari.

  2. Sering susah buang angin, sampai muka merah padam, sering gumoh bahkan sampai muntah, pencernaan tampak bermasalah.

  3. Perut kembung kalau ditekan, tidur juga gelisah.

  4. Kami mencoba segala cara untuk mengurangi penderitaan Yofel. Satu nasihat dari dokter adalah: Biarkan saja. Tidak ada cara untuk menghentikan atau menyembuhkan kolik. Yang bisa dilakukan adalah mengurangi rasa sakit bayi kita, dan yang penting, keep being sane! Ini hal-hal yang sudah kami coba dan cukup berhasil.

  5. Saat minyak telon sudah tidak memberi efek yang berarti, kami mencoba balsem bayi Transpulmin. Hasilnya, Yofel jadi lebih mudah buang angin dan tidak terlalu kesakitan lagi.

  6. Menggendong dengan posisi perut Yofel menghadap kita, jadi perutnya ditekan dengan dada kita. Saat tubuh Yofel mulai kuat, kami juga sering memangkunya dalam posisi tengkurap di atas paha.

  7. Membeli bouncer adalah salah satu investasi kami yang terbaik, karena pastinya menggendong terus menerus akan menyebabkan kami lelah. Yofel lebih tenang dalam posisi diayun-ayun, baik itu saat digendong atau saat ada di bouncer (apalagi yang bisa bergetar).

  8. Saat kesakitan, Yofel butuh pengalih perhatian, salah satunya dengan mengempeng. Karena PD sudah lecet parah, akhirnya saya memberi Yofel dot. Cukup berhasil menenangkan dia (dan untungnya, saat ini sudah tidak dipakai lagi, meski masih tetap mengisap jempol).

  9. Membawa jalan-jalan naik mobil juga cukup bisa menenangkan. Getaran mobil sepertinya bisa menenangkan Yofel.

  10. Mengganti botol susu dengan botol anti-colic ternyata cukup berpengaruh. Kembung cukup berkurang. Kami mencoba botol dr.browns, dan masih cocok sampai sekarang. Untuk yang memakai susu formula, disarankan menggantinya dengan susu formula Hypoallergen. Sedangkan untuk breastfeeding mamas, sebaiknya berdiet makanan pencetus kembung (kacang-kacangan dan produk susu sapi).

  11. Kami mencoba beberapa saran untuk penghilang rasa sakit, seperti gripe water dan obat kolik dari dokter. Tapi karena efeknya hanya sangat sebentar, kami berhenti memberikan obat-obatan untuk Yofel.

  12. Kalau sudah merasa frustrasi, cari orang untuk menggantikan kita. Saya dan suami sepakat untuk saling menggantikan jika salah seorang sudah merasa kurang "waras". Keluar dari rumah sejenak juga membantu, meski kadang ada rasa bersalah dalam hati. Kalau mempekerjakan babysitter atau pengasuh, harus benar-benar yang bisa dipercaya karena kesabaran akan sangat diuji.

  13. Sharing dengan teman yang sudah lebih berpengalaman, dan ikut forum seperti TUM (really, it helps to know that you're not the only one experiencing this, and your baby is not abnormal!)


Yang paling penting, ingat saja kalau "this too, shall pass". Meskipun awalnya tidak percaya, ternyata memang benar. Memasuki usia 6 bulan, Yofel sudah tidak kolik lagi, dan sekarang sangat aktif, ceria, dan menyenangkan.

Kategori Terkait


Tag Terkait

31 Komentar
hannabonita May 3, 2016 3:50 am

Good advice n tfs mom astrid..Ak sedang mengalami saat ini usia bayi 2 bulan pas masih ada 1 bulan lagi perjuangan semoga cepat usai masanya ya mom.Sedih rasanya liat anak nangis kejer..:'(

Mella November 24, 2015 2:17 pm

Ngacung juga nih sdg ngalamin baby yg kolik, umur 1 bulan. Ortu ngira asi sy kurang apa gmn smp dlm hati sakit hati jg tp diem, saking penasarannya bbrp hari tiap sore smp malem jerit2 akhirnya ke dokter utk memastikan, trnyata dokter bilang kolik. Ga dikasih obat apa2 cm disurut bbrp jenis pijat utk bayi dan disendawakan stlh nyusu dan utk sy disuruh stop dulu produk susu, yoghurt, kcg2an, termasuk susu mama soy* sy stop dl. Lumayan berkurang rewelnya walau ttp aja rewel dan nyusu kl lg rewel bentar2 bgt. Dan yg penting ga boleh ikut panik, krn bayinya bs ikut panik jg kt dokter. Smg mencerahkan hehe

Anita Rahmatia
Anita Rahmatia December 12, 2012 5:14 pm

Same here, Arham-ku usia 1mo, udah hampir 2 mingguan jg nangis heboh. tangan dan kakinya gerak kenceng bgt, badan meliuk2 blkg-samping kiri kanan, ntah itu di kasur atopun pas digendong. kalo nangis jerit2 kaya yg disuntik gt, muka meraaaahh bgt. tiap dinenenin cm bertahan ga sampe 5 kenyot, bis itu dilepehin sambil jerit2.

As new parents, aku dan suami jg kewalahan bgt. walopun tinggal di rumah ortu, tiap hari aku cm berdua Arham krn semua pd kerja. anehnya, kolik Arham kambuh antara pagi hingga sore, paaas bgt ga ada siapa2 di rumah :( ga jarang aku nenenin dia sambil nangis krn ga tega ngeliat dia kaya gt. bouncer pun cm menolong utk bbrp menit saja, stlh bosan, Arham nangis jerit2 lagi.

Akhirnya aku cobain saran temen aku buat ngebedong Arham dan alhamdulillah it helps walopun pas dibedongin harus agak struggle karena badannya berontak disertai tangisan maut >.<

Makasih buat sharingnya ya mba Astrid. Semoga smeuanya cpt berlalu :)

fitri
fitri April 4, 2012 11:34 am

Wow, aku baru tau mengenai kolik ini mamas, dulu anakku dari lahir s/d 2 bulan sering sekali nangis/rewel sampai satu rumah heboh dan berganti2an gendong. mungkin ya karena kolik ini yah, cm blm sampe konsultasi ke dokter. Alhamdulillah setelah usia 2 bln mulai anteng dan terkendali :)

Thanks for sharing yah mama yofel..

yani March 6, 2012 10:16 am

Waahh tfs ya mom yofel.
Aku skrg lg ngalamin nih, baby Kalyka 1mo sudah 1 minggu suka tiba2 jerit2 kesakitan & ga bisa ditenangin smp dia bisa sendawa ato buang angin. Trus kalo dah gitu mulutnya lgs sibuk kayak nyari2 nenen. Jd kepikiran mau kasi empeng aja tp dilema dg konsekuensinya bikin ketergantungan lalu ngerusak pertumbuhan gigi. kira2 empeng apa yg "aman" ya mom, any idea? Trus mau tny lg, bouncer apakah boleh dgunakan utk baby 1 mo? TIA yaa